MeTaLoYaL

tHe diFFErent isnt AlwaYz better But THE besT is always Different..
Showing posts with label SAHIH BUKHARI. Show all posts
Showing posts with label SAHIH BUKHARI. Show all posts

Friday, June 21, 2024

SAHIH BUKHARI 5772 (6241) : LARANGAN MENGINTIP, MEMINTA IZIN DEMI MENJAGA PANDANGAN

الاستئذان
الاستئذان من أجل البصر

صحيح البخاري ٥٧٧٢

حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ قَالَ الزُّهْرِيُّ حَفِظْتُهُ كَمَا أَنَّكَ هَا هُنَا عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ قَالَ اطَّلَعَ رَجُلٌ مِنْ جُحْرٍ فِي حُجَرِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِدْرًى يَحُكُّ بِهِ رَأْسَهُ فَقَالَ لَوْ أَعْلَمُ أَنَّكَ تَنْظُرُ لَطَعَنْتُ بِهِ فِي عَيْنِكَ إِنَّمَا جُعِلَ الِاسْتِئْذَانُ مِنْ أَجْلِ الْبَصَرِ

KITAB MEMINTA IZIN
Bab Meminta izin demi menjaga pandangan


Telah menceritakan kepada kami Ali bin Abdullah telah menceritakan kepada kami Sufyan, Az Zuhri berkata: "Aku telah menghafalnya sebagaimana dirimu di sini, 

dari Sahl bin Sa'd dia berkata: 

"Seorang laki-laki pernah melongokkan (menjenguk) kepalanya ke salah satu kamar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, waktu itu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tengah membawa sisir untuk menyisir rambutnya, 

lalu beliau bersabda: 

"Sekiranya aku tahu kamu mengintip, sungguh aku akan mencolok kedua matamu, sesungguhnya meminta izin itu di berlakukan karena pandangan."


Asking Permission
Chapter: Asking permission because of looking


Narrated Sahl bin Sa`d:

A man peeped through a round hole into the dwelling place of the Prophet, while the Prophet (ﷺ) had a Midray (an iron comb) with which he was scratching his head. the Prophet (ﷺ) said, " Had known you were looking (through the hole), I would have pierced your eye with it (i.e., the comb)." Verily! The order of taking permission to enter has been enjoined because of that sight, (that one should not look unlawfully at the state of others). (See Hadith No. 807, Vol. 7)

Reference : Sahih al-Bukhari 6241
In-book reference : Book 79, Hadith 15
USC-MSA web (English) reference : Vol. 8, Book 74, Hadith 258
(deprecated numbering scheme)


********************************************************************

HADIS BERKAITAN

Shahih Bukhari (Hadis No. 6392) (6901 Versi Fathul Bari)
Shahih Muslim (Hadis No. 4013) (2156 Versi Syarh Sahih Muslim)
Shahih Muslim (Hadis No. 4014) (2156 Versi Syarh Sahih Muslim)
Sunan Tirmidzi (Hadis No. 2633) (2709 Versi Maktabatu al Ma'arif Riyadh)
Sunan an-Nasai (Hadis No. 4776) (4859 Versi Maktabatu al Ma'arif Riyadh)
Musnad Darimi (Hadis No. 2279) (2430 Versi Daarul Mughni Riyadh)

***********************************************************************

LARANGAN MENGINTIP KE DALAM RUMAH ORANG LAIN


Sering kita jumpai orang-orang yang jahil tentang tuntunan syari’at, karena terdorong rasa ingin tahu, ia mengintip ke dalam rumah orang lain. Baik karena salam yang tak terjawab, atau hanya sekedar iseng. Mereka tidak menyadari, bahwa perbuatan seperti ini diancam keras oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Beliau bersabda:


“لَوْ أَنَّ امْرَأً اِطْلَعَ عَلَيْكَ بِغَيْرِ إِذْنٍ فَخَذَفَتْهُ بِحُصَاةٍ فَفَقَأَتْ عَيْنُهُ مَا كَانَ عَلَيْكَ مِنْ جُنَاحٍ”


“Sekiranya ada seseorang yang mengintip rumahmu tanpa izin, lalu engkau melemparnya dengan batu hingga tercungkil matanya, maka tiada dosa atasmu”. [Hadits riwayat Al Bukhari dan Muslim].

Dalam hadits lain yang diriwayatkan dari Sahal bin Saad As Sa’idi Radhiyallahu ‘anhu, ia mengabarkan bahwasanya seorang laki laki mengintip pada lubang pintu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika itu, Beliau tengah membawa sebuah sisir yang biasa Beliau gunakan untuk menggaruk kepalanya. Ketika melihatnya, Beliau bersabda: “Seandainya aku tahu engkau tengah mengintipku, niscaya telah aku lukai kedua matamu dengan sisir ini”. Beliau bersabda: “Sesungguhnya permintaan izin itu diperintahakan untuk menjaga pandangan mata.” [Hadits riwayat Al Bukhari dan Muslim].

Demikianlah beberapa perkara yang harus diperhatikan ketika hendak memasuki rumah orang lain, kecuali rumah-rumah yang tidak didiami oleh seorangpun, dan ia ada keperluan di dalamnya. Seperti rumah yang memang disediakan untuk para tamu, jika di awal ia telah diberi izin, maka cukuplah baginya. Demikian juga tempat-tempat umum, seperti tempat-tempat jualan, penginapan dan lain sebagainya.

Referensi : https://almanhaj.or.id/2847-adab-meminta-izin.html

Monday, June 10, 2024

SAHIH BUKHARI 713 (755) : DOA SAAD BIN ABI WAQQASH YANG DIZALIMI, MEMANJANGKAN BACAAN DALAM 2 RAKAAT PERTAMA DAN MEMENDEKKAN DALAM 2 RAKAAT TERAKHIR

الأذان
وجوب القراءة للإمام والمأموم في الصلوات كلها في الحضر

صحيح البخاري ٧١٣

حَدَّثَنَا مُوسَى قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْمَلِكِ بْنُ عُمَيْرٍ عَنْ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ قَالَ شَكَا أَهْلُ الْكُوفَةِ سَعْدًا إِلَى عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ فَعَزَلَهُ وَاسْتَعْمَلَ عَلَيْهِمْ عَمَّارًا فَشَكَوْا حَتَّى ذَكَرُوا أَنَّهُ لَا يُحْسِنُ يُصَلِّي فَأَرْسَلَ إِلَيْهِ فَقَالَ يَا أَبَا إِسْحَاقَ إِنَّ هَؤُلَاءِ يَزْعُمُونَ أَنَّكَ لَا تُحْسِنُ تُصَلِّي قَالَ أَبُو إِسْحَاقَ أَمَّا أَنَا وَاللَّهِ فَإِنِّي كُنْتُ أُصَلِّي بِهِمْ صَلَاةَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا أَخْرِمُ عَنْهَا أُصَلِّي صَلَاةَ الْعِشَاءِ فَأَرْكُدُ فِي الْأُولَيَيْنِ وَأُخِفُّ فِي الْأُخْرَيَيْنِ قَالَ ذَاكَ الظَّنُّ بِكَ يَا أَبَا إِسْحَاقَ فَأَرْسَلَ مَعَهُ رَجُلًا أَوْ رِجَالًا إِلَى الْكُوفَةِ فَسَأَلَ عَنْهُ أَهْلَ الْكُوفَةِ وَلَمْ يَدَعْ مَسْجِدًا إِلَّا سَأَلَ عَنْهُ وَيُثْنُونَ مَعْرُوفًا حَتَّى دَخَلَ مَسْجِدًا لِبَنِي عَبْسٍ فَقَامَ رَجُلٌ مِنْهُمْ يُقَالُ لَهُ أُسَامَةُ بْنُ قَتَادَةَ يُكْنَى أَبَا سَعْدَةَ قَالَ أَمَّا إِذْ نَشَدْتَنَا فَإِنَّ سَعْدًا كَانَ لَا يَسِيرُ بِالسَّرِيَّةِ وَلَا يَقْسِمُ بِالسَّوِيَّةِ وَلَا يَعْدِلُ فِي الْقَضِيَّةِ

 قَالَ سَعْدٌ أَمَا وَاللَّهِ لَأَدْعُوَنَّ بِثَلَاثٍ

 اللَّهُمَّ إِنْ كَانَ عَبْدُكَ هَذَا كَاذِبًا قَامَ رِيَاءً وَسُمْعَةً فَأَطِلْ عُمْرَهُ وَأَطِلْ فَقْرَهُ وَعَرِّضْهُ بِالْفِتَنِ

 وَكَانَ بَعْدُ إِذَا سُئِلَ يَقُولُ شَيْخٌ كَبِيرٌ مَفْتُونٌ أَصَابَتْنِي دَعْوَةُ سَعْدٍ

 قَالَ عَبْدُ الْمَلِكِ فَأَنَا رَأَيْتُهُ بَعْدُ قَدْ سَقَطَ حَاجِبَاهُ عَلَى عَيْنَيْهِ مِنْ الْكِبَرِ وَإِنَّهُ لَيَتَعَرَّضُ لِلْجَوَارِي فِي الطُّرُقِ يَغْمِزُهُنَّ

KITAB ADZAN
Bab Wajibnya Membaca (Al Fatihah) Bagi Imam dan Ma'mum dalam Setiap Solat, Baik Ketika Mukim Mahupun Bepergian, Baik Solat yang Suara Dikeraskan Mahupun Perlahan


Telah menceritakan kepada kami Musa berkata: telah menceritakan kepada kami Abu 'Awanah berkata: telah menceritakan kepada kami 'Abdul Malik bin 'Umair dari Jabir bin Samrah berkata: 

Penduduk Kufah mengadukan Sa'd (bin Abu Waqash) kepada 'Umar. Maka 'Umar menggantinya dengan 'Ammar. Mereka mengadukan Sa'd kerana dianggap tidak baik dalam solatnya. 

