MeTaLoYaL

tHe diFFErent isnt AlwaYz better But THE besT is always Different..

Thursday, November 18, 2021

MUSNAD AHMAD 22620 (5:441) - SALMAN AL FARISI : KISAH PERJALANAN MEMELUK ISLAM

Salman Al Farisi RA, the True Seekers of Knowledge.




Telah bercerita kepada kami Ya'qub telah bercerita kepada kami ayahku dari Ibnu Ishaq telah bercerita kepadaku 'Ashim bin 'Umar bin Qatadah Al Anshari dari Mahmud bin Labid

عن عبد الله ابن عباس قال حدثني سلمان الفارسي حديثه من فيه قال:

Dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Salman Al-Farisi menceritakan kepadaku cerita tentang dirinya dari mulutnya sendiri, katanya:

Dari ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata, “Salman Al-Farisi menceritakan biografinya kepadaku dari mulutnya sendiri. Dia berkata,

It was narrated that ‘Abd-Allaah ibn ‘Abbaas said: Salmaan al-Faarisi told me his story from his own lips. He said:

( كُنْتُ رَجُلا فَارِسِيًّا مِنْ أَهْلِ أَصْبَهَانَ ، مِنْ أَهْلِ قَرْيَةٍ مِنْهَا يُقَالُ لَهَا جَيٌّ ، وَكَانَ أَبِي دِهْقَانَ قَرْيَتِهِ ( أي رئيسها ) ، وَكُنْتُ أَحَبَّ خَلْقِ اللَّهِ إِلَيْهِ ، فَلَمْ يَزَلْ بِهِ حُبُّهُ إِيَّايَ حَتَّى حَبَسَنِي فِي بَيْتِهِ ، أَيْ مُلازِمَ النَّارِ ، كَمَا تُحْبَسُ الْجَارِيَةُ ، 

“Aku seorang lelaki berketurunan Parsi dari Esfahan, dari sebuah kampung yang disebut Jayy, adapun bapaku adalah ketua kampung dan aku adalah makhluk Allah yang paling dia sayang. Betapa dia mengasihi aku sehingga dia mengurungku di dalam rumah seperti mana dia mengurung seorang hamba,

‘Aku seorang lelaki Persia dari Asbahan, warga suatu desa bernama Jayy. Ayahku adalah seorang tokoh masyarakat yang mengerti pertanian. Aku sendiri yang paling disayangi ayahku dari semua makhluk Allah. Kerana sangat sayangnya aku tidak diperbolehkan keluar rumahnya, aku diminta senantiasa berada di samping perapian. Aku layaknya tawanan budak saja.

I was a Persian man, one of the people of Isbahaan, from a village thereof called Jayy. My father was the chieftain of his village, and I was the dearest of Allaah’s creation to him. He loved me so much that he kept me in his house near the fire, as girls are kept in. 

وَأَجْهَدْتُ فِي الْمَجُوسِيَّةِ حَتَّى كُنْتُ قَطَنَ النَّارِ ( أي خادمها ) الَّذِي يُوقِدُهَا لا يَتْرُكُهَا تَخْبُو سَاعَةً، 

untuk duduk dekat dengan api dan membaktikan diri dalam agama Majusi, sehingga aku menjadi penjaga api yang mana api itu perlu dijaga dan tidak boleh ditinggalkan walau sedetik pun supaya ia tidak terpadam.

Aku dilahirkan dan membaktikan diri di lingkungan Majusi, sehingga aku sebagai penjaga api yang bertanggung jawab atas nyalanya api dan tidak membiarkannya padam.

I strove hard in the Magian religion until I became the keeper of the fire, which I tended and did not let go out for a moment. 

قَالَ وَكَانَتْ لأَبِي ضَيْعَةٌ ( أي بستان ) عَظِيمَةٌ ، قَالَ فَشُغِلَ فِي بُنْيَانٍ لَهُ يَوْمًا فَقَالَ لِي : يَا بُنَيَّ ، إِنِّي قَدْ شُغِلْتُ فِي بُنْيَانٍ هَذَا الْيَوْمَ عَنْ ضَيْعَتِي فَاذْهَبْ فَاطَّلِعْهَا ، وَأَمَرَنِي فِيهَا بِبَعْضِ مَا يُرِيدُ ، 

Kata Salman lagi: Bapaku ada kebun yang sangat besar. Katanya lagi: Suatu hari bapaku sibuk bekerja di dalam rumah dan dia berkata kepadaku: ‘Wahai anakku, sesungguhnya aku sibuk pada hari ini di rumah, pergilah kamu ke kebun’, dan dia memerintahkan aku melakukan sesuatu yang dikehendakinya di kebun itu,

Ayahku memiliki tanah perahan yang luas. Pada suatu hari beliau sibuk mengurus bangunan. Beliau berkata kepadaku, ‘Wahai anakku, hari ini aku sibuk di bangunan, aku tidak sempat mengurus tanah, cobalah engkau pergi ke sana!’ Beliau menyuruhku melakukan beberapa pekerjaan yang harus diselesaikan.

My father had a huge garden, and he was busy one day with some construction work, so he said: “O my son, I am too busy with this building today, go and check my garden,” and he told me some of the things he wanted done.

فَخَرَجْتُ أُرِيدُ ضَيْعَتَهُ ، فَمَرَرْتُ بِكَنِيسَةٍ مِنْ كَنَائِسِ النَّصَارَى ، فَسَمِعْتُ أَصْوَاتَهُمْ فِيهَا وَهُمْ يُصَلُّونَ ، وَكُنْتُ لا أَدْرِي مَا أَمْرُ النَّاسِ لِحَبْسِ أَبِي إِيَّايَ فِي بَيْتِهِ ، 

maka aku keluar untuk menunaikan permintaannya. Aku melalui di satu gereja dari gereja-gereja Nasrani, dan aku mendengar suara mereka sedang sembahyang, aku tidak tahu langsung urusan manusia di luar disebabkan bapaku mengurungku di dalam rumah.

Aku keluar menuju tanah ayahku. Dalam perjalanan aku melewati salah satu gereja Nasrani. Aku mendengar suara mereka yang sedang sembahyang. Aku sendiri tidak mengerti mengapa ayahku mengharuskan aku tinggal di dalam rumah saja (melarang aku keluar rumah).

 I went out, heading towards his garden, and I passed by one of the Christian churches, where I could hear their voices as they were praying. I did not know anything about the people because my father had kept me in his house. 


فَلَمَّا مَرَرْتُ بِهِمْ وَسَمِعْتُ أَصْوَاتَهُمْ دَخَلْتُ عَلَيْهِمْ أَنْظُرُ مَا يَصْنَعُونَ ، 

Tatkala aku melewati gereja mereka, dan aku mendengar suara mereka sedang shalat maka aku masuk ke dalam gereja itu untuk mengetahui apa yang sedang mereka lakukan?

When I passed by and heard their voices, I entered upon them to see what they were doing. 


قَالَ : فَلَمَّا رَأَيْتُهُمْ أَعْجَبَنِي صَلَاتُهُمْ وَرَغِبْتُ فِي أَمْرِهِمْ ، وَقُلْتُ هَذَا وَاللَّهِ خَيْرٌ مِنْ الدِّينِ الَّذِي نَحْنُ عَلَيْهِ ، 

Begitu aku melihat mereka, aku kagum dengan sembahyang mereka, dan aku ingin mengetahui peribadatan mereka. Aku berkata dalam hati, ‘Demi Allah, ini lebih baik dari agama yang kita anut selama ini.’

When I saw them, I was impressed with their prayer and I was attracted to their way. I said: By Allaah, this is better than the religion that we follow. 


فَوَاللَّهِ مَا تَرَكْتُهُمْ حَتَّى غَرَبَتْ الشَّمْسُ ، وَتَرَكْتُ ضَيْعَةَ أَبِي وَلَمْ آتِهَا ، فَقُلْتُ لَهُمْ : أَيْنَ أَصْلُ هَذَا الدِّينِ ؟ قَالُوا : بِالشَّامِ . 

Demi Allah, aku tidak beranjak dari mereka sampai matahari terbenam. Aku tidak jadi pergi ke tanah milik ayahku. Aku bertanya kepada mereka, ‘Dari mana asal usul agama ini?’ Mereka menjawab, ‘Dari Syam (Syiria).’

By Allaah, I did not leave them until the sun set, and I forgot about my father’s garden and did not go there. I said to them: Where did this religion originate? They said: In Syria. 

قَالَ ثُمَّ رَجَعْتُ إِلَى أَبِي وَقَدْ بَعَثَ فِي طَلَبِي وَشَغَلْتُهُ عَنْ عَمَلِهِ كُلِّهِ ، قَالَ فَلَمَّا جِئْتُهُ قَالَ : أَيْ بُنَيَّ ! أَيْنَ كُنْتَ ؟ 

Kemudian aku pulang ke rumah ayahku. Padahal ayahku telah mengutus seseorang untuk mencariku. Sementara aku tidak mengerjakan tugas dari ayahku sama sekali. Maka ketika aku telah bertemu ayahku, beliau bertanya, ‘Anakku, ke mana saja kamu pergi?

Then I went back to my father, who had sent people out to look for me, and I had distracted him from all his work. When I came to him, he said: O my son, where were you? 

