MeTaLoYaL

tHe diFFErent isnt AlwaYz better But THE besT is always Different..

Sunday, August 24, 2025

SAHIH BUKHARI 5831 (6306) : PENGHULU ISTIGHFAR

Shahih Bukhari (صحيح البخاري) 
Hadis No. 5831



الدعوات
أفضل الاستغفار

حَدَّثَنَا أَبُو مَعْمَرٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَارِثِ حَدَّثَنَا الْحُسَيْنُ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ بُرَيْدَةَ قَالَ حَدَّثَنِي بُشَيْرُ بْنُ كَعْبٍ الْعَدَوِيُّ قَالَ حَدَّثَنِي شَدَّادُ بْنُ أَوْسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُ الِاسْتِغْفَارِ أَنْ تَقُولَ اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ قَالَ وَمَنْ قَالَهَا مِنْ النَّهَارِ مُوقِنًا بِهَا فَمَاتَ مِنْ يَوْمِهِ قَبْلَ أَنْ يُمْسِيَ فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ وَمَنْ قَالَهَا مِنْ اللَّيْلِ وَهُوَ مُوقِنٌ بِهَا فَمَاتَ قَبْلَ أَنْ يُصْبِحَ فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ

Kitab Do'a
Bab Istighfar paling utama

Telah menceritakan kepada kami Abu Ma'mar telah menceritakan kepada kami Abdul Warits telah menceritakan kepada kami Al Husain telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Buraidah dia berkata: telah menceritakan kepadaku Busyair bin Ka'b Al 'Adawi dia berkata: telah menceritakan kepadaku Syaddad bin Aus radhiallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam: "Sesungguhnya istighfar yang paling baik adalah: kamu mengucapkan: 'ALLAHUMMA ANTA RABBI LAA ILAAHA ILLA ANTA KHALAQTANI WA ANA 'ABDUKA WA ANA 'ALA 'AHDIKA WA WA'DIKA MASTATHA'TU A'UUDZU BIKA MIN SYARRI MAA SHANA'TU ABUU`U LAKA BIDZANBI WA ABUU`U LAKA BINI'MATIKA 'ALAYYA FAGHFIRLI FA INNAHU LAA YAGHFIRU ADZ DZUNUUBA ILLA ANTA (Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi selain Engkau. Engkau telah menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu. Aku menetapi perjanjian-Mu dan janji-Mu sesuai dengan kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatanku, aku mengakui dosaku kepada-Mu dan aku akui nikmat-Mu kepadaku, maka ampunilah aku. Sebab tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain-Mu) '." Beliau bersabda: 'Jika ia mengucapkan di waktu siang dengan penuh keyakinan lalu meninggal pada hari itu sebelum waktu sore, maka ia termasuk dari penghuni surga. Dan jika ia membacanya di waktu malam dengan penuh keyakinan lalu meninggal sebelum masuk waktu pagi, maka ia termasuk dari penghuni surga.'


كتاب الدعوات
Invocations

Chapter: Afdal Al-Istighfar
باب أَفْضَلِ الاِسْتِغْفَارِ

Narrated Shaddad bin Aus:

The Prophet (ﷺ) said "The most superior way of asking for forgiveness from Allah is: O Allah, You are my Lord, there is none worthy of worship except You. You have created me, and I am Your servant, and I am faithful to Your covenant and promise as much as I can. I seek refuge in You from the evil of what I have done. I acknowledge Your blessings upon me, and I admit my sins. So forgive me, for none forgives sins except You.
(Allahumma anta Rabbi la ilaha illa anta, Khalaqtani wa ana `Abduka, wa ana `ala `ahdika wa wa`dika mastata`tu, A`udhu bika min Sharri ma sana`tu, abu'u Laka bini`matika `alaiya, wa abu'u laka bidhanbi faghfir lee fa innahu la yaghfiru adhdhunuba illa anta) "
The Prophet (ﷺ) added. "If somebody recites it during the day with firm faith in it, and dies on the same day before the evening, he will be from the people of Paradise; and if somebody recites it at night with firm faith in it, and dies before the morning, he will be from the people of Paradise."

