MeTaLoYaL

tHe diFFErent isnt AlwaYz better But THE besT is always Different..
Showing posts with label SAHIH MUSLIM. Show all posts
Showing posts with label SAHIH MUSLIM. Show all posts

Saturday, June 8, 2024

MUSNAD AHMAD 13858 : SINGGAHSANA IBLIS, PENCERAIAN MISI BESAR IBLIS

باقي مسند المكثرين
مسند جابر بن عبد الله رضي الله تعالى عنه

مسند أحمد ١٣٨٥٨

حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ عَنْ أَبِي سُفْيَانَ عَنْ جَابِرٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ إِبْلِيسَ يَضَعُ عَرْشَهُ عَلَى الْمَاءِ ثُمَّ يَبْعَثُ سَرَايَاهُ فَأَدْنَاهُمْ مِنْهُ مَنْزِلَةً أَعْظَمُهُمْ فِتْنَةً يَجِيءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُولُ فَعَلْتُ كَذَا وَكَذَا فَيَقُولُ مَا صَنَعْتَ شَيْئًا قَالَ وَيَجِيءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُولُ مَا تَرَكْتُهُ حَتَّى فَرَّقْتُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَهْلِهِ قَالَ فَيُدْنِيهِ مِنْهُ أَوْ قَالَ فَيَلْتَزِمُهُ وَيَقُولُ نِعْمَ أَنْتَ قَالَ أَبُو مُعَاوِيَةَ مَرَّةً فَيُدْنِيهِ مِنْهُ

KITAB SISA MUSNAD SAHABAT YANG BANYAK MERIWAYATKAN HADIS

Bab Musnad Jabir bin Abdullah Radliyallahu ta'ala 'anhu


Telah bercerita kepada kami Abu Mu'awiyah telah bercerita kepada kami Al 'A'masy dari Abu Sufyan dari Jabir berkata: 

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 

"Iblis meletakkan istananya di atas air kemudian mengutus pasukannya. Singgasana paling rendah di air dihuni oleh yang paling besar kejahatannya, Iblis mendatangi satu persatu anggotanya, ada yang menjawab: 'Saya telah melakukan ini dan itu', maka (Iblis) berkata: 'Kamu belum berbuat apa-apa'." 

Beliau bersabda: 

"Kemudian ia mendatangi yang lain dan berkata: 'Saya tidak meninggalkan dia, sampai saya bisa memisahkan dia dengan isterinya'." Beliau bersabda: "Maka Iblis menjadikan anggotanya itu sangat dekat dengannya", 

atau beliau bersabda: 

"Maka ia selalu menyertainya, dan raja iblis itu berkata: 'Anak buah terbaik adalah kamu'." 

Abu Mu'awiyah pernah berkata: 

"Maka Iblis menjadikan anggotanya itu sangat dekat dengannya."


****************************************************************************

باقي مسند المكثرين
مسند جابر بن عبد الله رضي الله تعالى عنه

مسند أحمد ١٤٥٨٧

حَدَّثَنَا رَوْحٌ عَنْ ابْنِ جُرَيْجٍ أَخْبَرَنِي أَبُو الزُّبَيْرِ أَنَّهُ سَمِعَ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ عَرْشُ إِبْلِيسَ عَلَى الْبَحْرِ ثُمَّ يَبْعَثُ سَرَايَاهُ فَيَفْتِنُونَ النَّاسَ فَأَعْظَمُهُمْ عِنْدَهُ أَعْظَمُهُمْ فِتْنَةً

KITAB SISA MUSNAD SAHABAT YANG BANYAK MERIWAYATKAN HADIS
Bab Musnad Jabir bin Abdullah Radliyallahu ta'ala 'anhu

Musnad Ahmad 14587

Telah bercerita kepada kami Rauh dari Ibnu Juraij telah mengabarkan kepadaku Abu Az-Zubair telah mendengar Jabir bin Abdullah berkata: saya telah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Kerajaan Iblis berada di atas laut, dia mengirimkan bala tentaranya, yang paling besar kedudukannya adalah yang paling bisa menggoda manusia."