أَلَمْ أَكُنْ عَهِدْتُ إِلَيْكَ مَا عَهِدْتُ ؟ قَالَ قُلْتُ : يَا أَبَتِ ! مَرَرْتُ بِنَاسٍ يُصَلُّونَ فِي كَنِيسَةٍ لَهُمْ ، فَأَعْجَبَنِي مَا رَأَيْتُ مِنْ دِينِهِمْ ، فَوَاللَّهِ مَازِلْتُ عِنْدَهُمْ حَتَّى غَرَبَتْ الشَّمْس ، 

Bukankah aku telah berpesan kepadamu untuk mengerjakan apa yang aku perintahkan itu?’ Aku menjawab, ‘Ayah, aku lewat pada suatu kaum yang sedang sembahyang di dalam gereja, ketika aku melihat ajaran agama mereka aku kagum. Demi Allah, aku tidak beranjak dari tempat itu sampai matahari terbenam.’

Did I not ask you to do what I asked? I said: O my father, I passed by some people who were praying in a church of theirs, and I was impressed with what I saw of their religion. By Allaah, I stayed with them until the sun set. 

قَالَ : أَيْ بُنَيَّ ! لَيْسَ فِي ذَلِكَ الدِّينِ خَيْرٌ ، دِينُكَ وَدِينُ آبَائِكَ خَيْرٌ مِنْهُ ، قَالَ قُلْتُ : كَلا وَاللَّهِ إِنَّهُ خَيْرٌ مِنْ دِينِنَا . قَالَ : فَخَافَنِي ، فَجَعَلَ فِي رِجْلَيَّ قَيْدًا ، ثُمَّ حَبَسَنِي فِي بَيْتِهِ ، 

Ayahku menjawab, ‘Wahai anakku, tidak ada kebaikan sedikitpun dalam agama itu. Agamamu dan agama ayahmu lebih bagus dari agama itu.’ Aku membantah, ‘Demi Allah, sekali-kali tidak! Agama itu lebih bagus dari agama kita.’ Kemudian ayahku khawatir dengan diriku, sehingga beliau merantai kakiku, dan aku dipenjara di dalam rumahnya.

He said: O my son, there is nothing good in that religion. Your religion and the religion of your forefathers is better than that. I said: No, by Allaah, it is better than our religion. He was afraid for me, and he put fetters on my legs and kept me in his house. 

قَالَ وَبَعثَتُ إِلَى النَّصَارَى فَقُلْتُ لَهُمْ : إِذَا قَدِمَ عَلَيْكُمْ رَكْبٌ مِنْ الشَّامِ تُجَّارٌ مِنْ النَّصَارَى فَأَخْبِرُونِي بِهِمْ . قَالَ : فَقَدِمَ عَلَيْهِمْ رَكْبٌ مِنْ الشَّامِ تُجَّارٌ مِنْ النَّصَارَى ، قَالَ فَأَخْبَرُونِي بِهِمْ ، قَالَ فَقُلْتُ لَهُمْ : إِذَا قَضَوْا حَوَائِجَهُمْ وَأَرَادُوا الرَّجْعَةَ إِلَى بِلادِهِمْ فَآذِنُونِي بِهِمْ ، 

Suatu hari ada serombongan orang dari agama Nasrani diutus menemuiku, maka aku sampaikan kepada mereka, ‘Jika ada rombongan dari Syam terdiri dari para pedagang Nasrani, maka supaya aku diberitahu.’ Aku juga meminta agar apabila para pedagang itu telah selesai urusannya dan akan kembali ke negrinya, memberiku izin bisa menemui mereka.

I sent word to the Christians saying: If any Christian merchants come to you from Syria, tell me about them. He said: Some Christian merchants came to them from Syria, and they told me about them. I said to them: When they have completed their business and want to go back to their own country, tell me about that. 

قَالَ فَلَمَّا أَرَادُوا الرَّجْعَةَ إِلَى بِلَادِهِمْ أَخْبَرُونِي بِهِمْ ، فَأَلْقَيْتُ الْحَدِيدَ مِنْ رِجْلَيَّ ثُمَّ خَرَجْتُ مَعَهُمْ حَتَّى قَدِمْتُ الشَّامَ ، 

Ketika para pedagang itu hendak kembali ke negrinya, mereka memberitahu kepadaku. Kemudian rantai besi yang mengikat kakiku aku lepas, lantas aku pergi bersama mereka sehingga aku tiba di Syam.

So when they wanted to go back to their own country, they told me about that, and I threw off the irons from my legs and went out with them, until I came to Syria. 

فَلَمَّا قَدِمْتُهَا قُلْتُ : مَنْ أَفْضَلُ أَهْلِ هَذَا الدِّينِ ؟ قَالُوا : الأَسْقُفُّ فِي الْكَنِيسَةِ . قَالَ فَجِئْتُهُ فَقُلْتُ : إِنِّي قَدْ رَغِبْتُ فِي هَذَا الدِّينِ ، وَأَحْبَبْتُ أَنْ أَكُونَ مَعَكَ أَخْدُمُكَ فِي كَنِيسَتِكَ وَأَتَعَلَّمُ مِنْكَ وَأُصَلِّي مَعَكَ ، قَالَ : فَادْخُلْ . 


Sesampainya aku di Syam, aku bertanya, ‘Siapakah orang yang ahli agama di sini?’ Mereka menjawab, ‘Uskup (pendeta) yang tinggal di gereja.’ Kemudian aku menemuinya. Kemudian aku berkata kepada pendeta itu, ‘Aku sangat mencintai agama ini, dan aku ingin tinggal bersamamu, aku akan membantumu di gerejamu, agar aku dapat belajar denganmu dan sembahyang bersama-sama kamu.’ Pendeta itu menjawab, ‘Silakan.’

When I reached Syria, I said: Who is the best person in this religion? They said: The bishop in the church. So I went to him and said: I like this religion, and I would like to stay with you and serve you in your church and learn from you and pray with you. He said: Come in.  

فَدَخَلْتُ مَعَهُ ، 

Maka aku pun tinggal bersamanya.

So I went in with him, 

قَالَ فَكَانَ رَجُلَ سَوْءٍ ، يَأْمُرُهُمْ بِالصَّدَقَةِ وَيُرَغِّبُهُمْ فِيهَا فَإِذَا جَمَعُوا إِلَيْهِ مِنْهَا أَشْيَاءَ اكْتَنَزَهُ لِنَفْسِهِ وَلَمْ يُعْطِهِ الْمَسَاكِينَ ، حَتَّى جَمَعَ سَبْعَ قِلالٍ مِنْ ذَهَبٍ وَوَرِقٍ ، 


Ternyata pendeta itu seorang yang jahat, dia menyuruh dan menganjurkan umat untuk bersedekah, namun setelah sedekah itu terkumpul dan diserahkan kepadanya, ia menyimpan sedekah tersebut untuk dirinya sendiri, tidak diberikan kepada orang-orang miskin, sehingga terkumpullah tujuh peti emas dan perak.

but he was a bad man. He would command them and exhort them to give charity, but he kept a great deal of it for himself and did not give it to the poor; he had amassed seven chests of gold and silver. 

قَالَ وَأَبْغَضْتُهُ بُغْضًا شَدِيدًا لِمَا رَأَيْتُهُ يَصْنَعُ ، ثُمَّ مَاتَ فَاجْتَمَعَتْ إِلَيْهِ النَّصَارَى لِيَدْفِنُوهُ ، فَقُلْتُ لَهُمْ : إِنَّ هَذَا كَانَ رَجُلَ سَوْءٍ ، يَأْمُرُكُمْ بِالصَّدَقَةِ وَيُرَغِّبُكُمْ فِيهَا فَإِذَا جِئْتُمُوهُ بِهَا اكْتَنَزَهَا لِنَفْسِهِ وَلَمْ يُعْطِ الْمَسَاكِينَ مِنْهَا شَيْئًا . 


Aku sangat benci perbuatan pendeta itu. Kemudian dia meninggal. Orang-orang Nasrani pun berkumpul untuk mengebumikannya. Ketika itu aku sampaikan kepada khalayak, ‘Sebenarnya, pendeta ini adalah seorang yang berperangai buruk, menyuruh, dan menganjurkan kalian untuk bersedekah. Tetapi jika sedekah itu telah terkumpul, dia menyimpannya untuk dirinya sendiri, tidak memberikannya kepada orang-orang miskin barang sedikitpun.’

I hated him deeply when I saw what he was doing, then he died and the Christians gathered to bury him. I said to them: This was a bad man; he commanded you and exhorted you to give charity, but when you brought it to him he kept it for himself and did not give any of it to the poor. 

قَالُوا : وَمَا عِلْمُكَ بِذَلِكَ ؟ قَالَ قُلْتُ : أَنَا أَدُلُّكُمْ عَلَى كَنْزِهِ . قَالُوا : فَدُلَّنَا عَلَيْهِ . 

Mereka pun mempertanyakan apa yang aku sampaikan, ‘Apa buktinya bahwa kamu mengetahui akan hal itu?’ Aku menjawab, ‘Marilah aku tunjukkan kepada kalian simpanannya itu.’ Mereka berkata, ‘Baik, tunjukkan simpanan tersebut kepada kami.’

They said: How do you know that? Show us where his treasure is. 