Reference : Sahih al-Bukhari 6306
In-book reference : Book 80, Hadith 3
USC-MSA web (English) reference : Vol. 8, Book 75, Hadith 318
(deprecated numbering scheme)


Shahih Bukhari (صحيح البخاري) 
Hadis No. 5848

الدعوات
ما يقول إذا أصبح


حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ حَدَّثَنَا حُسَيْنٌ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ بُرَيْدَةَ عَنْ بُشَيْرِ بْنِ كَعْبٍ عَنْ شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ سَيِّدُ الِاسْتِغْفَارِ اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ إِذَا قَالَ حِينَ يُمْسِي فَمَاتَ دَخَلَ الْجَنَّةَ أَوْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ وَإِذَا قَالَ حِينَ يُصْبِحُ فَمَاتَ مِنْ يَوْمِهِ مِثْلَهُ

Kitab Do'a
Bab Doa pagi hari


Telah menceritakan kepada kami Musaddad telah menceritakan kepada kami Yazid bin Zurai' telah menceritakan kepada kami Husain telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Buraidah dari Busyair bin Ka'b dari Syaddad bin Aus dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Sesungguhnya istighfar yang paling baik (sayyidul istighfar) adalah: jika seorang hamba mengucapkan: 'ALLAHUMMA ANTA RABBI LAA ILAAHA ILLA ANTA KHALAQTANI WA ANA 'ABDUKA WA ANA 'ALA 'AHDIKA WA WA'DIKA MASTATHA'TU A'UUDZU BIKA MIN SYARRI MAA SHANA'TU ABUU`U LAKA BIDZANBI WA ABUU`U LAKA BINI'MATIKA 'ALAYYA FAGHFIRLI FA INNAHU LAA YAGHFIRU ADZ DZUNUUBA ILLA ANTA A'UUDZU BI SYARRI MAA SHANA'TU (Ya Alläh, Engkaulah Tuhanku, tiada tuhan yang layak disembah selain Engkau. Engkau menciptakanku, dan aku adalah hamba-Mu. Aku berusaha semampu mungkin menunaikan janji dan ikrarku kepada-Mu. Aku berlindung kepada-Mu daripada keburukan yang telah aku lakukan. Aku mengakui nikmat-Mu ke atasku, dan aku mengakui dosa-dosaku. Maka ampunilah aku, kerana sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa selain Engkau.) '. Jika ia mengucapkan di waktu petang lalu meninggal, maka ia akan masuk syurga. Dan jika ia membacanya di waktu pagi lalu meninggal pada hari, maka ia mendapatkan seperti itu juga (masuk syurga)."


كتاب الدعوات
Invocations

Chapter: What to say when one gets up in the morning
باب مَا يَقُولُ إِذَا أَصْبَحَ


The Prophet (ﷺ) said, "The most superior way of asking for forgiveness from Allah is: 'Allahumma anta Rabbi la ilaha illa anta. Khalaqtani wa ana `Abduka, wa ana 'ala 'ahdika wa Wa'dika mastata'tu abu'u Laka bi ni 'matika wa abu'u Laka bidhanbi; faghfirli fa'innahu la yaghfiru-dh-dhunuba ill a ant a. A'uidhu bika min sharri ma sana'tu.' If somebody recites this invocation during the night, and if he should die then, he will go to Paradise (or he will be from the people of Paradise). And if he recites it in the morning, and if he should die on the same day, he will have the same fate."

Reference : Sahih al-Bukhari 6323
In-book reference : Book 80, Hadith 20
USC-MSA web (English) reference : Vol. 8, Book 75, Hadith 335
(deprecated numbering scheme)

*****************************************

Di dalam Fath al-Bari, Imam Ibn Hajar menaqalkan perkataan Ibn Jamrah yang mengatakan bahawa di dalam hadith ini, Nabi SAW telah menghimpunkan seni makna-makna serta lafaz-lafaz yang indah dan dengan itu melayakkan ia digelar sebagai penghulu segala istighfar. Di samping itu juga, terdapat padanya ikrar kepada Allah yang Esa akan keEsaan-Nya dan juga Ubudiyyah kepada-Nya (yang hanya berhak disembah). Tambahan pula, di dalamnya terdapat pengiktirafan (daripada hamba) bahawa Allah adalah pencipta dan beriqrar dengan janji yang diambil oleh Allah ke atasnya. Selain itu, berserah dengan apa yang telah ditetapkan oleh Allah kepadanya serta memohon perlindungan (daripada Allah) dari segala kejahatan yang dilakukan oleh seseorang hamba itu terhadap dirinya. Di dalamnya juga terdapat sandaran kesenangan kepada pencipta-Nya dan juga sandaran dosa kepada diri pelakunya serta keinginannya untuk memohon ampun dan pengiktirafan akan dosa yang telah dilakukannya bahawa tiada yang mampu untuk mengampunkan dosa-dosa tersebut melainkan Allah SWT.