************************************************************

Kitab: Sifat hari kiamat, syurga dan neraka
Bab: Setan mengutus pasuannya untuk menghasut manusia, dan setiap orang ada setan yang selalu menyertaiya

حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ وَإِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَإِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ وَاللَّفْظُ لِأَبِي كُرَيْبٍ قَالَا أَخْبَرَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ عَنْ أَبِي سُفْيَانَأَبِي سُفْيَانَ عَنْ جَابِرٍ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ إِبْلِيسَ يَضَعُ عَرْشَهُ عَلَى الْمَاءِ ثُمَّ يَبْعَثُ سَرَايَاهُ فَأَدْنَاهُمْ مِنْهُ مَنْزِلَةً أَعْظَمُهُمْ فِتْنَةً يَجِيءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُولُ فَعَلْتُ كَذَا وَكَذَا فَيَقُولُ مَا صَنَعْتَ شَيْئًا قَالَ ثُمَّ يَجِيءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُولُ مَا تَرَكْتُهُ حَتَّى فَرَّقْتُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ امْرَأَتِهِ قَالَ فَيُدْنِيهِ مِنْهُ وَيَقُولُ نِعْمَ أَنْتَ
قَالَ الْأَعْمَشُ أُرَاهُ قَالَ فَيَلْتَزِمُهُ

Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib, Muhammad bin Al Ala` dan Ishaq bin Ibrahim, teks milik Abu Kuraib, keduanya berkata: Telah mengkhabarkan kepada kami Abu Mu'awiyah telah menceritakan kepada kami Al A'masy dari Abu Sufyan dari Jabir berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Sesungguhnya Iblis meletakkan singgasananya di atas air lalu mengirim bala tentaranya, (setan) yang kedudukannya paling dekat bagi Iblis adalah yang paling besar godaannya. Salah satu diantara mereka datang lalu berkata: 'Aku telah melakukan ini dan itu.' Iblis menjawab: 'Kau tidak melakukan apa pun.' Lalu yang lain datang dan berkata: 'Aku tidak meninggalkannya hingga aku memisahkannya dengan istrinya.' Beliau bersabda: "Iblis mendekatinya lalu berkata: 'Bagus kamu." Al A'masy menyebutkan dalam riwayatnya: "Iblis berkata: 'Tetaplah (menggodanya)."


Characteristics of the Day of Judgment, Paradise, and Hell

Chapter: The Mischief Of The Shaitan And How He Sends His Troops To Tempt People, And With Every Person There Is A Qarin (Companion From Among The Jinn)

Jabir reported that Allah's Messenger (ﷺ) said:

Iblis places his throne upon water; he then sends detachments (for creating dissension) ; the nearer to him in rank are those who are most notorious in creating dissension. One of them comes and says: "I did so and so." And he says: "You have done nothing." Then one amongst them comes and says: "I did not spare so and so until I sowed the seed of discord between a husband and a wife." The Satan goes near him and says: "You have done well." A'mash said: He then embraces him.

Reference : Sahih Muslim 2813b
In-book reference : Book 52, Hadith 60
USC-MSA web (English) reference : Book 39, Hadith 6755
(deprecated numbering scheme)

******************************************************

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ إِبْلِيْسَ يَضَعُ عَرْشَهُ عَلَى الْمَاءِ ثُمَّ يَبْعَثُ سَرَايَاهُ

“Sesungguhnya Iblis meletakkan singgasananya di atas air (laut) kemudian ia mengutus bala tentaranya.” 

[HR. Muslim]

Memang benar bahwa singgasana Iblis ada di atas air (diriwayat yang lain di atas laut) sebagaimana dhazir hadits ini. Syaikh Al-Mubarakfury menjelaskan,

وفي رواية على البحر، ومعناه أن مركزه البحر

فالصحيح حمله على ظاهره…. وضع عرضه على الماء

“Di riwayat yang lain di atas laut, yaitu markasnya (kerajaannya) di lautan. Yang shahih adalah kita pahami hadits ini sesuai dengan dzahirnya dan meletakknya singgasananya di atas air.” [Mir’atul mafatih 1/149]

Copyright © 2024 muslim.or.id

Hadis di atas menggambarkan kepada kita bahwa prestasi tertinggi setan adalah mampu membuat sepasang suami-istri bercerai. Oleh karenanya, penting bagi kita untuk mengetahui hal-hal yang dapat menjembatani setan menguasai hawa nafsu kita yang dapat memicu perceraian dalam rumah tangga. Mudah-mudahan, dengan izin Allah Ta’ala, kita memperoleh petunjuk untuk dapat segera mendeteksi bahwa kita sedang berada dalam kondisi-kondisi di mana setan dapat menunggangi kita sehingga segala potensi buruk dapat dihindari.

Copyright © 2024 muslim.or.id

***********************************************

Perang Iblis dan Manusia

Tidak ada sosok yang secara terang-terangan menyatakan diri menjadi musuh manusia, selain Iblis. Untuk itu, Allah sering ingatkan manusia untuk menjadikannya sebagai musuh

إِنَّ الشَّيْطَانَ لِلْإِنْسَانِ عَدُوٌّ مُبِينٌ

”Sesungguhnya setan musuh paling terang-terangan bagi manusia.” (QS. Yusuf: 5).