قَالَ فَأَرَيْتُهُمْ مَوْضِعَهُ ، قَالَ فَاسْتَخْرَجُوا مِنْهُ سَبْعَ قِلَالٍ مَمْلُوءَةٍ ذَهَبًا وَوَرِقًا ، قَالَ فَلَمَّا رَأَوْهَا قَالُوا : وَاللَّهِ لا نَدْفِنُهُ أَبَدًا . فَصَلَبُوهُ ثُمَّ رَجَمُوهُ بِالْحِجَارَةِ ، 

Lalu aku memperlihatkan tempat penyimpanan sedekah itu. Kemudian mereka mengeluarkan sebanyak tujuh peti yang penuh berisi emas dan perak. Setelah mereka menyaksikan betapa banyaknya simpanan pendeta itu, mereka berkata, ‘Demi Allah, selamanya kami tidak akan menguburnya.’ Kemudian mereka menyalib pendeta itu pada tiang dan melempari jasadnya dengan batu.

So I showed them where it was and they brought out seven chests filled with gold and silver. When they saw that they said: By Allaah, we will never bury him; then they crucified him and pelted him with stones.

ثُمَّ جَاءُوا بِرَجُلٍ آخَرَ فَجَعَلُوهُ بِمَكَانِهِ ، قَالَ يَقُولُ سَلْمَانُ : فَمَا رَأَيْتُ رَجُلا لا يُصَلِّي الْخَمْسَ أَرَى أَنَّهُ أَفْضَلُ مِنْهُ أَزْهَدُ فِي الدُّنْيَا وَلا أَرْغَبُ فِي الآخِرَةِ وَلا أَدْأَبُ لَيْلا وَنَهَارًا مِنْهُ . قَالَ فَأَحْبَبْتُهُ حُبًّا لَمْ أُحِبَّهُ مَنْ قَبْلَهُ ، وَأَقَمْتُ مَعَهُ زَمَانًا ، 

Kemudian mereka mengangkat orang lain sebagai penggantinya. Aku tidak pernah melihat seseorang yang tidak mengerjakan sembahyang lima waktu (bukan seorang muslim) yang lebih bagus dari dia, dia sangat zuhud, sangat mencintai akhirat, dan selalu beribadah siang malam. Maka aku pun sangat mencintainya dengan cinta yang tidak pernah aku berikan kepada selainnya. Aku tinggal bersamanya beberapa waktu.

Then they brought another man and appointed him in his place. Salmaan said: I have never seen a man who does not offer the five daily prayers who was better than him; he shunned this world and sought the Hereafter and no one strive harder than him night and day. I loved him as I had never loved anyone before, and I stayed with him for a while. 

ثُمَّ حَضَرَتْهُ الْوَفَاةُ فَقُلْتُ لَهُ : يَا فُلَانُ ! إِنِّي كُنْتُ مَعَكَ ، وَأَحْبَبْتُكَ حُبًّا لَمْ أُحِبَّهُ مَنْ قَبْلَكَ ، وَقَدْ حَضَرَكَ مَا تَرَى مِنْ أَمْرِ اللَّهِ ، فَإِلَى مَنْ تُوصِي بِي ؟ وَمَا تَأْمُرُنِي ؟ 


Kemudian ketika kematiannya menjelang, aku berkata kepadanya, ‘Wahai Fulan, selama ini aku hidup bersamamu, dan aku sangat mencintaimu, belum pernah ada seorangpun yang aku cintai seperti cintaku kepadamu, padahal sebagaimana kamu lihat, telah menghampirimu saat berlakunya takdir Allah, kepada siapakah aku ini engkau wasiatkan, apa yang engkau perintahkan kepadaku?’

Then when he was about to die, I said: O So and so, I was with you and I loved you as I had never loved anyone before, and now the decree of Allaah has come to you as you see; to whom do you advise me to go? What do you command me to do?  

قَالَ : أَيْ بُنَيَّ ! وَاللَّهِ مَا أَعْلَمُ أَحَدًا الْيَوْمَ عَلَى مَا كُنْتُ عَلَيْهِ ، 


Orang itu berkata, ‘Wahai anakku, demi Allah, sekarang ini aku sudah tidak tahu lagi siapa yang mempunyai keyakinan seperti aku.

He said: O my son, by Allaah, I do not know of anyone today who follows what I followed. 

لَقَدْ هَلَكَ النَّاسُ وَبَدَّلُوا وَتَرَكُوا أَكْثَرَ مَا كَانُوا عَلَيْهِ إِلا رَجُلا بِالْمَوْصِلِ وَهُوَ فُلانٌ ، فَهُوَ عَلَى مَا كُنْتُ عَلَيْهِ ، فَالْحَقْ بِهِ .


Orang-orang yang aku kenal telah mati, dan masyarakat pun mengganti ajaran yang benar dan meninggalkannya sebagiannya, kecuali seorang yang tinggal di Mosul (kota di Irak), yakni Fulan, dia memegang keyakinan seperti aku ini, temuilah ia di sana!’

The people are doomed; they have changed and abandoned most of what they used to follow, except for a man in Mosul. He is So and so, and he follows what I used to follow, so go and join him. 

قَالَ فَلَمَّا مَاتَ وَغَيَّبَ لَحِقْتُ بِصَاحِبِ الْمَوْصِلِ ، فَقُلْتُ لَهُ : يَا فُلانُ ! إِنَّ فُلانًا أَوْصَانِي عِنْدَ مَوْتِهِ أَنْ أَلْحَقَ بِكَ ، وَأَخْبَرَنِي أَنَّكَ عَلَى أَمْرِهِ .


Lalu tatkala ia telah wafat, aku berangkat untuk menemui seseorang di Mosul. Aku berkata, ‘Wahai Fulan, sesungguhnya si Fulan telah mewasiatkan kepadaku menjelang kematiannya agar aku menemuimu, dia memberitahuku bahwa engkau memiliki keyakinan sebagaimana dia.’

When he died and was buried, I went to the man in Mosul. I said to him: O So and so, So and so advised me when he died to come to you, and he told me that you follow the same as he followed. 

قَالَ فَقَالَ لِي : أَقِمْ عِنْدِي . فَأَقَمْتُ عِنْدَهُ ، فَوَجَدْتُهُ خَيْرَ رَجُلٍ عَلَى أَمْرِ صَاحِبِهِ ، فَلَمْ يَلْبَثْ أَنْ مَاتَ ، فَلَمَّا حَضَرَتْهُ الْوَفَاةُ قُلْتُ لَهُ : يَا فُلانُ ! إِنَّ فُلانًا أَوْصَى بِي إِلَيْكَ وَأَمَرَنِي بِاللُّحُوقِ بِكَ ، وَقَدْ حَضَرَكَ مِنْ اللَّهِ مَا تَرَى ، فَإِلَى مَنْ تُوصِي بِي ؟ وَمَا تَأْمُرُنِي ؟ 

Kemudian orang yang kutemui itu berkata, ‘Silakan tinggal bersamaku.” Aku pun hidup bersamanya.’ Aku dapati ia sangat baik sebagaimana yang diterangkan Si Fulan kepadaku. Namun ia pun dihampiri kematian. Dan ketika kematian menjelang, aku bertanya kepadanya, ‘Wahai Fulan, ketika itu si Fulan mewasiatkan aku kepadamu dan agar aku menemuimu, kini takdir Allah akan berlaku atasmu sebagaimana engkau maklumi, oleh karena itu kepada siapakah aku ini hendak engkau wasiatkan? Dan apa yang engkau perintahkan kepadaku?’

He said to me: Stay with me. So I stayed with him, and I found him to be a good man who followed the same as his companion had followed. But soon he died. When he was dying I said to him: O So and so, So and so advised me to come to you and told me to join you, but now there has come to you from Allaah what you see. To whom do you advise me to go? What do you command me to do? 

قَالَ : أَيْ بُنَيَّ ! وَاللَّهِ مَا أَعْلَمُ رَجُلًا عَلَى مِثْلِ مَا كُنَّا عَلَيْهِ إِلا بِنَصِيْبِينَ ، وَهُوَ فُلَانٌ ، فَالْحَقْ بِهِ . 


Orang itu berkata, ‘Wahai anakku, Demi Allah, tak ada seorangpun sepengetahuanku yang seperti aku kecuali seorang di Nashibin (dekat Turki), yakni Fulan. Temuilah ia!’

He said: O my son, by Allaah I do not know of anyone who follows what we used to follow except a man in Nasayyibeen. He is So and so; go to him. 

وَقَالَ فَلَمَّا مَاتَ وَغَيَّبَ لَحِقْتُ بِصَاحِبِ نَصِيْبِينَ ، فَجِئْتُهُ ، فَأَخْبَرْتُهُ بِخَبَرِي وَمَا أَمَرَنِي بِهِ صَاحِبِي ، 


Maka setelah beliau wafat, aku menemui seseorang yang di Nashibin itu. Setelah aku bertemu dengannya, aku menceritakan keadaanku dan apa yang di perintahkan si Fulan kepadaku.

When he died and was buried, I went to the man in Nasayyibeen. I came to him and told him my story and what my companion had told me to do. 

قَالَ : فَأَقِمْ عِنْدِي . فَأَقَمْتُ عِنْدَهُ ، فَوَجَدْتُهُ عَلَى أَمْرِ صَاحِبَيْهِ ، فَأَقَمْتُ مَعَ خَيْرِ رَجُلٍ ، 

Orang itu berkata, ‘Silakan tinggal bersamaku.’ Sekarang aku mulai hidup bersamanya. Aku dapati ia benar-benar seperti si Fulan yang aku pernah hidup bersamanya. Aku tinggal bersama seseorang yang sangat baik.

He said: Stay with me. So I stayed with him and I found him to be a follower of the same way as his two companions, and I stayed with a good man.