Maka Sa'd dikirim kepada 'Umar dan ditanya: 

"Wahai Abu Ishaq, penduduk Kufah menganggap kamu tidak baik dalam solat?" 

Abu Ishaq menjawab: 

"Demi Allah, aku memimpin solat mereka sebagaimana solatnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Tidaklah aku mengurangi sedikitpun dalam melaksanakan shalat 'Isya bersama mereka. Aku memanjangkan bacaan pada dua rakaat pertama dan aku pendekkan pada dua rakaat yang akhir." 

'Umar berkata: 

"Wahai Abu Ishaq, kami juga menganggap begitu terhadapmu." 

Kemudian 'Umar mengutus seorang atau beberapa orang bersama Sa'd ke Kufah. Orang itu kemudian bertanya kepada para penduduk tentang Sa'd, tidak ada satupun masjid yang dikunjungi tanpa menanyakan tentang Sa'd, mereka semua mengagumi Sa'd dan mengenalnya dengan baik. 

Hingga akhirnya sampai ke sebuah masjid milik bani 'Abs, lalu salah seorang dari mereka yang bernama Usamah bin Qatadah dengan nama panggilan Abu Sa'dah berkata: 

"Jika kalian minta pendapat kami, maka kami katakan bahwa Sa'd adalah seorang yang tidak memudahkan pasukan, bila membagi tidak sama dan tidak adil dalam mengambil keputusan." 

Maka Sa'd berkata: 

"Demi Allah, sungguh aku akan berdo'a dengan tiga do'a: Ya Allah jika dia, hambamu ini, berdusta, dan mengatakan ini dengan maksud riya' atau sum'ah, maka panjangkanlah umurnya, panjangkanlah kefakirannya dan campakkanlah dia dengan berbagai fitnah." 

Setelah beberapa masa kemudian, orang tersebut bila ditanya mengapa keadaannya jadi sengsara begitu, maka ia menjawab: 

"Aku orang tua renta yang terkena fitnah akibat do'anya Sa'd." 

'Abdul Malik berkata: 

"Aku sendiri melihat kedua alisnya telah panjang ke bawah menutupi kedua matanya, dan sungguh dia tersia-siakan saat berada di jalan-jalan."


Call to Prayers (Adhaan)

Chapter: Recitation of the Qur'an (Surat Al-Fatiha) is compulsory for the Imam and the followers, at the home and on journey, in all As-Salat (the prayers) whether the recitation is done silently or aloud.


The People of Kufa complained against Sa'd to 'Umar and the latter dismissed him and appointed `Ammar as their chief . They lodged many complaints against Sa'd and even they alleged that he did not pray properly. 

'Umar sent for him and said, 

"O Aba 'Is-haq! These people claim that you do not pray properly." 

Abu 'Is-haq said, 

"By Allah, I used to pray with them a prayer similar to that of Allah's Apostle and I never reduced anything of it. I used to prolong the first two rak`at of `Isha prayer and shorten the last two rak`at." 

'Umar said, 

"O Aba 'Is-haq, this was what I thought about you." 

And then he sent one or more persons with him to Kufa so as to ask the people about him. So they went there and did not leave any mosque without asking about him. 

All the people praised him till they came to the mosque of the tribe of Bani `Abs; one of the men called Usama bin Qatada with a surname of Aba Sa`da stood up and said, 

"As you have put us under an oath; I am bound to tell you that Sa'd never went himself with the army and never distributed (the war booty) equally and never did justice in legal verdicts." 

(On hearing it) Sa'd said, 

"I pray to Allah for three things: O Allah! If this slave of yours is a liar and got up for showing off, give him a long life, increase his poverty and put him to trials." (And so it happened). 

Later on when that person was asked how he was, he used to reply that he was an old man in trial as the result of Sa'd's curse. 

'Abdul Malik, the sub narrator, said that he had seen him afterwards and his eyebrows were overhanging his eyes owing to old age and he used to tease and assault the small girls in the way.

In-book reference : Book 10, Hadith 149
USC-MSA web (English) reference : Vol. 1, Book 12, Hadith 722
(deprecated numbering scheme)

*****************************************************

Dari Jabir bin Samurah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Penduduk kota Kuffah melaporkan Sa’ad, yaitu Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu ‘anhu kepada ‘Umar bin Al-Khatthab radhiyallahu ‘anhu. ‘Umar lantas memberhentikannya dari jabatannya, dan mengangkat ‘Ammar bin Yasir sebagai penggantinya. Mereka melaporkan hingga menyebutkan bahwa Sa’ad tidak mengerjakan shalat dengan baik (ketika menjadi imam). Umar kemudian mengutus seseorang kepadanya. Ia berkata, “Hai Abu Ishaq, sesungguhnya mereka berkata bahwa kamu tidak mengerjakan shalat dengan baik!” Sa’ad radhiyallahu ‘anhu menjawab, “Demi Allah. Sesungguhnya saya telah mengerjakan shalat dengan mereka seperti shalat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan tidak menguranginya. Aku mengerjakan shalat Isya, aku perpanjang dua rakaat pertama dan kupersingkat dua rakaat lainnya.” Umar berkata, “Itulah dugaan kami tentang Anda, hai Abu Ishaq!”

Umar mengutus seseorang atau beberapa orang bersamanya ke kota Kufah untuk menanyakan kebenaran laporan tentang Sa’ad kepada penduduk kota Kufah. Tidak satu masjid pun dilewati, melainkan ia bertanya tentang Sa’ad. Ternyata, mereka memujinya dengan baik. Setelah utusan Umar memasuki masjid Bani ‘Abs, berdirilah seorang lelaki di antara mereka bernama Usamah bin Qatadah, ia dijuluki dengan Abu Sa’dah. Usamah berkata, “Adapun jawaban pertanyaan Anda kepada kami, sesungguhnya Sa’ad tidak pergi bersama pasukan, tidak membagikan pemberian dengan sama rata dan tidak berlaku adil dalam memutuskan perkara.” Sa’ad bin Abi Waqqash berkata setelah mendengar fitnah itu, “Ketahuilah! Demi Allah, aku benar-benar akan berdoa dengan tiga keburukan: “Ya Allah, apabila hamba-Mu ini (Usamah) berdusta, ia melakukannya karena pamer serta mencari popularitas, maka panjangkanlah umurnya dan perlama kemiskinannya, serta hadapkanlah dia kepada banyak bencana.” Setelah itu, setiap kali ditanya, maka Usamah menjawab, “Aku adalah seorang yang sudah tua renta dan ditimpa bencana. Doa Sa’ad bin Abi Waqqash atasku telah dikabulkan.”

Abdul Malik bin Umair perawi hadits ini berkata dari Jabir bin Samurah, “Sesudah itu, aku melihat kedua alis matanya Usamah jatuh di atas kedua matanya karena tua. Ia sengaja menghadang gadis-gadis belia di jalan lalu mencolek tubuh mereka dengan jemarinya.” (Muttafaq ‘alaih).


Faedah hadis

Boleh mengadukan atau melaporkan kezaliman kepada Amirul Mukminin.

Seorang pemimpin hendaknya tidak mengambil keputusan hukum pengadilan hanya berdasar pada pendengaran sepihak, sebelum menyidik dan mendapatkan keterangan dari pihak kedua.

Penyelidikan amirul mukminin terhadap sebuah laporan tidak serta merta membuat cacat para pegawai dan pejabatnya.

Berbicara dengan orang terpandang dengan menggunakan nama kunyah, seperti memanggil dengan Abu Ishaq untuk nama kunyah dari Sa’ad bin Abi Waqqash.

Di setiap zaman terdapat orang yang suka mencari muka, menjelek-jelekkan kebenaran, serta memalsukannya untuk dapat menjatuhkan orang-orang saleh.

Orang yang dizalimi boleh mendoakan orang yang menzaliminya dengan doa yang setimpal.

Allah mengabulkan doa para hamba-Nya yang dizalimi. Terlebih lagi apabila hamba tersebut itu mempunyai tiga sifat baik, yaitu dicintai Allah, kewalian, dan dalam keadaan terzalimi.

Karamah Sa’ad bin Abi Waqqash yaitu doanya mustajab. Doa Sa’ad tersebut menjadi kenyataan sehingga orang yang memfitnahnya panjang umur, miskin, serta tenggelam dalam bencana. 

Di usia tuanya dia suka menggoda gadis-gadis di jalan. Semoga Allah memberi kita keselamatan dalam urusan dunia dan agama, serta mengembalikan kita dalam keadaan terbebas dari kehinaan dan bencana.