[Lihat: Fath al-Bari, 100/11]



TAKHRIJ HADITS

Hadits ini shahih. Diriwayatkan oleh:

Imam al-Bukhari dalam shahîhnya (no. 6306, 6323) dan al-Adabul Mufrad (no. 617, 620)

Imam an-Nasâ-i (VIII/279), as-Sunanul Kubra (no. 9763, 10225), dan dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah (no. 19, 468, dan 587)

Imam Ibnu Hibbân (no. 928-929-at-Ta’lîqâtul Hisân ‘ala Shahih Ibni Hibbân)

Imam ath-Thabarani dalam al-Mu’jamul Kabîr (no. 7172), al-Mu’jamul Ausath (no. 1018), dan dalam kitab ad-Du’aa (no. 312-313)

al-Hâkim (II/458)

Imam Ahmad dalam musnadnya (IV/122, 124-125)

Imam al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah (no. 1308), dan lainnya dari Shahabat Syaddad bin Aus Radhiyallahu anhu

Diriwayatkan juga oleh Imam at-Tirmidzi (no. 3393) dari Syaddad bin Aus Radhiyallahu anhu dengan lafazh awalnya berbeda, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَلاَ أَدُلُّكَ عَلَى سَيِّدِ الْإِسْتِغْفَار …

Maukah aku tunjukkan kepadamu sayyidul Istighfâr ? …

at-Tirmidzi berkata, ‘Hadits Hasan Gharib.’ Dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dengan beberapa jalan dan syawâhid (penguat)nya dalam Silsilah al-Ahâdîts ash-Shahîhah (no. 1747).

Imam Bukhâri rahimahullah memasukkan hadits ini dalam “Bab Istighfâr yang paling utama”. Ini menunjukkan bahwa Imam Bukhâri rahimahullah menganggap ini adah lafazh Istighfâr terbaik. Juga kandungan makna dalam hadits ini menunjukkan bahwa doa ini layak disebut dengan Sayyidul Istighfâr (penghulu Istighfâr) sebagaimana yang disifati oleh Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam .



Kandungan dan makna

Pada bagian pertama dari doa ini, seorang hamba dengan tulus mengakui keesaan Allah dengan berkata, “اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ” (Ya Allah, Engkaulah Rabbku, tidak ada ilah yang berhak disembah, selain Engkau). Ini adalah pengakuan atas tauhid rububiyah, yang menegaskan bahwa hanya Allah yang berhak disembah karena Dia adalah pencipta, pemelihara, dan pengatur seluruh alam semesta.

Selanjutnya, dalam doa ini, hamba mengakui bahwa dirinya adalah makhluk ciptaan Allah dengan mengucapkan, “خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ” (Engkau telah menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu). Sebuah ungkapan yang menggambarkan hubungan antara hamba dan Sang Pencipta, di mana manusia menyadari posisinya sebagai makhluk yang harus tunduk dan patuh hanya kepada Allah. Ini juga menegaskan kewajiban manusia untuk beribadah dan taat kepada-Nya, mengingat bahwa hanya Allah yang menciptakan dan memberikan kehidupan kepada mereka.

Selain itu, doa ini menunjukkan komitmen hamba untuk senantiasa berada di jalan yang benar dan menepati janji kepada Allah dengan menyatakan, “وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ” (Aku berada di atas janji dan ikatan kepada-Mu semampu yang aku bisa). Kalimat yang mencerminkan tekad seorang muslim untuk selalu berusaha memenuhi perintah dan petunjuk Allah dalam kehidupannya. Namun, manusia tidak terlepas dari kesalahan dan dosa, sehingga hamba juga memohon perlindungan dari Allah dengan berkata, “أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ” (Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan apa yang telah aku perbuat).

Terakhir, dalam Sayyidul Istigfar, seorang hamba mengakui nikmat-nikmat yang Allah berikan dengan kalimat, “أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ” (Aku mengakui kepada-Mu atas nikmat yang telah Engkau berikan kepadaku), sembari menyadari dosa-dosanya dan memohon ampun dengan penuh kerendahan hati, “وَأَبُوءُ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي” (dan aku mengakui dosaku kepada-Mu, maka ampunilah aku). Kemudian menutup doa dengan keyakinan bahwa hanya Allah yang dapat mengampuni dosa-dosa dengan mengucapkan, “فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ” (karena sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa, kecuali Engkau) yang menunjukkan pengharapan dan keyakinan penuh kepada rahmat dan ampunan Allah.

Sayyidul Istigfar merupakan pengakuan akan keagungan Allah Ta’ala, ketergantungan manusia kepada-Nya, dan kesadaran atas nikmat serta dosa yang telah dilakukan. Maka dari itu, Sayyidul Istigfar menjadi salah satu amalan harian yang sangat penting untuk meraih rahmat dan ampunan Allah. Semoga kita semua diberikan kekuatan untuk senantiasa mengamalkan Sayyidul Istigfar dalam kehidupan kita sehari-hari dan meraih keutamaan yang dijanjikan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Amin.

Copyright © 2025 muslim.or.id








No comments:

Post a Comment