فَوَاللَّهِ مَا لَبِثَ أَنْ نَزَلَ بِهِ الْمَوْتُ ، فَلَمَّا حَضَرَ قُلْتُ لَهُ : يَا فُلَانُ ! إِنَّ فُلانًا كَانَ أَوْصَى بِي إِلَى فُلانٍ ، ثُمَّ أَوْصَى بِي فُلَانٌ إِلَيْكَ ، فَإِلَى مَنْ تُوصِي بِي وَمَا تَأْمُرُنِي ؟ 


Namun, kematian hampir datang menjemputnya. Dan di ambang kematiannya aku berkata, ‘Wahai Fulan, Ketika itu si Fulan mewasiatkan aku kepada Fulan, dan kemarin Fulan mewasiatkan aku kepadamu? Sepeninggalmu nanti, kepada siapakah aku akan engkau wasiatkan? Dan apa yang akan engkau perintahkan kepadaku?’

By Allaah, soon death came upon him, and when he was dying I said to him: O So and so, So and so advised me to go to So and so; then So and so advised me to come to you. To whom do you advise me to go and what do you command me to do? 

قَالَ : أَيْ بُنَيَّ ! وَاللَّهِ مَا نَعْلَمُ أَحَدًا بَقِيَ عَلَى أَمْرِنَا آمُرُكَ أَنْ تَأْتِيَهُ إِلا رَجُلا بِعَمُّورِيَّةَ ، فَإِنَّهُ بِمِثْلِ مَا نَحْنُ عَلَيْهِ ، فَإِنْ أَحْبَبْتَ فَأْتِهِ قَالَ فَإِنَّهُ عَلَى أَمْرِنَا ، 


Orang itu berkata, ‘Wahai anakku, Demi Allah, tidak ada seorangpun yang aku kenal sehingga aku perintahkan kamu untuk mendatanginya kecuali seseorang yang tinggal di Amuria (kota di Romawi). Orang itu menganut keyakinan sebagaimana yang kita anut, jika kamu berkenan, silakan mendatanginya. Dia pun menganut sebagaimana yang selama ini kami pegang.’

He said: O my son, by Allaah we do not know of anyone left who follows our way and to whom I can tell you to go, except a man in ‘Ammooriyyah. He follows something like what we follow. If you wish, go to him, for he follows our way. 

قَالَ فَلَمَّا مَاتَ وَغَيَّبَ لَحِقْتُ بِصَاحِبِ عَمُّورِيَّةَ وَأَخْبَرْتُهُ خَبَرِي ، فَقَالَ : أَقِمْ عِنْدِي . 

Setelah seseorang yang baik itu meninggal dunia, aku pergi menuju Amuria. Aku menceritakan perihal keadaanku kepadanya. Dia berkata, ‘Silakan tinggal bersamaku.’

When he died and was buried, I went to the man in ‘Ammooriyyah and told him my story. He said: Stay with me. 

فَأَقَمْتُ مَعَ رَجُلٍ عَلَى هَدْيِ أَصْحَابِهِ وَأَمْرِهِمْ ، 


Aku pun hidup bersama seseorang yang ditunjuk oleh kawannya yang sekeyakinan.

So I stayed with a man who was following the same way as his companions. 


قَالَ وَاكْتَسَبْتُ حَتَّى كَانَ لِي بَقَرَاتٌ وَغُنَيْمَةٌ ، قَالَ ثُمَّ نَزَلَ بِهِ أَمْرُ اللَّهِ فَلَمَّا حَضَرَ قُلْتُ لَهُ : يَا فُلانُ ! إِنِّي كُنْتُ مَعَ فُلانٍ ، فَأَوْصَى بِي فُلانٌ إِلَى فُلانٍ ، وَأَوْصَى بِي فُلانٌ إِلَى فُلانٍ ، ثُمَّ أَوْصَى بِي فُلَانٌ إِلَيْكَ ، فَإِلَى مَنْ تُوصِي بِي وَمَا تَأْمُرُنِي ؟ 


Di tempat orang itu, aku bekerja, sehingga aku memiliki beberapa ekor sapi dan kambing. Kemudian takdir Allah pun berlaku untuknya. Ketika itu aku berkata, ‘Wahai Fulan, selama ini aku hidup bersama si Fulan, kemudian dia mewasiatkan aku untuk menemui Si Fulan, kemudian Si Fulan juga mewasiatkan aku agar menemui Fulan, kemudian Fulan mewasiatkan aku untuk menemuimu, sekarang kepada siapakah aku ini akan engkau wasiatkan? Dan apa yang akan engkau perintahkan kepadaku?’

I earned wealth until I had cows and sheep, then the decree of Allaah came to him. When he was dying I said to him: O So and so, I was with So and so, and So and so told me to go to So and so; then So and so told me to go to So and so; then So and so told me to come to you. To whom do you advise me to go and what do you command me to do? 

قَالَ : أَيْ بُنَيَّ ! وَاللَّهِ مَا أَعْلَمُهُ أَصْبَحَ عَلَى مَا كُنَّا عَلَيْهِ أَحَدٌ مِنْ النَّاسِ آمُرُكَ أَنْ تَأْتِيَهُ ، وَلَكِنَّهُ قَدْ أَظَلَّكَ زَمَانُ نَبِيٍّ ، هُوَ مَبْعُوثٌ بِدِينِ إِبْرَاهِيمَ ، يَخْرُجُ بِأَرْضِ الْعَرَبِ مُهَاجِرًا إِلَى أَرْضٍ بَيْنَ حَرَّتَيْنِ ( الحرة : الأرض ذات الحجارة السود ) ، بَيْنَهُمَا نَخْلٌ ، بِهِ عَلامَاتٌ لا تَخْفَى : يَأْكُلُ الْهَدِيَّةَ وَلا يَأْكُلُ الصَّدَقَةَ ، بَيْنَ كَتِفَيْهِ خَاتَمُ النُّبُوَّةِ ، فَإِنْ استَطَعْتَ أَنْ تَلْحَقَ بِتِلْكَ الْبِلادِ فَافْعَلْ . 

Orang itu berkata, ‘Wahai anakku, demi Allah, aku tidak mengetahui seorangpun yang akan aku perintahkan kamu untuk mendatanginya. Akan tetapi telah hampir tiba waktu munculnya seorang nabi, dia diutus dengan membawa ajaran Nabi Ibrahim. Nabi itu akan keluar diusir dari suatu tempat di Arab kemudian berhijrah menuju daerah antara dua perbukitan. Di antara dua bukit itu tumbuh pohon-pohon kurma. Pada diri nabi itu terdapat tanda-tanda yang tidak dapat disembunyikan, dia mau makan hadiah tetapi tidak mau menerima sedekah, di antara kedua bahunya terdapat tanda khatam nubuwwah (cap kenabian). Jika engkau bisa menuju daerah itu, berangkatlah ke sana!’

He said: O my son, by Allaah, I do not know of anyone who follows our way to whom I can advise you to go. But there has come the time of a Prophet, who will be sent with the religion of Ibraaheem. He will appear in the land of the Arabs and will migrate to a land between two harrahs (lave fields; land with black rocks), between which there are palm trees. He will have characteristics that will not be hidden. He will eat of what is given as a gift but he will not eat of what is given as charity. Between his shoulder blades is the Seal of Prophethood. If you can go to that land then do so. 

قَالَ ثُمَّ مَاتَ وَغَيَّبَ ، فَمَكَثْتُ بِعَمُّورِيَّةَ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ أَمْكُثَ ، 

Kemudian orang ini pun meninggal dunia. Dan sepeninggalnya, aku masih tinggal di Amuria sesuai dengan yang dikehendaki Allah.

Then he died and was buried, and I stayed in ‘Ammooriyyah as long as Allaah willed I should stay, 

ثُمَّ مَرَّ بِي نَفَرٌ مِنْ كَلْبٍ تُجَّارًا ، فَقُلْتُ لَهُمْ : تَحْمِلُونِي إِلَى أَرْضِ الْعَرَبِ وَأُعْطِيكُمْ بَقَرَاتِي هَذِهِ وَغُنَيْمَتِي هَذِهِ ؟ قَالُوا : نَعَمْ .

Pada suatu hari, lewat di hadapanku serombongan orang dari Kalb, mereka adalah pedagang. Aku berkata kepada para pedagang itu, ‘Bisakah kalian membawaku menuju tanah Arab dengan imbalan sapi dan kambing-kambingku?’ Mereka menjawab, ‘Ya.’ 

then some merchants of Kalb passed by me and I said to them: Will you take me to the land of the Arabs and I will give you these cows and sheep of mine? They said: Yes. So I gave them the cows and sheep,  

فَأَعْطَيْتُهُمُوهَا وَحَمَلُونِي ، حَتَّى إِذَا قَدِمُوا بِي وَادِي الْقُرَى ظَلَمُونِي فَبَاعُونِي مِنْ رَجُلٍ مِنْ يَهُودَ عَبْدًا ، 

Lalu aku memberikan ternakku kepada mereka. Mereka membawaku, namun ketika tiba di Wadil Qura, mereka menzalimiku, dengan menjualku sebagai budak ke tangan seorang Yahudi.

and they took me there, but when they brought me to Waadi al-Qura they wronged me and sold me as a slave to a Jewish man. 


فَكُنْتُ عِنْدَهُ ، وَرَأَيْتُ النَّخْلَ ، وَرَجَوْتُ أَنْ تَكُونَ الْبَلَدَ الَّذِي وَصَفَ لِي صَاحِبِي ، وَلَمْ يَحِقْ لِي فِي نَفْسِي ، 


Kini aku tinggal di tempat seorang Yahudi. Aku melihat pohon-pohon kurma, aku berharap, mudah-mudahan ini adalah daerah sebagaimana yang disebutkan si Fulan kepadaku. Aku tidak bisa hidup bebas.