“Dari Jabir, Nabi ‘alaihis shalatu was salam bersabda,

إِنَّ إِبْلِيسَ يَضَعُ عَرْشَهُ عَلَى الْمَاءِ، ثُمَّ يَبْعَثُ سَرَايَاهُ، فَأَدْنَاهُمْ مِنْهُ مَنْزِلَةً أَعْظَمُهُمْ فِتْنَةً

“Sesungguhnya iblis singgasananya berada di atas laut. Dia mengutus para pasukannya. Setan yang paling dekat kedudukannya adalah yang paling besar godaannya….’” (HR. Muslim 2813)

https://konsultasisyariah.com/21212-resensi-buku-islam-memahami-godaan-iblis.html


Al-A’masy mengatakan, “Aku menyangka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Iblis merangkul setan itu’.”

Imam al-Munawi mengatakan, “Sesungguhnya hadis ini merupakan peringatan keras, tentang buruknya perceraian. Karena perceraian merupakan cita-cita terbesar makhluk terlaknat, yaitu Iblis. Dengan perceraian akan ada dampak buruk yang sangat banyak, seperti terputusnya keturunan, peluang besar bagi manusia untuk terjerumus ke dalam zina, yang merupakan dosa yang sangat besar kerusakannya dan menjadi skandal terbanyak.” (Faidhul Qadir, 2:408).


***************************************************

Al-Munawi menjelaskan mengenai hadits ini,

إن هذا تهويل عظيم في ذم التفريق حيث كان أعظم مقاصد اللعين لما فيه من انقطاع النسل وانصرام بني آدم وتوقع وقوع الزنا الذي هو أعظم الكبائر

“Hadits ini menunjukan peringatan yang sangat menakutkan tentang celaan terhadap perceraian. Hal ini merupakan tujuan terbesar (Iblis) yang terlaknat karena perceraian mengakibatkan terputusnya keturunan. Bersendiriannya (tidak ada pasangan suami/istri) anak keturunan Nabi Adam akan menjerumuskan mereka ke perbuatan zina yang termasuk dosa-dosa besar yang paling besar menimbulkan kerusakan dan yang paling menyulitkan” 

[Faidhul Qadiir II/408]



***************************************************


Monday, May 27, 2024

MUSNAD AHMAD 18767 : MANUSIA TETAP DIBERI REZEKI WALAUPUN DERHAKA & BUAT MAKSIAT

مسند الكوفيين
حديث أبي موسى الأشعري رضي الله تعالى عنه

مسند أحمد ١٨٧٦٧

حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ عَنْ سُفْيَانَ عَنِ الْأَعْمَشِ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِي مُوسَى عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا أَحَدٌ أَصْبَرَ عَلَى أَذًى يَسْمَعُهُ مِنْ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ يَدْعُونَ لَهُ وَلَدًا وَيُعَافِيهِمْ وَيَرْزُقُهُمْ

KITAB MUSNAD PENDUDUK KUFFAH
Bab Hadis Abu Musa Al Asy'ari Radliyallahu ta'ala 'anhu


Telah menceritakan kepada kami Abdurrahman dari Sufyan dari Al A'masy dari Sa'id bin Jubair dari Abu Abdurrahman dari Abu Musa dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: 

"Tidak ada yang lebih sabar atas suatu hinaan daripada Allah 'azza wajalla. Mereka mengaku-ngaku bahwa Allah punya anak (iaitu kaum Kristian), namun Allah tetap memberi mereka kesehatan dan rezeki."

ISNAD SAHIH MENURUT SYUA'IB AL-ARNA'UTH

*******************************************************************************

HADIS BERKAITAN


التوحيد
بَابُ قَوْلِ اللَّهِ تَعَالَى: {إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو القُوَّةِ المَتِينُ} [الذاريات: 58]

صحيح البخاري ٦٨٣٠

حَدَّثَنَا عَبْدَانُ عَنْ أَبِي حَمْزَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ السُّلَمِيِّ عَنْ أَبِي مُوسَى الْأَشْعَرِيِّ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا أَحَدٌ أَصْبَرُ عَلَى أَذًى سَمِعَهُ مِنْ اللَّهِ يَدَّعُونَ لَهُ الْوَلَدَ ثُمَّ يُعَافِيهِمْ وَيَرْزُقُهُمْ

KITAB TAUHID
Bab Firman Allah Ta'ala: {Dialah (Allah) sang pemberi rezeki yang memiliki segala kekuatan}


Telah menceritakan kepada kami 'Abdan dari Abu Hamzah dari Al A'masy dari Sa'id bin Jubair dari Abu 'Abdurrahman assulami dari Abu Musa Al asy'ari berkata: "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak ada seorang pun yang lebih bersabar atas gangguan yang didengarnya daripada Allah, ada manusia mengaku Allah mempunyai anak (yaitu orang nashrani), namun Allah masih juga memberi mereka kesehatan dan rezeki."


Oneness, Uniqueness of Allah (Tawheed)
Chapter: “Verily Allah is the All-Provider, Owner of Power, the Most Strong.”


