MeTaLoYaL

tHe diFFErent isnt AlwaYz better But THE besT is always Different..

Friday, June 21, 2024

SAHIH BUKHARI 5772 (6241) : LARANGAN MENGINTIP, MEMINTA IZIN DEMI MENJAGA PANDANGAN

الاستئذان
الاستئذان من أجل البصر

صحيح البخاري ٥٧٧٢

حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ قَالَ الزُّهْرِيُّ حَفِظْتُهُ كَمَا أَنَّكَ هَا هُنَا عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ قَالَ اطَّلَعَ رَجُلٌ مِنْ جُحْرٍ فِي حُجَرِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِدْرًى يَحُكُّ بِهِ رَأْسَهُ فَقَالَ لَوْ أَعْلَمُ أَنَّكَ تَنْظُرُ لَطَعَنْتُ بِهِ فِي عَيْنِكَ إِنَّمَا جُعِلَ الِاسْتِئْذَانُ مِنْ أَجْلِ الْبَصَرِ

KITAB MEMINTA IZIN
Bab Meminta izin demi menjaga pandangan


Telah menceritakan kepada kami Ali bin Abdullah telah menceritakan kepada kami Sufyan, Az Zuhri berkata: "Aku telah menghafalnya sebagaimana dirimu di sini, 

dari Sahl bin Sa'd dia berkata: 

"Seorang laki-laki pernah melongokkan (menjenguk) kepalanya ke salah satu kamar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, waktu itu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tengah membawa sisir untuk menyisir rambutnya, 

lalu beliau bersabda: 

"Sekiranya aku tahu kamu mengintip, sungguh aku akan mencolok kedua matamu, sesungguhnya meminta izin itu di berlakukan karena pandangan."


Asking Permission
Chapter: Asking permission because of looking


Narrated Sahl bin Sa`d:

A man peeped through a round hole into the dwelling place of the Prophet, while the Prophet (ﷺ) had a Midray (an iron comb) with which he was scratching his head. the Prophet (ﷺ) said, " Had known you were looking (through the hole), I would have pierced your eye with it (i.e., the comb)." Verily! The order of taking permission to enter has been enjoined because of that sight, (that one should not look unlawfully at the state of others). (See Hadith No. 807, Vol. 7)

Reference : Sahih al-Bukhari 6241
In-book reference : Book 79, Hadith 15
USC-MSA web (English) reference : Vol. 8, Book 74, Hadith 258
(deprecated numbering scheme)


********************************************************************

HADIS BERKAITAN

Shahih Bukhari (Hadis No. 6392) (6901 Versi Fathul Bari)
Shahih Muslim (Hadis No. 4013) (2156 Versi Syarh Sahih Muslim)
Shahih Muslim (Hadis No. 4014) (2156 Versi Syarh Sahih Muslim)
Sunan Tirmidzi (Hadis No. 2633) (2709 Versi Maktabatu al Ma'arif Riyadh)
Sunan an-Nasai (Hadis No. 4776) (4859 Versi Maktabatu al Ma'arif Riyadh)
Musnad Darimi (Hadis No. 2279) (2430 Versi Daarul Mughni Riyadh)

***********************************************************************

LARANGAN MENGINTIP KE DALAM RUMAH ORANG LAIN


Sering kita jumpai orang-orang yang jahil tentang tuntunan syari’at, karena terdorong rasa ingin tahu, ia mengintip ke dalam rumah orang lain. Baik karena salam yang tak terjawab, atau hanya sekedar iseng. Mereka tidak menyadari, bahwa perbuatan seperti ini diancam keras oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Beliau bersabda:


“لَوْ أَنَّ امْرَأً اِطْلَعَ عَلَيْكَ بِغَيْرِ إِذْنٍ فَخَذَفَتْهُ بِحُصَاةٍ فَفَقَأَتْ عَيْنُهُ مَا كَانَ عَلَيْكَ مِنْ جُنَاحٍ”


“Sekiranya ada seseorang yang mengintip rumahmu tanpa izin, lalu engkau melemparnya dengan batu hingga tercungkil matanya, maka tiada dosa atasmu”. [Hadits riwayat Al Bukhari dan Muslim].

Dalam hadits lain yang diriwayatkan dari Sahal bin Saad As Sa’idi Radhiyallahu ‘anhu, ia mengabarkan bahwasanya seorang laki laki mengintip pada lubang pintu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika itu, Beliau tengah membawa sebuah sisir yang biasa Beliau gunakan untuk menggaruk kepalanya. Ketika melihatnya, Beliau bersabda: “Seandainya aku tahu engkau tengah mengintipku, niscaya telah aku lukai kedua matamu dengan sisir ini”. Beliau bersabda: “Sesungguhnya permintaan izin itu diperintahakan untuk menjaga pandangan mata.” [Hadits riwayat Al Bukhari dan Muslim].

Demikianlah beberapa perkara yang harus diperhatikan ketika hendak memasuki rumah orang lain, kecuali rumah-rumah yang tidak didiami oleh seorangpun, dan ia ada keperluan di dalamnya. Seperti rumah yang memang disediakan untuk para tamu, jika di awal ia telah diberi izin, maka cukuplah baginya. Demikian juga tempat-tempat umum, seperti tempat-tempat jualan, penginapan dan lain sebagainya.

Referensi : https://almanhaj.or.id/2847-adab-meminta-izin.html

No comments:

Post a Comment