When I was with him I saw the palm trees, and I hoped that this was the land that my companion had described to me, but I was not sure. 

فَبَيْنَمَا أَنَا عِنْدَهُ قَدِمَ عَلَيْهِ ابْنُ عَمٍّ لَهُ مِنْ الْمَدِينَةِ مِنْ بَنِي قُرَيْظَةَ ، فَابْتَاعَنِي مِنْهُ ، فَاحْتَمَلَنِي إِلَى الْمَدِينَةِ ، فَوَاللَّهِ مَا هُوَ إِلا أَنْ رَأَيْتُهَا فَعَرَفْتُهَا بِصِفَةِ صَاحِبِي ، فَأَقَمْتُ بِهَا ، 

Ketika aku berada di samping orang Yahudi itu, keponakannya datang dari Madinah dari Bani Quraidzah. Ia membeliku darinya. Kemudian membawaku ke Madinah. Begitu aku tiba di Madinah aku segera tahu berdasarkan apa yang disebutkan si Fulan kepadaku. Sekarang aku tinggal di Madinah.

Whilst I was with him, a cousin of his from Banu Qurayzah came to him from Madeenah, and he sold me to him, and he took me to Madeenah. By Allaah, as soon as I saw it, I recognized it from the description given to me by my companion. I stayed there, 

وَبَعَثَ اللَّهُ رَسُولَهُ فَأَقَامَ بِمَكَّةَ مَا أَقَامَ ، لا أَسْمَعُ لَهُ بِذِكْرٍ مَعَ مَا أَنَا فِيهِ مِنْ شُغْلِ الرِّقِّ ، ثُمَّ هَاجَرَ إِلَى الْمَدِينَةِ ، فَوَاللَّهِ إِنِّي لَفِي رَأْسِ عَذْقٍ لِسَيِّدِي أَعْمَلُ فِيهِ بَعْضَ الْعَمَلِ وَسَيِّدِي جَالِسٌ إِذْ أَقْبَلَ ابْنُ عَمٍّ لَهُ حَتَّى وَقَفَ عَلَيْهِ ، فَقَالَ فُلانُ : 

Allah mengutus seorang Rasul-Nya, dia telah tinggal di Makkah beberapa lama, yang aku sendiri tidak pernah mendengar ceritanya karena kesibukanku sebagai seorang budak. Kemudian Rasul itu berhijrah ke Madinah. Demi Allah, ketika aku berada di puncak pohon kurma majikanku karena aku bekerja di perkebunan, sementara majikanku duduk, tiba-tiba salah seorang keponakannya datang menghampiri, kemudian berkata, ‘Fulan,

and Allaah sent His Messenger, who stayed in Makkah as long as he stayed, and I did not hear anything about him because I was so busy with the work of a slave. Then he migrated to Madeenah, and by Allaah, I was at the top of a palm tree belonging to my master, doing some work on it, and my master was sitting there. Then a cousin of his came and stood beside him, and said: 

قَاتَلَ اللَّهُ بَنِي قَيْلَةَ ، وَاللَّهِ إِنَّهُمْ الآنَ لَمُجْتَمِعُونَ بِقُبَاءَ عَلَى رَجُلٍ قَدِمَ عَلَيْهِمْ مِنْ مَكَّةَ الْيَوْمَ يَزْعُمُونَ أَنَّهُ نَبِيٌّ ، 

Celakalah Bani Qailah (suku Aus dan Khazraj). Mereka kini sedang berkumpul di Quba’ menyambut seseorang yang datang dari Makkah pada hari ini. Mereka percaya bahwa orang itu Nabi.’

May Allaah kill Banu Qaylah! By Allaah, right now they are gathering in Quba’ to welcome a man who has come from Makkah today, and they say that he is a Prophet. 

قَالَ فَلَمَّا سَمِعْتُهَا أَخَذَتْنِي الْعُرَوَاءُ ( برد الحمى ) حَتَّى ظَنَنْتُ سَأَسْقُطُ عَلَى سَيِّدِي ، قَالَ : وَنَزَلْتُ عَنْ النَّخْلَةِ فَجَعَلْتُ أَقُولُ لابْنِ عَمِّهِ ذَلِكَ : مَاذَا تَقُولُ مَاذَا تَقُولُ ؟ قَالَ فَغَضِبَ سَيِّدِي فَلَكَمَنِي لَكْمَةً شَدِيدَةً ثُمَّ قَالَ : مَا لَكَ وَلِهَذَا ؟ أَقْبِلْ عَلَى عَمَلِكَ ! . 

Tatkala aku mendengar pembicaraannya, aku gemetar sehingga aku khawatir jatuh menimpa majikanku. Kemudian aku turun dari pohon, dan bertanya kepada keponakan majikanku, ‘Apa tadi yang engkau katakan? Apa tadi yang engkau katakan?’ Majikanku sangat marah, dia memukulku dengan pukulan keras. Kemudian berkata, ‘Apa urusanmu menanyakan hal ini, lanjutkan pekerjaanmu.’

When I heard that, I began to shiver so much that I thought I would fall on top of my master. I came down from the tree and started saying to that cousin of his: What are you saying, what are you saying? My master got angry and he struck me with his fist and said: What has it got to do with you? Go back to your work!

قَالَ قُلْتُ : لا شَيْءَ ، إِنَّمَا أَرَدْتُ أَنْ أَسْتَثْبِتَ عَمَّا قَالَ . وَقَدْ كَانَ عِنْدِي شَيْءٌ قَدْ جَمَعْتُهُ ، 

Aku menjawab, ‘Tidak ada maksud apa-apa, aku hanya ingin mencari kejelasan terhadap apa yang dikatakan. Padahal sebenarnya saya telah memiliki beberapa informasi mengenai akan diutusnya seorang nabi itu.’

I said: Nothing; I just wanted to make sure of what he was saying. I had something that I had collected, 

فَلَمَّا أَمْسَيْتُ أَخَذْتُهُ ثُمَّ ذَهَبْتُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ بِقُبَاءَ ، فَدَخَلْتُ عَلَيْهِ فَقُلْتُ لَهُ : إِنَّهُ قَدْ بَلَغَنِي أَنَّكَ رَجُلٌ صَالِحٌ وَمَعَكَ أَصْحَابٌ لَكَ غُرَبَاءُ ذَوُو حَاجَةٍ ، وَهَذَا شَيْءٌ كَانَ عِنْدِي لِلصَّدَقَةِ ، فَرَأَيْتُكُمْ أَحَقَّ بِهِ مِنْ غَيْرِكُمْ ، 

Pada sore hari, aku mengambil sejumlah bekal kemudian aku menuju Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ketika itu beliau sedang berada di Quba, lalu aku menemui beliau. Aku berkata, ‘Telah sampai kepadaku kabar bahwasanya engkau adalah seorang yang saleh, engkau memiliki beberapa orang sahabat yang dianggap asing dan miskin. Aku membawa sedikit sedekah, dan menurutku kalian lebih berhak menerima sedekahku ini daripada orang lain.’

and when evening came, I went to the Messenger of Allaah (peace and blessings of Allaah be upon him) when he was in Quba’, and I entered upon him and said to him: I have heard that you are a righteous man and that you have companions who are strangers and are in need. This is something that I have to give in charity, and I see that you are more in need of it than anyone else. 

قَالَ فَقَرَّبْتُهُ إِلَيْهِ ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّه صلى الله عليه وسلم لِأَصْحَابِهِ : كُلُوا . وَأَمْسَكَ يَدَهُ فَلَمْ يَأْكُلْ ، قَالَ فَقُلْتُ فِي نَفْسِي هَذِهِ وَاحِدَةٌ ، 

Aku pun menyerahkan sedekah tersebut kepada beliau, kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada para sahabat, ‘Silakan kalian makan, sementara beliau tidak menyentuh sedekah itu dan tidak memakannya. Aku berkata, ‘Ini satu tanda kenabiannya.’

I brought it near to him and the Messenger of Allaah (peace and blessings of Allaah be upon him) said to his companions: “Eat,” but he refrained from eating. I said to myself: This is one. 


ثُمَّ انْصَرَفْتُ عَنْهُ فَجَمَعْتُ شَيْئًا ، وَتَحَوَّلَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِلَى الْمَدِينَةِ ، ثُمَّ جِئْتُ بِهِ ، فَقُلْتُ إِنِّي رَأَيْتُكَ لا تَأْكُلُ الصَّدَقَةَ وَهَذِهِ هَدِيَّةٌ أَكْرَمْتُكَ بِهَا ، 

Aku pulang meninggalkan beliau untuk mengumpulkan sesuatu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berpindah ke Madinah. Kemudian pada suatu hari, aku mendatangi beliau sambil berkata, ‘Aku memperhatikanmu tidak memakan pemberian berupa sedekah, sedangkan ini merupakan hadiah sebagai penghormatanku kepada engkau.’

Then I went away and collected some more. The Messenger of Allaah (peace and blessings of Allaah be upon him) moved to Madeenah, then I came to him and said: I see that you do not eat (food given in) charity; this is a gift with which I wish to honour you. 