The Prophet (ﷺ) said, "None is more patient than Allah against the harmful and annoying words He hears (from the people): They ascribe children to Him, yet He bestows upon them health and provision .

In-book reference : Book 97, Hadith 8
USC-MSA web (English) reference : Vol. 9, Book 93, Hadith 475
(deprecated numbering scheme)

*************************************************************************


صفة القيامة والجنة والنار
لا أحد أصبر على أذى من الله عز وجل

صحيح مسلم ٥٠١٧

و حَدَّثَنِي عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ جُبَيْرٍ عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ السُّلَمِيِّ قَالَ قَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ قَيْسٍ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا أَحَدٌ أَصْبَرَ عَلَى أَذًى يَسْمَعُهُ مِنْ اللَّهِ تَعَالَى إِنَّهُمْ يَجْعَلُونَ لَهُ نِدًّا وَيَجْعَلُونَ لَهُ وَلَدًا وَهُوَ مَعَ ذَلِكَ يَرْزُقُهُمْ وَيُعَافِيهِمْ وَيُعْطِيهِمْ

KITAB SIFAT HARI KIAMAT, SURGA DAN NERAKA
Bab Tidak ada yang lebih sabar dalam menerima gangguan selain Allah


Telah menceritakan kepadaku Ubaidullah bin Sa'id telah menceritakan kepada kami Abu Usamah dari Al A'masy telah menceritakan kepada kami Sa'id bin Jubair dari Abu 'Abdurrahman assulami berkata: Abdullah bin Qais berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: " Tidak ada siapa pun yang lebih bersabar atas gangguan yang ia dengar melebihi Allah Ta'ala, mereka membuat tandingan untuknya dan menganggapNya punya anak, meski demikian Ia memberi mereka rezeki, memaafkan dan memberi mereka."


Characteristics of the Day of Judgment, Paradise, and Hell
Chapter: The Disbelievers


Abdullah b. Qais reported from Allah's Messenger (ﷺ) that none is more forbearing in listening to the most irksome things than Allah, the Exalted. They associate rivals with him, attribute sonhood to Him, but in spite of this He provides them sustenance, grants them safety, confers upon them so many things.

Reference : Sahih Muslim 2804c
In-book reference : Book 52, Hadith 36
USC-MSA web (English) reference : Book 39, Hadith 6732
(deprecated numbering scheme)


**************************************************************************

Kita selalu durhaka dan bermaksiat, namun Allah masih menyayangi kita karena tetap masih diberi rezeki.



لَيْسَ أَحَدٌ – أَوْ لَيْسَ شَىْءٌ – أَصْبَرَ عَلَى أَذًى سَمِعَهُ مِنَ اللَّهِ ، إِنَّهُمْ لَيَدْعُونَ لَهُ وَلَدًا ، وَإِنَّهُ لَيُعَافِيهِمْ وَيَرْزُقُهُمْ

“Tidak ada sesuatu pun yang lebih sabar dari bentuk disakiti yang ia dengar selain Allah. Mereka menyatakan bahwa Allah memiliki anak. Meski demikian, Allah masih memaafkan mereka dan tetap memberikan mereka rezeki.” (HR. Bukhari no. 6099 dan Muslim no. 2804, dari Abu Musa). Demikian pelajaran dari Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim karya Ibnu Katsir rahimahullah.

Namun tetap perkataan “Allah itu punya anak” adalah mungkar.

Ibnu Katsir menyatakan,

وأنه لا إله إلا هو، وأنه لا شريك له، ولا نظير له ولا ولد له، ولا صاحبة له، ولا كفء له، بل هو الأحد الصمد:

وفي كُلّ شَيءٍ له آيةٌ … تَدُل على أنه واحِدُ …

“Tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya, tidak ada yang serupa dengan-Nya. Allah tidaklah memiliki anak dan istri. Tidak ada yang semisal dengan-Nya. Allah itu Al Ahad Ash Shomad (Maha Esa dan semua makhluk bergantung pada-Nya).

Pada segala sesuatu terdapat ayat (tanda kuasa Allah), itu semua menunjukkan Allah itu Esa.” Demikian dinukil dari Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim.