Hadits ini menunjukkan bahwa orang-orang yang melaporkan Sa’ad adalah orang-orang Arab pedalaman yang tidak tahu hukum Allah. Mereka menduga kalau panjang setiap rakaat shalat itu harus sama. Oleh karena itu, mereka menyangkal Sa’ad karena memanjangkan dua rakaat pertama.

Dari hadits ini pula dapat ditarik kesimpulan bahwasanya pendapat yang tidak berdasarkan ilmu dan tidak memiliki sumber hukum adalah pendapat tercela.

Hukum yang dihasilkan melalui qiyas (analogi), tidak dapat dipakai apabila ia bertentangan dengan nash syari.

Boleh membaca surah setelah Al-Fatihah dalam semua rakaat shalat. Karenanya Sa’ad memberitahukan, bahwasanya ia belum pernah sama sekali meninggalkan bacaan surah di dalam shalatnya, kemudian ia mengatakan bahwa shalatnya itu seperti shalat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Umar bin Al-Khatthab memberhentikan Sa’ad dari tugasnya padahal ia lebih adil daripada orang-orang yang setelahnya hingga hari kiamat. Hal ini dilakukan untuk meredam fitnah serta sebagai bentuk penghormatan kepadanya, mengingat kedekatan Sa’ad ini dengan ‘Umar, di samping Sa’ad adalah salah satu anggota dewan syura.

Hadits ini juga menerangkan bahwa seorang kepala negara boleh memecat sebagian bawahannya apabila ada laporan yang tidak baik sekalipun laporan itu belum positif kebenarannya, apabila keputusan itu mengandung kemaslahatan syari. Allah Mahatinggi, Maha Mengetahui, Mahaperkasa, lagi Mahabijaksana.


**********************************************

[Kenapa Tidak Doa Baik-Baik Saja?]

Seringkali terdengar soalan ini apabila doa agar balasan setimpal kepada si zalim diucapkan. Saya ingin nyatakan seperti berikut:

1. Nabi sallallah alaih wasallam bersabda:

واتقِ دعوةَ المظلومِ ، فإنه ليس بينَه وبين اللهِ حجابٌ.

Maksudnya: takutlah kamu dengan dia orang yang dizalimi kerana tiada hijab antara dia dengan Allah. (HR BUKHARI)

Bila Nabi sallallah alaih wasallam mengingatkan supaya takut kepada doa orang yang dizalimi maksudnya orang yang dizalimi boleh berdoa supaya si penzalimnya dikenakan bala bencana atas kezalimannya.

2. Nabi sallallah alaih wasallam sendiri pernah berdoa supaya Allah mengambil tindakan kepada orang yang menzalimi baginda sewaktu baginda solat dengan meletakkan kotoran unta di atas badan baginda. Imam Bukhari meriwayatkan bahawa Nabi berdoa:

اللهم عليك بقريش، اللهم عليك بقريش، اللهم عليك بقريش . ثم سمى : اللهم عليك بعمرو بن هشام، وعتبة بن ربيعة، وشيبة بن ربيعة، والوليد بن عتبة، وأمية بن خلف، وعقبة بن أبي معيط، وعمارة بن الوليد

Maksudnya: Ya Allah ambillah tindakan kepada Quraisy, Ya Allah ambillah tindakan kepada Quraisy. Kemudian Nabi menyebut nama mereka: Ya Allah ambillah tindakan kepada Amru bin Hisyam (Abu Jahal), Utbah bin Rabi'ah, Syaibah bin Rabi'ah, Walid bin Utbah, Umayyah bin Khalaf, Uqbah bin Abi Mu'ait dan Imarah bin al-Walid.

Kata Ibn Mas'ud: demi Allah, aku melihat kesemua mereka diseret (dalam keadaan mayat) ke telaga Badar.

Benar baginda pernah berdoa supaya Abu Jahal diberikan hidayah, orang Taif diberikan hidayah. Namun, kali ini baginda berdoa supaya dia diambil tindakan. Mengapa begitu? Kerana kejahatan melampaui batas dan berulang-ulang.

3. Said bin Zaid (antara 10 sahabat yang dijamin syurga) berdoa supaya Allah menurunkan bala kepada Arwa binti Aus yang memfitnahnya mencuri tanah. Zaid berdoa:

اللهم ! إن كانت كاذبةً فاعْمِ بصرها واقتلها في أرضها

Maksudnya: Ya Allah jika dia ini menipu, butakan matanya dan bunuh dia di tanahnya. (HR Muslim)

Allah makbulkan doa Said bin Zaid ini.

4. Saad bin Abi Waqqas (antara 10 sahabat yang dijamin syurga) juga pernah berdoa supaya Allah menurunkan bala kepada Usamah bin Qatadah yang memfitnahnya:

أما والله لأدعون بثلاث : اللهم إن كان عبدك هذا كاذبا ، قام رياء وسمعة ، فأطل عمره ، واطل فقره ، وعرضه بالفتن

Maksudnya: Demi Allah, saya ingin berdoa meminta 3 perkara: Ya Allah, jika hamba-Mu ini berbohong, bangun memfitnah kerana riyak dan inginkan nama, maka panjangkan umurnya, panjangkan kefakirannya dan dedahkan dia dengan bala bencana. (HR Bukhari)

Allah makbulkan doanya.


Komentar saya:

1. Semua riwayat di atas membuktikan bahawa doa orang yang dizalimi dibenarkan syara' dan ia adalah haknya. Maka tidak perlu dipersoalkan mengapa berdoa begitu, kenapa tidak berdoa yang baik-baik saja.

2. Berdoa supaya diberikan hidayah itu bagus, namun jika pemfitnah atau penzalim melampau dalam kezalimannya maka tidak salah orang yang dizalimi untuk berdoa supaya diturunkan bala ke atasnya.

3. Doa supaya diturunkan bala kepada pemfitnah pernah diucapkan oleh 2 orang sahabat yang dijamin syurga. Mereka tentunya lebih faham agama dari kita.

4. Sepatutnya kita bukan bertanya kenapa berdoa diturunkan bala kerana itu sememang haknya, sebaliknya kita lebih patut bertanya kepada si penzalim dan pemfitnah:

Kenapa kamu melakukan fitnah dan zalim?!! Fahamilah.

Dr Rozaimi Ramle

***********************************************

HADIS BERKAITAN


الأذان
وجوب القراءة للإمام والمأموم في الصلوات كلها في الحضر

صحيح البخاري ٧١٦

حَدَّثَنَا أَبُو النُّعْمَانِ حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ عُمَيْرٍ عَنْ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ قَالَ قَالَ سَعْدٌ كُنْتُ أُصَلِّي بِهِمْ صَلَاةَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَاتَيْ الْعَشِيِّ لَا أَخْرِمُ عَنْهَا أَرْكُدُ فِي الْأُولَيَيْنِ وَأَحْذِفُ فِي الْأُخْرَيَيْنِ فَقَالَ عُمَرُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ذَلِكَ الظَّنُّ بِكَ


KITAB ADZAN
Bab Wajibnya Membaca (Al Fatihah) Bagi Imam dan Ma'mum dalam Setiap Solat, Baik Ketika Muqim Mahupun Bepergian, Baik Solat yang Suara Dikeraskan Maupun Perlahan


Telah menceritakan kepada kami Abu An Nu'man berkata: telah menceritakan kepada kami Abu 'Awanah dari 'Abdul Malik bin 'Umair dari Jabir bin Samrah berkata: Sa'd berkata: "Aku pernah mengimami mereka di antara dua solat pada malam hari (Maghrib atau Isya) sebagaimana solatnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dan aku tidak mengurangi sedikitpun. Aku memanjangkan bacaan pada dua rakaat pertama dan aku pendekkan pada dua rakaat yang akhir." 'Umar radhiallahu 'anhu lalu berkata: "Begitulah anggapan kami terhadapmu."



الصلاة
القراءة في الظهر والعصر

صحيح مسلم ٦٨٩

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى أَخْبَرَنَا هُشَيْمٌ عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ عُمَيْرٍ عَنْ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ أَنَّ أَهْلَ الْكُوفَةِ شَكَوْا سَعْدًا إِلَى عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ فَذَكَرُوا مِنْ صَلَاتِهِ فَأَرْسَلَ إِلَيْهِ عُمَرُ فَقَدِمَ عَلَيْهِ فَذَكَرَ لَهُ مَا عَابُوهُ بِهِ مِنْ أَمْرِ الصَّلَاةِ فَقَالَ إِنِّي لَأُصَلِّي بِهِمْ صَلَاةَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا أَخْرِمُ عَنْهَا إِنِّي لَأَرْكُدُ بِهِمْ فِي الْأُولَيَيْنِ وَأَحْذِفُ فِي الْأُخْرَيَيْنِ فَقَالَ ذَاكَ الظَّنُّ بِكَ أَبَا إِسْحَقَ حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ وَإِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ عَنْ جَرِيرٍ عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ عُمَيْرٍ بِهَذَا الْإِسْنَادِ

KITAB SOLAT
Bab Bacaan dalam shalat zhuhur dan asar


Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya telah mengabarkan kepada kami Husyaim dari Abdul Malik bin Umair dari Jabir bin Samurah "Bahwa penduduk Kufah mengadukan Sa'ad kepada Umar bin al-Khaththab lalu mereka menyebutkan sebagian dari (kejelekan) shalatnya. Lalu Umar mengirim utusan kepadanya. Utusan tersebut menghadapnya dan menceritakan celaan penduduk Kufah tentang shalatnya. Maka Sa'ad menjawab, 'aku shalat mengimami mereka dengan shalat (yang dilakukan) Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Saya tidak menguranginya. aku memanjangkannya pada dua rakaat pertama, dan memendekkan dua rakaat lainnya.' Dia berkata: '(Berarti) itu hanyalah prasangka buruk mereka terhadapmu wahai Abu Ishaq'." Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id dan Ishaq bin Ibrahim dari Jarir dari Abdul Malik bin Umair dengan isnad ini.