قَالَ فَأَكَلَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم مِنْهَا ، وَأَمَرَ أَصْحَابَهُ فَأَكَلُوا مَعَهُ ، قَالَ فَقُلْتُ فِي نَفْسِي هَاتَانِ اثْنَتَانِ ، 

Kemudian Rasulullah makan sebagian dari hadiah pemberianku dan memerintahkan para sahabat untuk memakannya, mereka pun makan hadiahku itu. Aku berkata dalam hati, ‘Inilah tanda kenabian yang kedua.’

The Messenger of Allaah (peace and blessings of Allaah be upon him) ate some of it and told his companions to eat too. I said to myself: This is two. 

ثُمَّ جِئْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم وَهُوَ بِبَقِيعِ الْغَرْقَدِ ، قَالَ : وَقَدْ تَبِعَ جَنَازَةً مِنْ أَصْحَابِهِ عَلَيْهِ شَمْلَتَانِ لَهُ ، وَهُوَ جَالِسٌ فِي أَصْحَابِهِ ، فَسَلَّمْتُ عَلَيْهِ ثُمَّ اسْتَدَرْتُ أَنْظُرُ إِلَى ظَهْرِهِ هَلْ أَرَى الْخَاتَمَ الَّذِي وَصَفَ لِي صَاحِبِي ، 

Selanjutnya aku menemui beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam saat beliau berada di kuburan Baqi’ Al-Gharqad, beliau sedang mengantarkan jenazah salah seorang sahabat, beliau mengenakan dua lembar kain, ketika itu beliau sedang duduk di antara para sahabat, aku mengucapkan salam kepada beliau. Kemudian aku berputar memperhatikan punggung beliau, adakah aku akan melihat khatam nubuwwah yang disebutkan Si Fulan kepadaku.

Then I came to the Messenger of Allaah (peace and blessings of Allaah be upon him) when he was in Baqee’ al-Gharqad, where he had attended the funeral of one of his companions and he was wearing two shawls and was sitting among his companions. I greeted him with salaam then I moved behind him, trying to look at his back to see the Seal that my companion had described to me. 


فَلَمَّا رَآنِي رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم اسْتَدَرْتُهُ عَرَفَ أَنِّي أَسْتَثْبِتُ فِي شَيْءٍ وُصِفَ لِي ، قَالَ فَأَلْقَى رِدَاءَهُ عَنْ ظَهْرِهِ ، فَنَظَرْتُ إِلَى الْخَاتَمِ فَعَرَفْتُهُ فَانْكَبَبْتُ عَلَيْهِ أُقَبِّلُهُ وَأَبْكِي ، 

Pada saat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melihatku sedang memperhatikan beliau, beliau mengetahui bahwa aku sedang mencari kejelasan tentang sesuatu ciri kenabian yang disebutkan salah seorang kawanku. Kemudian beliau melepas kain selendang beliau dari punggung, aku berhasil melihat tanda khatam nubuwwah dan aku yakin bahwa beliau adalah seorang Nabi. Maka aku telungkup di hadapan beliau dan memeluknya seraya menangis.

When the Messenger of Allaah (peace and blessings of Allaah be upon him) saw me going behind him, he realized that I was trying to find confirmation of something that had been described to me, so he let his rida’ drop from his back, and I saw the Seal and recognized it. Then I embraced him, kissing (the Seal) and weeping, 

فَقَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم : تَحَوَّلْ . فَتَحَوَّلْتُ فَقَصَصْتُ عَلَيْهِ حَدِيثِي كَمَا حَدَّثْتُكَ يَا ابْنَ عَبَّاسٍ ، قَالَ فَأَعْجَبَ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم أَنْ يَسْمَعَ ذَلِكَ أَصْحَابُهُ ، 

Lalu berkata Rasulullah kepadaku: Pusinglah, maka aku pusing, dan aku ceritakan kepada Baginda ceritaku sepertimana yang aku ceritakan kepadamu ini wahai Ibnu Abbas.” Dia berkata, Rasulullah sangat takjub (dengan kisahku) dan memperdengarkan kepada sahabat-sahabat Baginda.

Rasulullah bersabda kepadaku, ‘Pindahlah kemari,’ maka aku pun berpindah dan menceritakan perihal keadaanku sebagaimana yang aku ceritakan kepadamu ini wahai Ibnu Abbas. Kemudian para sahabat takjub kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika mendengar cerita perjalanan hidupku itu.”

and the Messenger of Allaah (peace and blessings of Allaah be upon him) said to me: “Turn around.” So I turned around and I told him my story as I have told it to you, O Ibn ‘Abbaas. The Messenger of Allaah (peace and blessings of Allaah be upon him) wanted his companions to hear that. .

ثُمَّ شَغَلَ سَلْمَانَ الرِّقُّ حَتَّى فَاتَهُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم بَدْرٌ وَأُحُدٌ ، قَالَ ثُمَّ قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم : كَاتِبْ يَا سَلْمَانُ . فَكَاتَبْتُ صَاحِبِي عَلَى ثَلاثِ مِائَةِ نَخْلَةٍ أُحْيِيهَا لَهُ بِالْفَقِيرِ ( حفرة الفسيلة التي تغرس فيها ) وَبِأَرْبَعِينَ أُوقِيَّةً ، 

Salman sibuk bekerja sebagai budak. Dan perbudakan inilah yang menyebabkan Salman terhalang mengikuti perang Badar dan Uhud. “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam suatu hari bersabda kepadaku, ‘Mintalah kepada majikanmu untuk bebas, wahai Salman!’ Maka majikanku membebaskan aku dengan tebusan 300 pohon kurma yang harus aku tanam untuknya dan 40 uqiyah.

Then Salmaan was kept busy with the work of a slave, until he had missed attending Badr and Uhud with the Messenger of Allaah (peace and blessings of Allaah be upon him). He said: Then the Messenger of Allaah (peace and blessings of Allaah be upon him) said to me: “Draw up a contract of manumission, O Salmaan.” So I draw up a contract of manumission with my master in return for three hundred palm trees which I would plant for him, and forty uqiyahs. 

فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم لأَصْحَابِهِ : أَعِينُوا أَخَاكُمْ . فَأَعَانُونِي بِالنَّخْلِ ، الرَّجُلُ بِثَلاثِينَ وَدِيَّةً ( أي صغار النخل ) ، وَالرَّجُلُ بِعِشْرِينَ ، وَالرَّجُلُ بِخَمْسَ عَشْرَةَ ، وَالرَّجُلُ بِعَشْرٍ ، يَعْنِي الرَّجُلُ بِقَدْرِ مَا عِنْدَهُ ، حَتَّى اجْتَمَعَتْ لِي ثَلاثُ مِائَةِ وَدِيَّةٍ ، 

Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengumpulkan para sahabat dan bersabda, ‘Berilah bantuan kepada saudara kalian ini.’ Mereka pun membantuku dengan memberi pohon (tunas) kurma. Seorang sahabat ada yang memberiku 30 pohon, atau 20 pohon, ada yang 15 pohon, dan ada yang 10 pohon, masing-masing sahabat memberiku pohon kurma sesuai dengan kadar kemampuan mereka, sehingga terkumpul benar-benar 300 pohon.

The Messenger of Allaah (peace and blessings of Allaah be upon him) said to his companions: “Help your brother.” So they helped me with the palm trees, one man gave thirty small trees and another gave twenty, and another gave fifteen, and another gave ten, i.e., each man gave according to what he had, until they had collected three hundred small trees for me. 

فَقَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم : اذْهَبْ يَا سَلْمَانُ فَفَقِّرْ لَهَا ( أي احفر لها موضع غرسها ) ، فَإِذَا فَرَغْتَ فَأْتِنِي أَكُونُ أَنَا أَضَعُهَا بِيَدَيَّ ، فَفَقَّرْتُ لَهَا وَأَعَانَنِي أَصْحَابِي حَتَّى إِذَا فَرَغْتُ مِنْهَا جِئْتُهُ فَأَخْبَرْتُهُ ، فَخَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم مَعِي إِلَيْهَا : فَجَعَلْنَا نُقَرِّبُ لَهُ الْوَدِيَّ ، وَيَضَعُهُ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم بِيَدِهِ ، فَوَالَّذِي نَفْسُ سَلْمَانَ بِيَدِهِ مَا مَاتَتْ مِنْهَا وَدِيَّةٌ وَاحِدَةٌ ، 

Setelah terkumpul Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadaku, ‘Berangkatlah wahai Salman dan tanamlah pohon kurma itu untuk majikanmu, jika telah selesai datanglah kemari aku akan meletakkannya di tanganku.’ Aku pun menanamnya dengan dibantu para sahabat. Setelah selesai aku menghadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan memberitahukan perihalku. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar bersamaku menuju kebun yang aku tanami itu. Kami dekatkan pohon (tunas) kurma itu kepada beliau dan Rasulullah pun meletakkannya di tangan beliau. Maka, demi jiwa Salman yang berada di Tangan-Nya, tidak ada sebatang pohon pun yang mati.

Then the Messenger of Allaah (peace and blessings of Allaah be upon him) said to me: “Go, O Salmaan, and dig the holes where they are to be planted. When you have finished, come to me and I will plant them with my own hand.” So I dug the holes for them, and my companions helped me, then when I had finished, I came to him and told him. The Messenger of Allaah (peace and blessings of Allaah be upon him) came out with me and we started to bring the trees close and the Messenger of Allaah (peace and blessings of Allaah be upon him) planted them with his own hand. By the One in Whose hand is the soul of Salmaan, not one single tree among them died. 