Monday, May 20, 2024

MUSNAD AHMAD 7594 : ROH - ROH SEPERTI TENTERA/PERAJURIT YANG BERKELOMPOK,SALING MENGENAL DAN RAPAT ATAU SALING BERMUSUH DAN BERSELISIH



باقي مسند المكثرين
مسند أبي هريرة رضي الله عنه

مسند أحمد ٧٥٩٤

حَدَّثَنَا يَزِيدُ أَخْبَرَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ عَنْ سُهَيْلِ بْنِ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْأَرْوَاحُ جُنُودٌ مُجَنَّدَةٌ فَمَا تَعَارَفَ مِنْهَا ائْتَلَفَ وَمَا تَنَاكَرَ مِنْهَا اخْتَلَفَ

KITAB SISA MUSNAD SAHABAT YANG BANYAK MERIWAYATKAN HADITS
Bab Musnad Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu


Telah menceritakan kepada kami Yazid telah mengabarkan kepada kami Hammad bin Salamah dari Suhail bin Abu Shalih dari bapanya dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Roh-roh itu seperti tentara yang berkelompok-kelompok, jika saling mengenal maka akan bersatu namun jika saling mengingkari maka akan berselisih."

ISNAD SAHIH MENURUT SYUA'IB AL-ARNA'UTH


Hadis Berkaitan:


باقي مسند المكثرين
مسند أبي هريرة رضي الله عنه

مسند أحمد ١٠٤٠٤

حَدَّثَنَا عَبْدُ الصَّمَدِ وَحَسَنُ بْنُ مُوسَى قَالَا حَدَّثَنَا حَمَّادٌ عَنْ سُهَيْلٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْأَرْوَاحُ جُنُودٌ مُجَنَّدَةٌ فَمَا تَعَارَفَ مِنْهَا ائْتَلَفَ وَمَا تَنَاكَرَ مِنْهَا اخْتَلَفَ

KITAB SISA MUSNAD SAHABAT YANG BANYAK MERIWAYATKAN HADITS
Bab Musnad Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu


Telah menceritakan kepada kami Abdush Shamad dan Hasan bin Musa berkata telah menceritakan kepada kami Hammad dari Suhail dari bapanya dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam: "Para roh itu ibarat prajurit yang bermacam-macam, jika saling mengenal mereka akan menjadi akrab, dan jika saling bermusuhan maka mereka akan saling berselisih."

ISNAD SAHIH MENURUT SYUA'IB AL-ARNA'UTH

************************************************************************


البر والصلة والآداب
الأرواح جنود مجندة

صحيح مسلم ٤٧٧٣

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ يَعْنِي ابْنَ مُحَمَّدٍ عَنْ سُهَيْلٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْأَرْوَاحُ جُنُودٌ مُجَنَّدَةٌ فَمَا تَعَارَفَ مِنْهَا ائْتَلَفَ وَمَا تَنَاكَرَ مِنْهَا اخْتَلَفَ

KITAB BERBUAT BAIK, MENYAMBUT SILATURAHMI DAN ADAB
Bab Ruh itu berkelompok-kelompok


Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id: Telah menceritakan kepada kami 'Abdul 'Aziz yaitu Ibnu Muhammad dari Suhail dari Bapanya dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Roh-roh itu seperti prajurit yang berkelompok-kelompok, jika saling mengenal mereka akan menjadi akrab, dan jika saling bermusuhan maka mereka akan saling berselisih."


كتاب البر والصلة والآداب
The Book of Virtue, Enjoining Good Manners, and Joining of the Ties of Kinship

Chapter: Souls Are Like Conscripted Soldiers
باب الأَرْوَاحِ جُنُودٌ مُجَنَّدَةٌ ‏ ‏

Abu Huraira reported Allah's Messenger (ﷺ) Saying:
Souls are troops collected together and those who familiarised with each other (in the heaven from where these come) would have affinity, with one another (in the world) and those amongst them who opposed each other (in the Heaven) would also be divergent (in the world).

Reference : Sahih Muslim 2638a
In-book reference : Book 45, Hadith 204
USC-MSA web (English) reference : Book 32, Hadith 6376
(deprecated numbering scheme)


************************************************************************************


الأدب
من يؤمر أن يجالس

سنن أبي داوود ٤١٩٤

حَدَّثَنَا هَارُونُ بْنُ زَيْدِ بْنِ أَبِي الزَّرْقَاءِ حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا جَعْفَرٌ يَعْنِي ابْنَ بُرْقَانَ عَنْ يَزِيدَ يَعْنِي ابْنَ الْأَصَمِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ يَرْفَعُهُ قَالَ الْأَرْوَاحُ جُنُودٌ مُجَنَّدَةٌ فَمَا تَعَارَفَ مِنْهَا ائْتَلَفَ وَمَا تَنَاكَرَ مِنْهَا اخْتَلَفَ

KITAB ADAB
Bab Orang yang layak dijadikan teman


Telah menceritakan kepada kami Harun bin Zaid bin Abu Az Zarqa berkata: telah menceritakan kepada kami Ayahku berkata: telah menceritakan kepada kami Ja'far -maksudnya Ja'far bin Burqan- dari Yazid -maksudnya Yazid bin Al Asham- dari Abu Hurairah dan ia memarfu'kannya, ia berkata: "Ruh-ruh itu seperti tentara yang bersenjata, mereka yang saling mengenal maka akan bersatu, dan yang bertentangan maka akan bercerai-berai."