مسند العشرة المبشرين بالجنة
مسند أبي إسحاق سعد بن أبي وقاص رضي الله عنه

مسند أحمد ١٤٧٥

حَدَّثَنَا جَرِيرُ بْنُ عَبْدِ الْحَمِيدِ عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ عُمَيْرٍ عَنْ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ قَالَ شَكَا أَهْلُ الْكُوفَةِ سَعْدًا إِلَى عُمَرَ فَقَالُوا لَا يُحْسِنُ يُصَلِّي فَذَكَرَ ذَلِكَ عُمَرُ لَهُ فَقَالَ أَمَّا صَلَاةُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَدْ كُنْتُ أُصَلِّي بِهِمْ أَرْكُدُ فِي الْأُولَيَيْنِ وَأَحْذِفُ فِي الْأُخْرَيَيْنِ فَقَالَ ذَاكَ الظَّنُّ بِكَ يَا أَبَا إِسْحَاقَ

KITAB MUSNAD SEPULUH SAHABAT YANG DIJAMIN MASUK SYURGA
Bab Musnad Abu Ishaq Sa'd bin Abu Waqqash Radhiyallahu 'anhu


Telah menceritakan kepada kami Jarir bin Abdul Hamid dari 'Abdul Malik bin 'Umair dari Jabir bin Samurah berkata: "Penduduk Kufah mengadukan Sa'd kepada Umar, mereka berkata: "Dia tidak baik dalam shalatnya." Lalu Umar menanyakan kepadanya, dan Sa'd menjawab: "Sungguh seperti shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang saya (lakukan ketika) mengimami mereka, dengan memanjangkan dua (raka'at) pertama dan meringankan dua (raka'at) terakhir." Maka Umar berkata: "Itulah yang menjadi perkiraanku, Wahai Abu Ishaq"





Monday, May 27, 2024

MUSNAD AHMAD 18767 : MANUSIA TETAP DIBERI REZEKI WALAUPUN DERHAKA & BUAT MAKSIAT

مسند الكوفيين
حديث أبي موسى الأشعري رضي الله تعالى عنه

مسند أحمد ١٨٧٦٧

حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ عَنْ سُفْيَانَ عَنِ الْأَعْمَشِ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِي مُوسَى عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا أَحَدٌ أَصْبَرَ عَلَى أَذًى يَسْمَعُهُ مِنْ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ يَدْعُونَ لَهُ وَلَدًا وَيُعَافِيهِمْ وَيَرْزُقُهُمْ

KITAB MUSNAD PENDUDUK KUFFAH
Bab Hadis Abu Musa Al Asy'ari Radliyallahu ta'ala 'anhu


Telah menceritakan kepada kami Abdurrahman dari Sufyan dari Al A'masy dari Sa'id bin Jubair dari Abu Abdurrahman dari Abu Musa dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: 

"Tidak ada yang lebih sabar atas suatu hinaan daripada Allah 'azza wajalla. Mereka mengaku-ngaku bahwa Allah punya anak (iaitu kaum Kristian), namun Allah tetap memberi mereka kesehatan dan rezeki."

ISNAD SAHIH MENURUT SYUA'IB AL-ARNA'UTH

*******************************************************************************

HADIS BERKAITAN


التوحيد
بَابُ قَوْلِ اللَّهِ تَعَالَى: {إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو القُوَّةِ المَتِينُ} [الذاريات: 58]

صحيح البخاري ٦٨٣٠

حَدَّثَنَا عَبْدَانُ عَنْ أَبِي حَمْزَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ السُّلَمِيِّ عَنْ أَبِي مُوسَى الْأَشْعَرِيِّ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا أَحَدٌ أَصْبَرُ عَلَى أَذًى سَمِعَهُ مِنْ اللَّهِ يَدَّعُونَ لَهُ الْوَلَدَ ثُمَّ يُعَافِيهِمْ وَيَرْزُقُهُمْ

KITAB TAUHID
Bab Firman Allah Ta'ala: {Dialah (Allah) sang pemberi rezeki yang memiliki segala kekuatan}


Telah menceritakan kepada kami 'Abdan dari Abu Hamzah dari Al A'masy dari Sa'id bin Jubair dari Abu 'Abdurrahman assulami dari Abu Musa Al asy'ari berkata: "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak ada seorang pun yang lebih bersabar atas gangguan yang didengarnya daripada Allah, ada manusia mengaku Allah mempunyai anak (yaitu orang nashrani), namun Allah masih juga memberi mereka kesehatan dan rezeki."


Oneness, Uniqueness of Allah (Tawheed)
Chapter: “Verily Allah is the All-Provider, Owner of Power, the Most Strong.”


The Prophet (ﷺ) said, "None is more patient than Allah against the harmful and annoying words He hears (from the people): They ascribe children to Him, yet He bestows upon them health and provision .

In-book reference : Book 97, Hadith 8
USC-MSA web (English) reference : Vol. 9, Book 93, Hadith 475
(deprecated numbering scheme)

*************************************************************************


صفة القيامة والجنة والنار
لا أحد أصبر على أذى من الله عز وجل

صحيح مسلم ٥٠١٧

و حَدَّثَنِي عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ جُبَيْرٍ عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ السُّلَمِيِّ قَالَ قَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ قَيْسٍ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا أَحَدٌ أَصْبَرَ عَلَى أَذًى يَسْمَعُهُ مِنْ اللَّهِ تَعَالَى إِنَّهُمْ يَجْعَلُونَ لَهُ نِدًّا وَيَجْعَلُونَ لَهُ وَلَدًا وَهُوَ مَعَ ذَلِكَ يَرْزُقُهُمْ وَيُعَافِيهِمْ وَيُعْطِيهِمْ

KITAB SIFAT HARI KIAMAT, SURGA DAN NERAKA
Bab Tidak ada yang lebih sabar dalam menerima gangguan selain Allah


Telah menceritakan kepadaku Ubaidullah bin Sa'id telah menceritakan kepada kami Abu Usamah dari Al A'masy telah menceritakan kepada kami Sa'id bin Jubair dari Abu 'Abdurrahman assulami berkata: Abdullah bin Qais berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: " Tidak ada siapa pun yang lebih bersabar atas gangguan yang ia dengar melebihi Allah Ta'ala, mereka membuat tandingan untuknya dan menganggapNya punya anak, meski demikian Ia memberi mereka rezeki, memaafkan dan memberi mereka."


Characteristics of the Day of Judgment, Paradise, and Hell
Chapter: The Disbelievers


Abdullah b. Qais reported from Allah's Messenger (ﷺ) that none is more forbearing in listening to the most irksome things than Allah, the Exalted. They associate rivals with him, attribute sonhood to Him, but in spite of this He provides them sustenance, grants them safety, confers upon them so many things.

Reference : Sahih Muslim 2804c
In-book reference : Book 52, Hadith 36
USC-MSA web (English) reference : Book 39, Hadith 6732
(deprecated numbering scheme)


**************************************************************************

Kita selalu durhaka dan bermaksiat, namun Allah masih menyayangi kita karena tetap masih diberi rezeki.



لَيْسَ أَحَدٌ – أَوْ لَيْسَ شَىْءٌ – أَصْبَرَ عَلَى أَذًى سَمِعَهُ مِنَ اللَّهِ ، إِنَّهُمْ لَيَدْعُونَ لَهُ وَلَدًا ، وَإِنَّهُ لَيُعَافِيهِمْ وَيَرْزُقُهُمْ

“Tidak ada sesuatu pun yang lebih sabar dari bentuk disakiti yang ia dengar selain Allah. Mereka menyatakan bahwa Allah memiliki anak. Meski demikian, Allah masih memaafkan mereka dan tetap memberikan mereka rezeki.” (HR. Bukhari no. 6099 dan Muslim no. 2804, dari Abu Musa). Demikian pelajaran dari Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim karya Ibnu Katsir rahimahullah.

Namun tetap perkataan “Allah itu punya anak” adalah mungkar.

Ibnu Katsir menyatakan,

وأنه لا إله إلا هو، وأنه لا شريك له، ولا نظير له ولا ولد له، ولا صاحبة له، ولا كفء له، بل هو الأحد الصمد:

وفي كُلّ شَيءٍ له آيةٌ … تَدُل على أنه واحِدُ …

“Tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya, tidak ada yang serupa dengan-Nya. Allah tidaklah memiliki anak dan istri. Tidak ada yang semisal dengan-Nya. Allah itu Al Ahad Ash Shomad (Maha Esa dan semua makhluk bergantung pada-Nya).