فَأَدَّيْتُ النَّخْلَ وَبَقِيَ عَلَيَّ الْمَالُ ، فَأُتِيَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم بِمِثْلِ بَيْضَةِ الدَّجَاجَةِ مِنْ ذَهَبٍ ، مِنْ بَعْضِ الْمَغَازِي ، فَقَالَ : مَا فَعَلَ الْفَارِسِيُّ الْمُكَاتَبُ ؟ قَالَ فَدُعِيتُ لَهُ فَقَالَ : خُذْ هَذِهِ فَأَدِّ بِهَا مَا عَلَيْكَ يَا سَلْمَانُ . 

Untuk tebusan pohon kurma sudah terpenuhi, aku masih mempunyai tanggungan uang sebesar 40 uqiyah. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membawa emas sebesar telur ayam hasil dari rampasan perang. Lantas beliau bersabda, ‘Apa yang telah dilakukan Salman Al-Farisi?’ Kemudian aku dipanggil beliau, lalu beliau bersabda, ‘Ambillah emas ini, silakan manfaatkan untuk melengkapi tebusanmu wahai Salman!’

So I had paid off the trees but there still remained the money. A piece of gold the size of an egg was brought to the Messenger of Allaah (peace and blessings of Allaah be upon him) from one of his campaigns. He said: “What happened to the Persian who had a contract of manumission?” I was summoned to him and he said: “Take this and pay off what you owe, O Salmaan.” 

فَقُلْتُ : وَأَيْنَ تَقَعُ هَذِهِ يَا رَسُولَ اللَّهِ مِمَّا عَلَيَّ . قَالَ : خُذْهَا فَإِنَّ اللَّهَ سَيُؤَدِّي بِهَا عَنْكَ . قَالَ فَأَخَذْتُهَا فَوَزَنْتُ لَهُمْ مِنْهَا ، وَالَّذِي نَفْسُ سَلْمَانَ بِيَدِهِ أَرْبَعِينَ أُوقِيَّةً ، فَأَوْفَيْتُهُمْ حَقَّهُمْ ، وَعُتِقْتُ ، 

Wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, bagaimana status emas ini bagiku? Rasulullah menjawab, ‘Ambil saja! Insya Allah, Allah subhanahu wa Ta’ala akan memberi kebaikan kepadanya.’ Kemudian aku menimbang emas itu. Demi jiwa Salman yang berada di Tangan-Nya, berat ukuran emas itu 40 uqiyah. Kemudian aku penuhi tebusan yang harus aku serahkan kepada majikanku, dan aku dimerdekakan.

I said: How could this pay off everything I owe, O Messenger of Allaah? He said: “Take it, and Allaah will help you to pay off what you owe.” So I took it and weighed it for them, and by the One in Whose hand is the soul of Salmaan, it was forty uqiyahs, so I paid them their dues and I was set free. 

فَشَهِدْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم الْخَنْدَقَ ، ثُمَّ لَمْ يَفُتْنِي مَعَهُ مَشْهَدٌ)

Setelah itu aku turut serta bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam perang Khandaq, dan sejak itu tidak ada satu peperangan yang tidak aku ikuti.”

I was present with the Messenger of Allaah (peace and blessings of Allaah be upon him) at al-Khandaq, and after that I did not miss any major event with him.


Sumber : Ahmad
Kitab : Sisa musnad sahabat Anshar
Bab : Hadis Salman Al Farisi Radliyallahu 'anhu
No. Hadis : 22620


(HR. Ahmad, 5:441. Syaikh Syuaib Al-Arnauth mengatakan bahawa hadits ini hasan).

Ibnu Sa’ad dalam ath-Thabaqat (4/53-570), ath- Thabrani dalam Mu’jamul-Kabir (7/272/6065) dari Ibnu ‘Abbas

Narrated by Ahmad in al-Musnad (5/441). The scholars of hadeeth said: Its isnaad is hasan.

Wednesday, September 18, 2019

SAHIH BUKHARI - NO. 6595 (7128) - BERMIMPI NABI ISA, DAJJAL & SIFATNYA. IBNU QATHAN MIRIP DAJJAL

كتاب الفتن
Kitab Fitnah-Fitnah
Afflictions and the End of the World

بَابُ ذِكْرِ الدَّجَّالِ
Bab Cerita Dajjal
Chapter: Information about Ad-Dajjal



حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ بُكَيْرٍ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ عُقَيْلٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ سَالِمٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بَيْنَا أَنَا نَائِمٌ أَطُوفُ بِالْكَعْبَةِ فَإِذَا رَجُلٌ آدَمُ سَبْطُ الشَّعَرِ يَنْطُفُ أَوْ يُهَرَاقُ رَأْسُهُ مَاءً
قُلْتُ مَنْ هَذَا
قَالُوا ابْنُ مَرْيَمَ
ثُمَّ ذَهَبْتُ أَلْتَفِتُ فَإِذَا رَجُلٌ جَسِيمٌ أَحْمَرُ جَعْدُ الرَّأْسِ أَعْوَرُ الْعَيْنِ كَأَنَّ عَيْنَهُ عِنَبَةٌ طَافِيَةٌ
قَالُوا هَذَا الدَّجَّالُ
أَقْرَبُ النَّاسِ بِهِ شَبَهًا ابْنُ قَطَنٍ رَجُلٌ مِنْ خُزَاعَةَ






*******************************************************

Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Bukair telah menceritakan kepada kami Al Laits dari 'Uqail dari Ibnu Syihab dari Salim dari 'Abdullah bin Umar

bahawasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 

Ketika aku bermimpi yang aku sedang melakukan tawaf di Ka’bah, aku melihat seorang lelaki yang lurus rambutnya, menitis air pada kepalanya. 

Aku bertanya: Siapakah lelaki ini? 

Mereka menjawab: Ini adalah anak Maryam (iaitu Nabi Isa). 

Aku aku pergi dan aku terlihat seorang lelaki yang besar lagi kemerah-merahan, rambutnya kerinting, buta sebelah matanya. Matanya seperti buah anggur yang menonjol keluar. 

Mereka berkata: Inilah Dajjal. 

Lelaki yang paling menyerupainya ialah Ibn Qattan, seorang lelaki daripada Bani Khuza’ah. 


[Sahih al-Bukhari, Kitab al-Fitan, hadis no: 7128]


***************************************************


Narrated `Abdullah bin `Umar:

Allah's Messenger (صلى الله عليه وسلم) said. "While I was sleeping, I saw myself (in a dream) performing Tawaf around the Ka`ba. Behold, I saw a reddish-white man with lank hair, and water was dropping from his head. 

I asked, "Who is this?' 

They replied, 'The son of Mary.' 

Then I turned my face to see another man with a huge body, red complexion and curly hair and blind in one eye. His eye looked like a protruding out grape. 

They said (to me), He is Ad-Dajjal.

The Prophet (صلى الله عليه وسلم) added, "The man he resembled most is Ibn Qatan, a man from the tribe of Khuza`a. "

Reference : Sahih al-Bukhari 7128
In-book reference : Book 92, Hadith 75
USC-MSA web (English) reference : Vol. 9, Book 88, Hadith 242
(deprecated numbering scheme)



https://muftiwp.gov.my/en/artikel/bayan-linnas/2989-bayan-linnas-siri-ke-161-dajjal-hakikat-dan-tanda-akhir-zaman
https://rumaysho.com/1340-munculnya-dajjal-2.html
https://asysyariah.com/sifat-sifat-dajjal/
https://salafy.or.id/blog/2007/10/06/dajjal-antara-kenyataan-dan-kamuflase/
https://islamqa.info/en/answers/8806/who-is-the-dajjaal
https://www.youtube.com/watch?time_continue=2&v=3ZaCpjhiAt0


Monday, September 16, 2019

HR. IBNU KHUZAIMAH & IMAM BAIHAQI : LANGIT, KURSY, AIR & ARASY


Dari Ibnu Masud radhiallahu anhu dia berkata,



بين السماء الدنيا والتيتليها خمس مائة عام و بين كل سماء خمس مائة عام، وبين السماء السابعة والكرسي خمس مائة عام، بين الكرسي والماء خمس مائة عام، والعرش فوق الماء، والله
فوق العرش لا يخفى عليه شيء من أعمالكم

("رواه ابن خزيمة في "التوحيد)


"Antara langit dunia dengan langit berikutnya berjarak lima ratus tahun dan jarak antara masing-masing langit berjarak lima ratus tahun. Antara langit ketujuh dengan Kursy berjarak lima ratus tahun. Sedangkan jarak antara Kursy dengan air berjarak lima ratus tahun. Arasy berada di atas air, sedangkan Allah berada di atas Arasy. Tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya amal-amal kalian."

(HR. Ibnu Khuzaimah dalam At-Tauhid, hal. 105, Baihaqi dalam 'Al-Asma wa Ash-Shifat, hal. 401. Riwayat ini dishahihkan oleh Ibnu Qayim dalam 'Ijtima Juyusy Islamiyah', hal. 100 dan Az-Zahaby dalam 'Al-Uluw', hal. 64)

Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata, "Hadits ini mauquf, hanya sampai kepada Ibnu Masud. Akan tetapi ini termasuk perkara yang tidak mungkin disimpulkan oleh akal, maka riwayat ini dihukumi sebagai marfu (sampai dan bersumber dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam), karena Ibnu Masud tidak dikenal suka mengambil riwayat Israiliyat."