SAHIH MENURUT NASIRUDDIN AL ALBANI


كتاب الأدب
General Behavior (Kitab Al-Adab)

Chapter: With whom we are ordered to accompany
باب مَنْ يُؤْمَرُ أَنْ يُجَالَسَ

Abu Hurairah reported the Prophet (ﷺ) as saying:
The spirits are in marshaled hosts; those who know one another will be friendly, and those who do not, will keep apart.

Grade: Sahih (Al-Albani)

In-book reference : Book 43, Hadith 62
English translation : Book 42, Hadith 4816


********************************************************************************************************************************************************

Sebenarnya, sangat mudah mengetahui seperti apa cerminan diri Anda. Cukup dengan melihat bersama siapa saja Anda sering bergaul, seperti itulah cerminan diri Anda. Kenyataan ini telah dipaparkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

الْمُؤْمِنُ مِرْآةُ (أخيه) الْمُؤْمِنِ

Seorang mukmin cerminan dari saudaranya yang mukmin

HR al-Bukhâri (al-Adabul -Mufrad no. 239) dan Abu Dâwud no. 4918 (ash-Shahîhah no. 926)

Kalau seorang biasa berkumpul dengan seseorang yang hobinya berjudi, maka kurang lebih dia seperti itu juga. Begitu pula sebaliknya, kalau dia biasa berkumpul dengan orang yang rajin shalat berjamaah, maka kurang lebih dia seperti itu.

Allah Azza wa Jalla menciptakan ruh dan menciptakan sifat-sifat khusus untuk ruh tersebut. Di antara sifat ruh (jiwa) adalah dia tidak mau berkumpul dan bergaul dengan selain jenisnya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menegaskan hakekat ini dengan bersabda:

الأَرْوَاحُ جُنُودٌ مُجَنَّدَةٌ فَمَا تَعَارَفَ مِنْهَا ائْتَلَفَ وَمَا تَنَاكَرَ مِنْهَا اخْتَلَفَ

Ruh-ruh itu bagaikan pasukan yang berkumpul (berkelompok). (Oleh karena itu), jika mereka saling mengenal maka mereka akan bersatu, dan jika saling tidak mengenal maka akan berbeda (berpisah) 

HR al-Bukhâri no. 3336 

Memilih teman yang baik adalah sesuatu yang tak bisa dianggap remeh. Karena itu, Islam mengajarkan agar kita tak salah dalam memilihnya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ

Seseorang itu tergantung pada agama temannya. Oleh karena itu, salah satu di antara kalian hendaknya memperhatikan siapa yang dia jadikan teman 

HR Abu Dâwud no. 4833 dan at-Tirmidzi no. 2378. (ash-Shahîhah no. 927)




***********************************************************************************

Al-Imam an-Nawawi berkata dalam Syarah Shahih Muslim (16/2638):
"Para ulama mengatakan bahwa maknanya mereka adalah sekelompok manusia yang berkumpul atau manusia yang bermacam-macam lagi berbeda-beda. Ruh-ruh itu saling mengenal karena suatu perkara yang Allah menciptakan ruh-ruh itu di atasnya.

Ada yang mengatakan, karena mereka dijadikan Allah di atas sifat-sifat yang saling mencocoki dan tabiat yang saling bersesuaian.

Ada yang mengatakan, karena mereka diciptakan secara bersama kemudian jasad mereka saling berpisah, sehingga yang mencocoki tabi'at yang lain, maka ia akan bersatu dengannya. Dan yang saling berjauhan tabi'atnya, maka dia akan lari dan menyelisihinya.

Al-Khaththabi dan selainnya mengatakan bahwa persatuan mereka adalah Kebahagiaan atau kesengsaraan ketika Allah menciptakan mereka pada awalnya.

Dan ruh-ruh itu terbagi menjadi dua kelompok yang saling berlawanan, jika jasad-jasad itu saling bertemu di Dunia, maka mereka akan bersatu atau berselisih sesuai dengan apa yang mereka diciptakan di atasnya, sehingga orang baik cenderung kepada orang yang baik dan orang jahat cenderung kepada orang yang jahat. والله تعالى أعلم بالصواب


https://pemancungkeliru.blogspot.com/2024/05/ruh-ruh-itu-ibarat-pasukan-yang-tersusun.html

**************************************************************************

Dalam hadits riwayat Imam Al-Bukhari rahimahullah dalam shahihnya, disebutkan bahwa Ibunda kaum mu`minin, Bunda ‘A`isyah radhiyallahu ‘anha mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

الأَرْوَاحُ جُنُودٌ مُجَنَّدَةٌ فَمَا تَعَارَفَ مِنْهَا ائْتَلَفَ وَمَا تَنَاكَرَ مِنْهَا اخْتَلَفَ

“Ruh-ruh itu (seperti) pasukan yang mengelompok, maka ruh-ruh yang saling kenal akan menjadi akrab, adapun ruh-ruh yang tidak saling kenal akan menjadi saling tidak cocok.”