Pada segala sesuatu terdapat ayat (tanda kuasa Allah), itu semua menunjukkan Allah itu Esa.” Demikian dinukil dari Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim.

Thursday, March 21, 2024

SAHIH BUKHARI 4343 (4712) : PINTU SYURGA KANAN UNTUK ORANG YANG TIDAK DIHISAB, KEADAAN DI PADANG MAHSYAR & MINTA SYAFAAT NABI

صحيح البخاري ٤٣٤٣
كتاب تفسير القرآن
باب ‏{‏ذُرِّيَّةَ مَنْ حَمَلْنَا مَعَ نُوحٍ إِنَّهُ كَانَ عَبْدًا شَكُورًا‏}‏
 
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مُقَاتِلٍ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ أَخْبَرَنَا أَبُو حَيَّانَ التَّيْمِيُّ عَنْ أَبِي زُرْعَةَ بْنِ عَمْرِو بْنِ جَرِيرٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ 

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُتِيَ بِلَحْمٍ فَرُفِعَ إِلَيْهِ الذِّرَاعُ وَكَانَتْ تُعْجِبُهُ فَنَهَشَ مِنْهَا نَهْشَةً ثُمَّ قَالَ أَنَا سَيِّدُ النَّاسِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَهَلْ تَدْرُونَ مِمَّ ذَلِكَ يَجْمَعُ اللَّهُ النَّاسَ الْأَوَّلِينَ وَالْآخِرِينَ فِي صَعِيدٍ وَاحِدٍ يُسْمِعُهُمْ الدَّاعِي وَيَنْفُذُهُمْ الْبَصَرُ وَتَدْنُو الشَّمْسُ فَيَبْلُغُ النَّاسَ مِنْ الْغَمِّ وَالْكَرْبِ مَا لَا يُطِيقُونَ وَلَا يَحْتَمِلُونَ 

فَيَقُولُ النَّاسُ أَلَا تَرَوْنَ مَا قَدْ بَلَغَكُمْ أَلَا تَنْظُرُونَ مَنْ يَشْفَعُ لَكُمْ إِلَى رَبِّكُمْ

فَيَقُولُ بَعْضُ النَّاسِ لِبَعْضٍ عَلَيْكُمْ بِآدَمَ

فَيَأْتُونَ آدَمَ عَلَيْهِ السَّلَام فَيَقُولُونَ لَهُ أَنْتَ أَبُو الْبَشَرِ خَلَقَكَ اللَّهُ بِيَدِهِ وَنَفَخَ فِيكَ مِنْ رُوحِهِ وَأَمَرَ الْمَلَائِكَةَ فَسَجَدُوا لَكَ اشْفَعْ لَنَا إِلَى رَبِّكَ أَلَا تَرَى إِلَى مَا نَحْنُ فِيهِ أَلَا تَرَى إِلَى مَا قَدْ بَلَغَنَا

 فَيَقُولُ آدَمُ إِنَّ رَبِّي قَدْ غَضِبَ الْيَوْمَ غَضَبًا لَمْ يَغْضَبْ قَبْلَهُ مِثْلَهُ وَلَنْ يَغْضَبَ بَعْدَهُ مِثْلَهُ وَإِنَّهُ قَدْ نَهَانِي عَنْ الشَّجَرَةِ فَعَصَيْتُهُ نَفْسِي نَفْسِي نَفْسِي اذْهَبُوا إِلَى غَيْرِي اذْهَبُوا إِلَى نُوحٍ 

فَيَأْتُونَ نُوحًا فَيَقُولُونَ يَا نُوحُ إِنَّكَ أَنْتَ أَوَّلُ الرُّسُلِ إِلَى أَهْلِ الْأَرْضِ وَقَدْ سَمَّاكَ اللَّهُ عَبْدًا شَكُورًا اشْفَعْ لَنَا إِلَى رَبِّكَ أَلَا تَرَى إِلَى مَا نَحْنُ فِيهِ 

فَيَقُولُ إِنَّ رَبِّي عَزَّ وَجَلَّ قَدْ غَضِبَ الْيَوْمَ غَضَبًا لَمْ يَغْضَبْ قَبْلَهُ مِثْلَهُ وَلَنْ يَغْضَبَ بَعْدَهُ مِثْلَهُ وَإِنَّهُ قَدْ كَانَتْ لِي دَعْوَةٌ دَعَوْتُهَا عَلَى قَوْمِي نَفْسِي نَفْسِي نَفْسِي اذْهَبُوا إِلَى غَيْرِي اذْهَبُوا إِلَى إِبْرَاهِيمَ 

فَيَأْتُونَ إِبْرَاهِيمَ فَيَقُولُونَ يَا إِبْرَاهِيمُ أَنْتَ نَبِيُّ اللَّهِ وَخَلِيلُهُ مِنْ أَهْلِ الْأَرْضِ اشْفَعْ لَنَا إِلَى رَبِّكَ أَلَا تَرَى إِلَى مَا نَحْنُ فِيهِ 

فَيَقُولُ لَهُمْ إِنَّ رَبِّي قَدْ غَضِبَ الْيَوْمَ غَضَبًا لَمْ يَغْضَبْ قَبْلَهُ مِثْلَهُ وَلَنْ يَغْضَبَ بَعْدَهُ مِثْلَهُ وَإِنِّي قَدْ كُنْتُ كَذَبْتُ ثَلَاثَ كَذِبَاتٍ فَذَكَرَهُنَّ أَبُو حَيَّانَ فِي الْحَدِيثِ نَفْسِي نَفْسِي نَفْسِي اذْهَبُوا إِلَى غَيْرِي اذْهَبُوا إِلَى مُوسَى 

فَيَأْتُونَ مُوسَى فَيَقُولُونَ يَا مُوسَى أَنْتَ رَسُولُ اللَّهِ فَضَّلَكَ اللَّهُ بِرِسَالَتِهِ وَبِكَلَامِهِ عَلَى النَّاسِ اشْفَعْ لَنَا إِلَى رَبِّكَ أَلَا تَرَى إِلَى مَا نَحْنُ فِيهِ 

فَيَقُولُ إِنَّ رَبِّي قَدْ غَضِبَ الْيَوْمَ غَضَبًا لَمْ يَغْضَبْ قَبْلَهُ مِثْلَهُ وَلَنْ يَغْضَبَ بَعْدَهُ مِثْلَهُ وَإِنِّي قَدْ قَتَلْتُ نَفْسًا لَمْ أُومَرْ بِقَتْلِهَا نَفْسِي نَفْسِي نَفْسِي اذْهَبُوا إِلَى غَيْرِي اذْهَبُوا إِلَى عِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ 

فَيَأْتُونَ عِيسَى فَيَقُولُونَ يَا عِيسَى أَنْتَ رَسُولُ اللَّهِ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ وَكَلَّمْتَ النَّاسَ فِي الْمَهْدِ صَبِيًّا اشْفَعْ لَنَا إِلَى رَبِّكَ أَلَا تَرَى إِلَى مَا نَحْنُ فِيهِ 

فَيَقُولُ عِيسَى إِنَّ رَبِّي قَدْ غَضِبَ الْيَوْمَ غَضَبًا لَمْ يَغْضَبْ قَبْلَهُ مِثْلَهُ قَطُّ وَلَنْ يَغْضَبَ بَعْدَهُ مِثْلَهُ وَلَمْ يَذْكُرْ ذَنْبًا نَفْسِي نَفْسِي نَفْسِي اذْهَبُوا إِلَى غَيْرِي اذْهَبُوا إِلَى مُحَمَّدٍ 

فَيَأْتُونَ مُحَمَّدًا فَيَقُولُونَ يَا مُحَمَّدُ أَنْتَ رَسُولُ اللَّهِ وَخَاتِمُ الْأَنْبِيَاءِ وَقَدْ غَفَرَ اللَّهُ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ اشْفَعْ لَنَا إِلَى رَبِّكَ أَلَا تَرَى إِلَى مَا نَحْنُ فِيهِ 

فَأَنْطَلِقُ فَآتِي تَحْتَ الْعَرْشِ فَأَقَعُ سَاجِدًا لِرَبِّي عَزَّ وَجَلَّ ثُمَّ يَفْتَحُ اللَّهُ عَلَيَّ مِنْ مَحَامِدِهِ وَحُسْنِ الثَّنَاءِ عَلَيْهِ شَيْئًا لَمْ يَفْتَحْهُ عَلَى أَحَدٍ قَبْلِي ثُمَّ يُقَالُ يَا مُحَمَّدُ ارْفَعْ رَأْسَكَ سَلْ تُعْطَهْ وَاشْفَعْ تُشَفَّعْ 

فَأَرْفَعُ رَأْسِي فَأَقُولُ أُمَّتِي يَا رَبِّ أُمَّتِي يَا رَبِّ أُمَّتِي يَا رَبِّ 

فَيُقَالُ يَا مُحَمَّدُ أَدْخِلْ مِنْ أُمَّتِكَ مَنْ لَا حِسَابَ عَلَيْهِمْ مِنْ الْبَابِ الْأَيْمَنِ مِنْ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ وَهُمْ شُرَكَاءُ النَّاسِ فِيمَا سِوَى ذَلِكَ مِنْ الْأَبْوَابِ 

ثُمَّ قَالَ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنَّ مَا بَيْنَ الْمِصْرَاعَيْنِ مِنْ مَصَارِيعِ الْجَنَّةِ كَمَا بَيْنَ مَكَّةَ وَحِمْيَرَ أَوْ كَمَا بَيْنَ مَكَّةَ وَبُصْرَى

Friday, March 15, 2024

SAHIH BUKHARI No. 6525 (7047) : AZAB BAGI PENOLAK QURAN, PENIPU, PENZINA, PEMAKAN RIBA, KELOMPOK YANG MENCAMPURKAN HAK & BATIL

كتاب التعبير
Kitab penafsiran mimpi
Interpretation of Dreams

بَابُ تَعْبِيرِ الرُّؤْيَا بَعْدَ صَلاَةِ الصُّبْحِ

Bab Menta’bir Mimpi Selepas Sembahyang Subuh.
Chapter: The interpretation of dreams after the Fajr prayer


 حَدَّثَنِي مُؤَمَّلُ بْنُ هِشَامٍ أَبُو هِشَامٍ حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ حَدَّثَنَا عَوْفٌ حَدَّثَنَا أَبُو رَجَاءٍ حَدَّثَنَا سَمُرَةُ بْنُ جُنْدُبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ 

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِمَّا يُكْثِرُ أَنْ يَقُولَ لِأَصْحَابِهِ هَلْ رَأَى أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنْ رُؤْيَا قَالَ فَيَقُصُّ عَلَيْهِ مَنْ شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَقُصَّ

 وَإِنَّهُ قَالَ ذَاتَ غَدَاةٍ إِنَّهُ أَتَانِي اللَّيْلَةَ آتِيَانِ وَإِنَّهُمَا ابْتَعَثَانِي وَإِنَّهُمَا قَالَا لِي انْطَلِقْ وَإِنِّي انْطَلَقْتُ مَعَهُمَا 

وَإِنَّا أَتَيْنَا عَلَى رَجُلٍ مُضْطَجِعٍ وَإِذَا آخَرُ قَائِمٌ عَلَيْهِ بِصَخْرَةٍ وَإِذَا هُوَ يَهْوِي بِالصَّخْرَةِ لِرَأْسِهِ فَيَثْلَغُ رَأْسَهُ فَيَتَهَدْهَدُ الْحَجَرُ هَا هُنَا فَيَتْبَعُ الْحَجَرَ فَيَأْخُذُهُ فَلَا يَرْجِعُ إِلَيْهِ حَتَّى يَصِحَّ رَأْسُهُ كَمَا كَانَ ثُمَّ يَعُودُ عَلَيْهِ فَيَفْعَلُ بِهِ مِثْلَ مَا فَعَلَ الْمَرَّةَ الْأُولَى 

قَالَ قُلْتُ لَهُمَا سُبْحَانَ اللَّهِ مَا هَذَانِ قَالَ قَالَا لِي انْطَلِقْ انْطَلِقْ قَالَ فَانْطَلَقْنَا فَأَتَيْنَا عَلَى رَجُلٍ مُسْتَلْقٍ لِقَفَاهُ وَإِذَا آخَرُ قَائِمٌ عَلَيْهِ بِكَلُّوبٍ مِنْ حَدِيدٍ وَإِذَا هُوَ يَأْتِي أَحَدَ شِقَّيْ وَجْهِهِ فَيُشَرْشِرُ شِدْقَهُ إِلَى قَفَاهُ وَمَنْخِرَهُ إِلَى قَفَاهُ وَعَيْنَهُ إِلَى قَفَاهُ قَالَ وَرُبَّمَا قَالَ أَبُو رَجَاءٍ فَيَشُقُّ قَالَ ثُمَّ يَتَحَوَّلُ إِلَى الْجَانِبِ الْآخَرِ فَيَفْعَلُ بِهِ مِثْلَ مَا فَعَلَ بِالْجَانِبِ الْأَوَّلِ فَمَا يَفْرُغُ مِنْ ذَلِكَ الْجَانِبِ حَتَّى يَصِحَّ ذَلِكَ الْجَانِبُ كَمَا كَانَ ثُمَّ يَعُودُ عَلَيْهِ فَيَفْعَلُ مِثْلَ مَا فَعَلَ الْمَرَّةَ الْأُولَى 

قَالَ قُلْتُ سُبْحَانَ اللَّهِ مَا هَذَانِ قَالَ قَالَا لِي انْطَلِقْ انْطَلِقْ فَانْطَلَقْنَا فَأَتَيْنَا عَلَى مِثْلِ التَّنُّورِ قَالَ فَأَحْسِبُ أَنَّهُ كَانَ يَقُولُ فَإِذَا فِيهِ لَغَطٌ وَأَصْوَاتٌ قَالَ فَاطَّلَعْنَا فِيهِ فَإِذَا فِيهِ رِجَالٌ وَنِسَاءٌ عُرَاةٌ وَإِذَا هُمْ يَأْتِيهِمْ لَهَبٌ مِنْ أَسْفَلَ مِنْهُمْ فَإِذَا أَتَاهُمْ ذَلِكَ اللَّهَبُ ضَوْضَوْا 

قَالَ قُلْتُ لَهُمَا مَا هَؤُلَاءِ قَالَ قَالَا لِي انْطَلِقْ انْطَلِقْ قَالَ فَانْطَلَقْنَا فَأَتَيْنَا عَلَى نَهَرٍ حَسِبْتُ أَنَّهُ كَانَ يَقُولُ أَحْمَرَ مِثْلِ الدَّمِ وَإِذَا فِي النَّهَرِ رَجُلٌ سَابِحٌ يَسْبَحُ وَإِذَا عَلَى شَطِّ النَّهَرِ رَجُلٌ قَدْ جَمَعَ عِنْدَهُ حِجَارَةً كَثِيرَةً وَإِذَا ذَلِكَ السَّابِحُ يَسْبَحُ مَا يَسْبَحُ ثُمَّ يَأْتِي ذَلِكَ الَّذِي قَدْ جَمَعَ عِنْدَهُ الْحِجَارَةَ فَيَفْغَرُ لَهُ فَاهُ فَيُلْقِمُهُ حَجَرًا فَيَنْطَلِقُ يَسْبَحُ ثُمَّ يَرْجِعُ إِلَيْهِ كُلَّمَا رَجَعَ إِلَيْهِ فَغَرَ لَهُ فَاهُ فَأَلْقَمَهُ حَجَرًا 

قَالَ قُلْتُ لَهُمَا مَا هَذَانِ قَالَ قَالَا لِي انْطَلِقْ انْطَلِقْ قَالَ فَانْطَلَقْنَا فَأَتَيْنَا عَلَى رَجُلٍ كَرِيهِ الْمَرْآةِ كَأَكْرَهِ مَا أَنْتَ رَاءٍ رَجُلًا مَرْآةً وَإِذَا عِنْدَهُ نَارٌ يَحُشُّهَا وَيَسْعَى حَوْلَهَا 

قَالَ قُلْتُ لَهُمَا مَا هَذَا قَالَ قَالَا لِي انْطَلِقْ انْطَلِقْ فَانْطَلَقْنَا فَأَتَيْنَا عَلَى رَوْضَةٍ مُعْتَمَّةٍ فِيهَا مِنْ كُلِّ لَوْنِ الرَّبِيعِ وَإِذَا بَيْنَ ظَهْرَيْ الرَّوْضَةِ رَجُلٌ طَوِيلٌ لَا أَكَادُ أَرَى رَأْسَهُ طُولًا فِي السَّمَاءِ وَإِذَا حَوْلَ الرَّجُلِ مِنْ أَكْثَرِ وِلْدَانٍ رَأَيْتُهُمْ قَطُّ 

قَالَ قُلْتُ لَهُمَا مَا هَذَا مَا هَؤُلَاءِ قَالَ قَالَا لِي انْطَلِقْ انْطَلِقْ قَالَ فَانْطَلَقْنَا فَانْتَهَيْنَا إِلَى رَوْضَةٍ عَظِيمَةٍ لَمْ أَرَ رَوْضَةً قَطُّ أَعْظَمَ مِنْهَا وَلَا أَحْسَنَ قَالَ قَالَا لِي ارْقَ فِيهَا قَالَ فَارْتَقَيْنَا فِيهَا فَانْتَهَيْنَا إِلَى مَدِينَةٍ مَبْنِيَّةٍ بِلَبِنِ ذَهَبٍ وَلَبِنِ فِضَّةٍ فَأَتَيْنَا بَابَ الْمَدِينَةِ فَاسْتَفْتَحْنَا فَفُتِحَ لَنَا 

فَدَخَلْنَاهَا فَتَلَقَّانَا فِيهَا رِجَالٌ شَطْرٌ مِنْ خَلْقِهِمْ كَأَحْسَنِ مَا أَنْتَ رَاءٍ وَشَطْرٌ كَأَقْبَحِ مَا أَنْتَ رَاءٍ قَالَ قَالَا لَهُمْ اذْهَبُوا فَقَعُوا فِي ذَلِكَ النَّهَرِ قَالَ وَإِذَا نَهَرٌ مُعْتَرِضٌ يَجْرِي كَأَنَّ مَاءَهُ الْمَحْضُ فِي الْبَيَاضِ فَذَهَبُوا فَوَقَعُوا فِيهِ ثُمَّ رَجَعُوا إِلَيْنَا قَدْ ذَهَبَ ذَلِكَ السُّوءُ عَنْهُمْ فَصَارُوا فِي أَحْسَنِ صُورَةٍ 