Berkata Al-Khaththabi rahimahullah,

يحتمل أن يكون إشارة إلى معنى التشاكل في الخير والشر والصلاح والفساد، وأن الخيِّر من الناس يحن إلى شكله والشرير نظير ذلك يميل إلى نظيره فتعارف الأرواح يقع بحسب الطباع التي جبلت عليها من خير وشر، فإذا اتفقت تعارفت، وإذا اختلفت تناكرت.

“Kemungkinan maknanya adalah hal ini merupakan isyarat kepada kesesuaian tipe, baik dalam kebaikan maupun dalam keburukan, baik dalam kebaikan maupun kerusakan. Bahwa orang yang baik itu rindu kepada orang yang setipe dengannya. Demikian pula orang yang buruk hatinya suka kepada orang yang semisalnya (pula). Jadi, saling kenalnya antar ruh itu terjadi sesuai dengan tabiat yang ada pada mereka, baik (ruh) yang baik maupun (ruh) yang buruk. Maka jika ruh-ruh tersebut setipe, menjadi saling kenal (akrab)lah mereka. Namun, jika mereka tidak setipe, maka mereka tidak saling cocok (tidak akrab).”

Sumber: 
Copyright © 2024 muslim.or.id


****************************************************************************


Al-Khoththobi rahimahullah berkata :

على معنى التشاكل في الخير والشر والصلاح والفساد، وأن الخير من الناس يحن إلى شكله والشرير نظير ذلك يميل إلى نظيره، فتعارف الأرواح يقع بحسب الطباع التي جُبلت عليها من خير وشر، فإذا اتفقت تعارفت، وإذا اختلفت تناكرت

“Bisa jadi bermakna isyarat atas kesamaan dalam hal kebaikan dan kejelekan serta perbaikan dan kerusakan. dan bahwasanya manusia yang baik akan rindu kepada jenisnya (yang baik pula), sedangkan yang jelek dan semisal itu maka akan condong kepada yang sejenisnya pula. Para ruh akan saling mengenal, sehingga akan hinggap sesuai dengan tabiat yang telah diciptakan di atasnya dari kebaikannya maupun kejelekannya, maka apabila telah cocok maka akan saling mengenal, dan apabila berbeda maka akan saling mengingkari.” (nukilan Al-Fath, juz 3, Halaman 199)

Jika kita lihat maka akan sering kita dapati :
• Jiwa yang berusaha berjihad dijalan Allah maka akan senang berkumpul dengan jiwa-jiwa yang berjihad dijalan Allah..
• Jiwa yang suka berderma dan baik hati akan cinta kepada yang semisalnya dan akan merasa condong kepadanya.
• Begitu pula jiwa yang berlebihan memandang dunia dalam kehidupan ini, dia pun akan merasa nyaman, dan condong kepada jiwa yang setipe dengannya..
• Sedangkan jiwa yang tidak baik akan berkawan dengan yang sejenis dan akan condong kepadanya serta akan menjauh dari setiap jiwa yang berlawanan dengannya.

Qatadah rahimahullah berkata :
“Sesungguhnya kami, demi Allah belum pernah melihat seseorang menjadikan teman buat dirinya kecuali yang memang menyerupai dia maka bertemanlah dengan orang-orang yang shalih dari hamba-hamba Allah agar kamu digolongkan dengan mereka atau menjadi seperti mereka.” (Al Ibanah 2/477 nomor 500)

Penyusun | Abdullah bin Suyitno (عبدالله بن سيتن)
Disusun 1 Rabiul Tsani 1440 H / 9 Desember 2018


Friday, May 17, 2024

MUSNAD AHMAD 8013 : LELAKI BERIMAN JANGAN MEMBENCI PEREMPUAN BERIMAN

باقي مسند المكثرين
مسند أبي هريرة رضي الله عنه

مسند أحمد ٨٠١٣ 

حَدَّثَنَا أَبُو عَاصِمٍ عَنْ عَبْدِ الْحَمِيدِ بْنِ جَعْفَرٍ حَدَّثَنِي عِمْرَانُ بْنُ أَبِي أَنَسٍ عَنْ عُمَرَ بْنِ الْحَكَمِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَفْرَكُ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَةً إِنْ كَرِهَ مِنْهَا خُلُقًا رَضِيَ مِنْهَا آخَرَ


KITAB SISA MUSNAD SAHABAT YANG BANYAK MERIWAYATKAN HADIS
Bab Musnad Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu


Telah menceritakan kepada kami Abu 'Ashim dari Abdul Hamid bin Ja'far berkata: telah menceritakan kepadaku `Imran bin Anas dari Umar bin Al Hakam dari Abu Hurairah, dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam Bersabda: "Janganlah suami yang beriman membenci isteri yang mukminah kerana jika ia tidak menyukai satu perangainya tentu ada perangai lain yang ia sukai."