قَالَ قَالَا لِي هَذِهِ جَنَّةُ عَدْنٍ وَهَذَاكَ مَنْزِلُكَ قَالَ فَسَمَا بَصَرِي صُعُدًا فَإِذَا قَصْرٌ مِثْلُ الرَّبَابَةِ الْبَيْضَاءِ قَالَ قَالَا لِي هَذَاكَ مَنْزِلُكَ قَالَ قُلْتُ لَهُمَا بَارَكَ اللَّهُ فِيكُمَا ذَرَانِي فَأَدْخُلَهُ قَالَا أَمَّا الْآنَ فَلَا وَأَنْتَ دَاخِلَهُ 

قَالَ قُلْتُ لَهُمَا فَإِنِّي قَدْ رَأَيْتُ مُنْذُ اللَّيْلَةِ عَجَبًا فَمَا هَذَا الَّذِي رَأَيْتُ قَالَ قَالَا لِي أَمَا إِنَّا سَنُخْبِرُكَ 

أَمَّا الرَّجُلُ الْأَوَّلُ الَّذِي أَتَيْتَ عَلَيْهِ يُثْلَغُ رَأْسُهُ بِالْحَجَرِ فَإِنَّهُ الرَّجُلُ يَأْخُذُ الْقُرْآنَ فَيَرْفُضُهُ وَيَنَامُ عَنْ الصَّلَاةِ الْمَكْتُوبَةِ 

وَأَمَّا الرَّجُلُ الَّذِي أَتَيْتَ عَلَيْهِ يُشَرْشَرُ شِدْقُهُ إِلَى قَفَاهُ وَمَنْخِرُهُ إِلَى قَفَاهُ وَعَيْنُهُ إِلَى قَفَاهُ فَإِنَّهُ الرَّجُلُ يَغْدُو مِنْ بَيْتِهِ فَيَكْذِبُ الْكَذْبَةَ تَبْلُغُ الْآفَاقَ 

وَأَمَّا الرِّجَالُ وَالنِّسَاءُ الْعُرَاةُ الَّذِينَ فِي مِثْلِ بِنَاءِ التَّنُّورِ فَإِنَّهُمْ الزُّنَاةُ وَالزَّوَانِي 

وَأَمَّا الرَّجُلُ الَّذِي أَتَيْتَ عَلَيْهِ يَسْبَحُ فِي النَّهَرِ وَيُلْقَمُ الْحَجَرَ فَإِنَّهُ آكِلُ الرِّبَا 

وَأَمَّا الرَّجُلُ الْكَرِيهُ الْمَرْآةِ الَّذِي عِنْدَ النَّارِ يَحُشُّهَا وَيَسْعَى حَوْلَهَا فَإِنَّهُ مَالِكٌ خَازِنُ جَهَنَّمَ 

وَأَمَّا الرَّجُلُ الطَّوِيلُ الَّذِي فِي الرَّوْضَةِ فَإِنَّهُ إِبْرَاهِيمُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَمَّا الْوِلْدَانُ الَّذِينَ حَوْلَهُ فَكُلُّ مَوْلُودٍ مَاتَ عَلَى الْفِطْرَةِ قَالَ فَقَالَ بَعْضُ الْمُسْلِمِينَ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَأَوْلَادُ الْمُشْرِكِينَ 

فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَوْلَادُ الْمُشْرِكِينَ وَأَمَّا الْقَوْمُ الَّذِينَ كَانُوا شَطْرٌ مِنْهُمْ حَسَنًا وَشَطْرٌ قَبِيحًا فَإِنَّهُمْ قَوْمٌ خَلَطُوا عَمَلًا صَالِحًا وَآخَرَ سَيِّئًا تَجَاوَزَ اللَّهُ عَنْهُمْ


Telah menceritakan kepadaku Mu`ammal bin Hisyam Abu Hisyam telah menceritakan kepada kami Isma'il bin Ibrahim telah menceritakan kepada kami 'Auf telah menceritakan kepada kami Abu Raja' telah menceritakan kepada kami Samurah bin Jundub radliallahu 'anhu, 

Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam sering bertanya kepada sahabat-sahabatnya: Adakah ada daripada kalian yang bermimpi? Lalu sesiapa yang dikehendaki Allah akan menceritakan (mimpinya) kepada baginda sallallahu ‘alaihi wa sallam.

Pada satu pagi, baginda sallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: Sesungguhnya malam tadi, datang dua (malaikat) kepada ku (di dalam mimpi). Mereka berdua mengejutkan aku. Mereka berkata kepada aku: Bergeraklah. Maka aku bergerak bersama mereka.

Kami bertemu dengan seseorang lelaki yang sedang berbaring, dan ada seorang lelaki lagi sedang berdiri sambil memegang batu yang besar. Lelaki yang memegang batu itu menjatuhkan batu besar itu ke atas kepala lelaki yang berbaring tadi. Lalu berkecailah kepalanya. Batu itu bergolek dan lelaki yang menjatuhkan batu itu mengikut batu itu dan mengambilnya kembali. Apabila lelaki yang mengambil itu kembali kepada lelaki yang berbaring tersebut, keadaan kepalanya sudah kembali pulih seperti sedia kala. Lelaki itu mengulangi perbuatannya seperti yang dia lakukan pada kali pertama (iaitu menjatuhkan batu besar itu ke kepala lelaki yang berbaring itu).

Aku bertanya kepada mereka berdua: Maha suci Allah. Siapakah dua orang lelaki tadi? Kedua-dua malaikat menjawab: Bergeraklah. Lalu kami bergerak sehinggalah kami menemui seorang lelaki yang sedang terlentang di atas tengkuknya, dan ada seorang lagi lelaki sedang berdiri di atasnya dengan memegang pencangkuk yang diperbuat daripada besi. Lelaki yang memegang pencangkuk tadi pergi ke satu bahagian wajah lelaki yang berbaring tadi, lalu dia mencarik hujung mulutnya sehingga ke tengkuknya, mencarik dari lubang hidungnya hingga ke tengkuknya, dan mencarik dari matanya hingga ke tengkuknya. Kemudian lelaki itu beralih pula sisi wajah yang satu lagi, lalu dia melakukan seperti mana yang dia lakukan pada sisi wajah yang tadi. Tidaklah dia selesai melakukan hal tersebut pada sisi wajah itu melainkan bahagian wajah yang pertama dicarik tadi sudah pulih seperti asalnya. Kemudian lelaki itu akan kembali ke bahagian wajah yang sudah pulih itu lalu melakukan sebagaimana yang dia lakukan pada kali pertama tadi.

Aku berkata: Maha suci Allah. Siapakah dua orang ini? Kedua-dua malaikat itu berkata kepada ku: Bergeraklah. Lalu kami pun bergerak sehingga kami sampai ke satu tempat yang bentuknya seperti tempat membakar roti. Kedengaran di dalam tempat tersebut jeritan suara. Kami meninjau ke dalamnya lalu kami dapati di dalam tempat tersebut terdapat lelaki dan wanita yang dalam keadaan bertelanjang. Api datang menjamah mereka dari arah bawah mereka. Apabila api itu datang ke arah mereka, maka mereka akan menjerit.

Aku bertanya kepada dua malaikat: Siapakah mereka (iaitu orang-orang yang di dalam tempat seperti pembakar roti)? Kedua-dua malaikat menjawab: Bergeraklah, bergeraklah. Lalu kami bergerak sehingga kami sampai di sebatang sungai yang merah seperti darah. Di dalam sungai itu terdapat seorang lelaki yang sedang berenang, manakala di tebing sungai terdapat seorang lelaki yang mengumpulkan banyak batu bersamanya. Apabila lelaki yang berenang itu terus berenang sehinggalah dia sampai ke tempat lelaki yang mengumpulkan banyak batu tadi, lalu perenang itu membukakan mulutnya, dan lelaki yang di tebing sungai itu mencampakkan batu ke dalam mulut perenang tadi. Lalu perenang tadi terus berenang, kemudian datang kembali ke tempat lelaki di tebing sungai itu. Setiap kali dia kembali ke lelaki itu, dia akan membuka mulutnya dan lelaki itu mencampakkan batu ke dalam mulutnya.

Aku bertanya kepada dua malaikat itu: Siapakah dua orang tersebut? Kedua-dua malaikat itu menjawab: Bergeraklah, bergeraklah. Lalu kami bergerak sehingga kami bertemu dengan seorang lelaki yang sangat hodoh wajahnya, seolah-olah itu adalah manusia paling hodoh yang pernah engkau lihat. Bersama dengan lelaki itu adalah api, dia menyalakannya dan mengelilingi api itu.