ISNAD SAHIH MENURUT SYUA'IB ARNAUTH


***********************************************************************************

الرضاع
الوصية بالنساء


و حَدَّثَنِي إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُوسَى الرَّازِيُّ حَدَّثَنَا عِيسَى يَعْنِي ابْنَ يُونُسَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْحَمِيدِ بْنُ جَعْفَرٍ عَنْ عِمْرَانَ بْنِ أَبِي أَنَسٍ عَنْ عُمَرَ بْنِ الْحَكَمِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَفْرَكْ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَةً إِنْ كَرِهَ مِنْهَا خُلُقًا رَضِيَ مِنْهَا آخَرَ أَوْ قَالَ غَيْرَهُ و حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا أَبُو عَاصِمٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْحَمِيدِ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا عِمْرَانُ بْنُ أَبِي أَنَسٍ عَنْ عُمَرَ بْنِ الْحَكَمِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمِثْلِهِ

KITAB MENYUSUI
Bab Wasiat untuk memperhatikan wanita


Telah menceritakan kepadaku Ibrahim bin Musa Ar Razi telah menceritakan kepada kami Isa, yaitu Ibnu Yunus telah menceritakan kepada kami Abdul Hamid bin Ja'far dari Imran bin Abu Anas dari Umar bin Al Hakam dari Abu Hurairah dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Janganlah seorang Mukmin membenci wanita Mukminah, jika dia membenci salah satu perangainya, nescaya dia akan redha dengan perangainya yang lain." Atau beliau bersabda: "Selainnya". Dan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna telah menceritakan kepada kami Abu 'Ashim telah menceritakan kepada kami Abdul Hamid bin Ja'far telah menceritakan kepada kami Imran bin Abu Anas dari Umar bin Al Hakam dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam seperti itu.


The Book of Suckling
Chapter: Advice with regard to women

Abu Huraira (Allah be pleased with him) reported Allah's Messenger (ﷺ) as saying:
A believing man should not hate a believing woman; if he dislikes one of her characteristics, he will be pleased with another.

Reference : Sahih Muslim 1468b
In-book reference : Book 17, Hadith 81
USC-MSA web (English) reference : Book 8, Hadith 3469
(deprecated numbering scheme)


*********************************************


Yang dimaksud dengan hadits di atas adalah jika mendapati pada istri suatu kekurangan, janganlah membencinya secara total. Walaupun akhlaknya ada yang jelek, di sisi lain ia memiliki agama yang bagus, ia cantik, ia ‘afifah (menjaga diri dari zina), atau ia adalah kekasih yang baik. Demikian kata Imam Nawawi rahimahullah dalam Syarh Shahih Muslim, 10:56.





Di dalam hadits yang lain beliau juga pernah bersabda:


اِسْتَوْصُوْا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا فَإِنَّهُنَّ خُلِقْنَ مِنْ ضِلَعٍ، وَإِنَّ أَعْوَجَ مَا فِي الضِّلَعِ أَعْلاَهُ، فَإِنْ ذَهَبْتَ تُقِيْمُهُ كَسَرْتَهُ، وَإِنْ تَرَكْتَهُ لَمْ يَزَلْ أَعْوَجَ، فَاسْتَوْصُوْا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا.


“Berilah nasihat kepada wanita (isteri) dengan cara yang baik. Karena sesungguhnya wanita itu diciptakan dari tulang rusuk laki-laki yang bengkok. Sesuatu yang paling bengkok ialah sesuatu yang terdapat pada tulang rusuk yang paling atas. Jika hendak meluruskannya (tanpa menggunakan perhitungan yang matang, maka kalian akan mematahkannya, sedang jika kalian membiarkannya), maka ia akan tetap bengkok. Karena itu berilah nasihat kepada isteri dengan baik.”

Muttafaq ‘alaih: Shahiih al-Bukhari (IX/253, no. 5186), Shahiih Muslim (II/1091, no. 1468 (60)).


Sebagian ulama Salaf mengatakan, “Ketahuilah bahwasanya tidak disebut akhlak yang baik terhadap isteri hanya dengan menahan diri dari menyakitinya, namun dengan bersabar dari celaan dan kemarahannya.” Dengan mengikuti apa yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Diriwayatkan bahwa para isteri beliau pernah protes, bahkan salah satu di antara mereka pernah mendiamkan beliau selama sehari semalam.”

Mukhtashar Minhaajul Qaashidiin (Hal. 78 dan 79)