Aku bertanya kepada kedua-dua malaikat lagi: Siapakah lelaki ini? Mereka berkata: Bergeraklah, bergeraklah. Lalu kami bergerak sehingga kami bertemu kami sampai ke satu taman yang sangat rimbun pokok-pokoknya dengan segala jenis warna bunga-bunganya. Di tengah-tengah taman tersebut terdapat seorang lelaki yang tinggi, hampir-hampir aku tidak dapat melihat kepalanya kerana tingginya sehingga ke langit. Di sekeliling lelaki itu terdapat kanak-kanak yang sangat ramai yang pernah aku lihat.

Aku bertanya kepada dua malaikat itu: Siapakah lelaki ini, dan siapa pula kanak-kanak itu? Dua malaikat itu menjawab: Bergeraklah, bergeraklah. Lalu kami bergerak sehingga sampai ke taman yang sangat besar. Tidak pernah aku lihat taman yang lebih besar dan lebih cantik daripada taman itu. Kedua-dua malaikat itu berkata kepada ku: Panjatlah taman itu. Lalu kami memanjatnya sehingga kami sampai ke satu bandar yang dibina daripada batu-bata yang diperbuat daripada emas dan perak. Kami pergi ke pintu bandar itu lalu meminta agar pintu itu dibuka. Maka dibukakan pintu itu untuk kami.

Kami masuk dan kami bertemu dengan sekelompok manusia yang separuh daripada tubuh badan mereka adalah secantik-cantik yang pernah engkau lihat, manakala separuh daripada tubuh badan mereka pula adalah sehodoh-hodoh yang pernah engkau lihat. Kedua-dua malaikat itu berkata kepada mereka: Pergilah dan masuk ke dalam sungai itu. Sungai itu adalah sungai yang mengalir dan airnya putih seolah-olah susu yang asli. Mereka pergi dan masuk ke dalam sungai tersebut. Kemudian mereka kembali kepada kami dalam keadaan telah hilang rupa yang hodoh daripada tubuh mereka, dan mereka berubah menjadi sebaik-baik bentuk.

Kedua-dua malaikat itu berkata kepada ku: Ini adalah syurga ‘Adn. Ini pula adalah rumah engkau. Lalu aku pun mengangkat pandangan ku ke atas. Aku melihat terdapat sebuah istana seperti awan-awan yang putih. Kedua-dua malaikat itu berkata kepada ku: Ini adalah rumah engkau. Aku berkata kepada mereka berdua: Semoga Allah memberkati kalian. Tinggalkanlah aku supaya aku dapat masuk ke dalamnya. Kedua-dua malaikat itu berkata: Sekarang tidak boleh, akan tetapi engkau akan memasukinya jua (selepas mati nanti).

Aku bertanya kepada kedua-dua malaikat itu: Sesungguhnya sejak malam tadi aku telah melihat perkara-perkara yang pelik. Apakah perkara-perkara yang telah aku lihat itu? Kedua-dua malaikat itu berkata: Kami akan beritahu kepada mu

Lelaki yang pertama yang engkau datang kepadanya, lalu kepalanya dipecahkan dengan batu. Sesungguhnya dia adalah lelaki yang mengambil al-Quran lalu menolaknya, dan dia tidur daripada menunaikan solat fardhu.

Lelaki yang engkau lihat dicarik hujung mulutnya sehingga ke tengkuk, lubang hidungnya hingga ke tengkuk, dan matanya hingga ke tengkuk, adalah lelaki yang keluar dari rumahnya lalu banyak menipu.

Lelaki dan perempuan yang bertelanjang di dalam tempat seperti tempat membakar roti ialah wanita dan lelaki yang berzina.

Lelaki yang engkau lihat berenang di sungai dan diberi makan batu, dia adalah pemakan riba.

Lelaki yang tinggi di taman itu adalah Nabi Ibrahim a. Kanak-kanak yang ada di sekelilingnya adalah setiap kanak-kanak yang mati dalam keadaan fitrah. Sebahagian sahabat bertanya: Ya Rasulullah, bagaimana pula dengan anak orang Musyrikin? Baginda menjawab: Begitu juga anak-anak orang musyrikin (mereka akan berada di situ seperti anak-anak orang Islam).

Kelompok manusia yang separuh tubuhnya elok, dan separuhnya rosak. Mereka adalah kelompok yang mencampurkan amal soleh mereka dengan amal kejahatan, akan tetapi Allah telah mengampuni mereka.



Allah's Messenger (ﷺ) very often used to ask his companions, "Did anyone of you see a dream?" So dreams would be narrated to him by those whom Allah wished to tell. 

One morning the Prophet (ﷺ) said, "Last night two persons came to me (in a dream) and woke me up and said to me, 'Proceed!' 

I set out with them and we came across a man lying down, and behold, another man was standing over his head, holding a big rock. Behold, he was throwing the rock at the man's head, injuring it. The rock rolled away and the thrower followed it and took it back. By the time he reached the man, his head returned to the normal state. The thrower then did the same as he had done before. 

I said to my two companions, 'Subhan Allah! Who are these two persons?' They said, 'Proceed!' So we proceeded and came to a man lying flat on his back and another man standing over his head with an iron hook, and behold, he would put the hook in one side of the man's mouth and tear off that side of his face to the back (of the neck) and similarly tear his nose from front to back and his eye from front to back. Then he turned to the other side of the man's face and did just as he had done with the other side. He hardly completed this side when the other side returned to its normal state. Then he returned to it to repeat what he had done before. 

I said to my two companions, 'Subhan Allah! Who are these two persons?' They said to me, 'Proceed!' So we proceeded and came across something like a Tannur (a kind of baking oven, a pit usually clay-lined for baking bread)." I think the Prophet (ﷺ) said, "In that oven there was much noise and voices." The Prophet (ﷺ) added, "We looked into it and found naked men and women, and behold, a flame of fire was reaching to them from underneath, and when it reached them, they cried loudly. 

I asked them, 'Who are these?' They said to me, 'Proceed!' And so we proceeded and came across a river." I think he said, ".... red like blood." The Prophet (ﷺ) added, "And behold, in the river there was a man swimming, and on the bank there was a man who had collected many stones. Behold, while the other man was swimming, he went near him. The former opened his mouth and the latter (on the bank) threw a stone into his mouth whereupon he went swimming again. He returned and every time the performance was repeated. 

I asked my two companions, 'Who are these (two) persons?' They replied, 'Proceed! Proceed!' And we proceeded till we came to a man with a repulsive appearance, the most repulsive appearance, you ever saw a man having! Beside him there was a fire and he was kindling it and running around it. 

I asked my companions, 'Who is this (man)?' They said to me, 'Proceed! Proceed!' So we proceeded till we reached a garden of deep green dense vegetation, having all sorts of spring colors. In the midst of the garden there was a very tall man and I could hardly see his head because of his great height, and around him there were children in such a large number as I have never seen. 

I said to my companions, 'Who is this?' They replied, 'Proceed! Proceed!' So we proceeded till we came to a majestic huge garden, greater and better than I have ever seen! My two companions said to me, 'Go up' and I went up. The Prophet (ﷺ) added, "So we ascended till we reached a city built of gold and silver bricks and we went to its gate and asked (the gatekeeper) to open the gate, and it was opened 

and we entered the city and found in it, men with one side of their bodies as handsome as the handsomest person you have ever seen, and the other side as ugly as the ugliest person you have ever seen. My two companions ordered those men to throw themselves into the river. Behold, there was a river flowing across (the city), and its water was like milk in whiteness. Those men went and threw themselves in it and then returned to us after the ugliness (of their bodies) had disappeared and they became in the best shape." 

The Prophet (ﷺ) further added, "My two companions (angels) said to me, 'This place is the Eden Paradise, and that is your place.' I raised up my sight, and behold, there I saw a palace like a white cloud! My two companions said to me, 'That (palace) is your place.' I said to them, 'May Allah bless you both! Let me enter it.' They replied, 'As for now, you will not enter it, but you shall enter it (one day). 

I said to them, 'I have seen many wonders tonight. What does all that mean which I have seen?' They replied, 'We will inform you: 

As for the first man you came upon whose head was being injured with the rock, he is the symbol of the one who studies the Qur'an and then neither recites it nor acts on its orders, and sleeps, neglecting the enjoined prayers. 

As for the man you came upon whose sides of mouth, nostrils and eyes were torn off from front to back, he is the symbol of the man who goes out of his house in the morning and tells so many lies that it spreads all over the world. 

And those naked men and women whom you saw in a construction resembling an oven, they are the adulterers and the adulteresses. 

And the man whom you saw swimming in the river and given a stone to swallow, is the eater of usury (Riba). 

And the bad looking man whom you saw near the fire kindling it and going round it, is Malik, the gatekeeper of Hell. 

And the tall man whom you saw in the garden, is Abraham and the children around him are those children who die with Al-Fitra (the Islamic Faith). The narrator added: Some Muslims asked the Prophet, "O Allah's Messenger (ﷺ)! What about the children of pagans?" The Prophet (ﷺ) replied, "And also the children of pagans." 

The Prophet (ﷺ) added, "My two companions added, 'The men you saw half handsome and half ugly were those persons who had mixed an act that was good with another that was bad, but Allah forgave them.'"


Reference : Sahih al-Bukhari 7047
In-book reference : Book 91, Hadith 61
USC-MSA web (English) reference : Vol. 9, Book 87, Hadith 171
(deprecated numbering scheme