(Al-Qaulul Mufid Syarh Kitab Tauhid, 3/379)


https://islamqa.info/id/answers/9566/apa-perbedaan-antara-arasy-tuhan-dan-kursy-nya

https://islamqa.info/en/answers/11035/allah-is-above-his-throne-and-he-is-close-to-us-by-his-knowledge
https://konsultasisyariah.com/31382-arsy-allah-di-atas-air.html


****************************************************************

KURSY


ﻭَﺳِﻊَ ﻛُﺮْﺳِﻴُّﻪُ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﻭَﺍﺕِ ﻭَﺍﻟْﺄَﺭْﺽَ

“Kursi Allah meliputi langit dan bumi”

Ibnu Abbas berkata,



ﺍﻟﻜﺮﺳﻲ ﻣﻮﺿﻊ ﺍﻟﻘﺪﻣﻴﻦ، ﻭﺃﻣﺎ ﺍﻟﻌﺮﺵ ﻓﺈﻧﻪ ﻻ ﻳﻘﺪﺭ ﻗﺪﺭﻩ

ﻗﺎﻝ : ﻭﻫﺬﻩ ﺭﻭﺍﻳﺔ ﺍﺗﻔﻖ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻋﻠﻰ ﺻﺤﺘﻬﺎ، ﻗﺎﻝ : ﻭﻣﻦ ﺭﻭﻯ ﻋﻨﻪ ﻓﻲ ﺍﻟﻜﺮﺳﻲ ﺃﻧﻪ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻓﻘﺪ ﺃﺑﻄﻞ


“Kursi adalah tempat diletakkan kedua kaki Allah, sedangkan ‘arsy tidak boleh diperkirakan ukurannya”.

(Riwayat ini disepakati keshahihannya oleh ahli ilmu dan riwayat bahawa kursi Allah adalah ilmu-Nya ini riwayat yang tidak shahih).

[HR. Hakim dalam mustadrak, ia berkata hadits shahih sesuai syarat Bukhari-Muslim. Demikian juga Adz-Dzahabi berkata dalam Talkhis, Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Mukhtashar Al-‘Uluw]

Ibnu Hajar Al-Asqalani juga menshahihkan riwayat dari Sa’id bin Jubair, beliau berkata:

ﻭﻟﻪ ﺷﺎﻫﺪ ﻋﻦ ﻣﺠﺎﻫﺪ ﺃﺧﺮﺟﻪ ﺳﻌﻴﺪ ﺑﻦ ﻣﻨﺼﻮﺭ ﻓﻲ ﺍﻟﺘﻔﺴﻴﺮ ﺑﺴﻨﺪ ﺻﺤﻴﺢ ﻋﻨﻪ


“Riwayat ini mempunyai syahid (penguat) dari Mujahid diriwayatkan oleh Sa’id bin Manshur di dalam tafsirnya dengan sanad yang shahih.”

[Lihat Fathul Baari]

Kursi Allah berbeza dengan ‘arsy Allah sebagaimana dalam riwayat berikut.

Abu Dzarr berkata: “Aku mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

ﻣَﺎ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﻭَﺍﺕُ ﺍﻟﺴَّﺒْﻊُ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻜُﺮْﺳِﻲِّ ﺇِﻻَّ ﻛَﺤَﻠَﻘَﺔٍ ﻣُﻠْﻘَﺎﺓٍ ﺑِﺄَﺭْﺽِ ﻓَﻼَﺓٍ ﻭَﻓَﻀْﻞُ ﺍﻟْﻌَﺮْﺵِ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﻜُﺮْﺳِﻲِّ ﻛَﻔَﻀْﻞِ ﺗِﻠْﻚَ ﺍﻟْﻔَﻼَﺓِ ﻋَﻠَﻰ ﺗِﻠْﻚَ ﺍﻟْﺤَﻠَﻘَﺔِ


“Tidaklah tujuh langit dibandingkan kursi (Allah) kecuali seperti cincin yang dilemparkan di tanah lapang dan besarnya ‘Arsy dibandingkan kursi adalah seperti tanah lapang dibandingkan dengan cincin “.

[HR. Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah (1/166), Abu Syaikh dalam Al-‘Adzamah (2/648-649), Al-Baihaqi dalam Al-Asmaa was Sifaat (2/300-301) dan lainnya, dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Silsilah Shahihah no. 109 dengan menggabungkan semua jalurnya.]

Makna “wasi’a/وسع” yang diterjemahkan “meliputi” di dalam ayat tersebut adalah kerana posisinya di atas dan lebih besar sehingga disebut “meliputi” sebagaimana penjelasan Ibnul Qayyim, 

beliau berkata,

ﻭﻟﻬﺬﺍ ﻟﻤﺎ ﻛﺎﻧﺖ ﺍﻟﺴﻤﺎﺀ ﻣﺤﻴﻄﺔ ﺑﺎﻷﺭﺽ ﻛﺎﻧﺖ ﻋﺎﻟﻴﺔ ﻋﻠﻴﻬﺎ ، ﻭﻟﻤﺎ ﻛﺎﻥ ﺍﻟﻜﺮﺳﻲ ﻣﺤﻴﻄﺎً ﺑﺎﻟﺴﻤﺎﻭﺍﺕ ﻛﺎﻥ ﻋﺎﻟﻴﺎً ﻋﻠﻴﻬﺎ ، ﻭﻟﻤﺎ ﻛﺎﻥ ﺍﻟﻌﺮﺵ ﻣﺤﻴﻄﺎً ﺑﺎﻟﻜﺮﺳﻲ ﻛﺎﻥ ﻋﺎﻟﻴﺎً

“Oleh kerana itu langit meliputi bumi kerana berada di atasnya. Kursi meliputi langit kerana berada di atasnya dan ‘Arsy meliputi kursi kerana berada di atasnya.”

[As-Shaqaiqul Mursalah 4/1308]

Ada cukup banyak dalil yang menunjukkan bahwa Allah memiliki kaki. Sebagaimana hadits berikut yang menjelaskan tentang firman Allah,

ﻳَﻮْﻡَ ﻧَﻘُﻮﻝُ ﻟِﺠَﻬَﻨَّﻢَ ﻫَﻞِ ﺍﻣْﺘَﻸﺕِ ﻭَﺗَﻘُﻮﻝُ ﻫَﻞْ ﻣِﻦْ ﻣَﺰِﻳﺪٍ

“(Dan ingatlah akan) hari (yang pada hari itu) Kami bertanya kepada jahannam: ‘Apakah kamu sudah penuh?’ Dia menjawab: ‘Masihkah ada tambahan?’” 

(QS. Qaaf: 30) .

Tatkala neraka meminta tambahan penghuni neraka, Allah meletakkan kaki ke neraka dan neraka menyempit.

Dan diriwayatkan oleh Muslim dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu, 

Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam bersabda, “Dan setiap kalian merasa bahwa Neraka Jahanam penuh. Adapun Neraka Jahanam tidak akan penuh sampai Allah Subhanahu wa Ta’ala meletakkan kedua kakinya hingga Neraka berkata, ‘Cukup, cukup, cukup’. Ketika itu penuhlah Neraka dan sebagian darinya menyempit dan penuhlah dia”.

[HR. Muslim]

Syaikh Al-‘Utsaimin menjelaskan,

 :ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺍﺑﻦ ﻋﺜﻴﻤﻴﻦ ﻓﻲ ﺷﺮﺡ ﺍﻟﻌﻘﻴﺪﺓ ﺍﻟﻮﺍﺳﻄﻴﺔ

ﻭﺍﻟﺤﺎﺻﻞ ﺃﻧﻪ ﻳﺠﺐ ﻋﻠﻴﻨﺎ ﺃﻥ ﻧﺆﻣﻦ ﺑﺄﻥ ﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻗﺪﻣﺎً، ﻭﺇﻥ ﺷﺌﻨﺎ ﻗﻠﻨﺎ ﺭﺟﻼً ﻋﻠﻰ ﺳﺒﻴﻞ ﺍﻟﺤﻘﻴﻘﺔ ﻣﻊ ﻋﺪﻡ ﺍﻟﻤﻤﺎﺛﻠﺔ، ﻭﻻ ﺗﻜﻴﻒ ﺍﻟﺮﺟﻞ

“Kesimpulannya adalah wajib bagi kita beriman bahwa Allah mempunyai telapak kaki atau kaki sebagaimana hakikatnya (tidak ditakwil makna lainnya) tanpa menggambarkan dan menyerupakan dengan kaki siapapun”.

[Syarah Al-Aqidah Al-Wasithiyyah Syaikh Al-‘Utsaimin]


https://muslim.or.id/32468-apa-itu-kursi-allah.html


Sunday, September 15, 2019

MUSNAD AHMAD NO. 15712 (16301) - 4 GOLONGAN YANG DIUJI DI AKHIRAT (PEKAK, GILA, NYANYUK, AHLI FATRAH)

Kitab : Musnad penduduk Madinah
Bab : Hadits Al Aswad bin Sari' Radliyallahu ta'ala 'anhu
No. Hadist : 15712/(16301)(15866)




أَنَّ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ

 أَرْبَعَةٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ رَجُلٌ أَصَمُّ لَا يَسْمَعُ شَيْئًا وَرَجُلٌ أَحْمَقُ وَرَجُلٌ هَرَمٌ وَرَجُلٌ مَاتَ فِي فَتْرَةٍ فَأَمَّا الْأَصَمُّ

 فَيَقُولُ رَبِّ لَقَدْ جَاءَ الْإِسْلَامُ وَمَا أَسْمَعُ شَيْئًا وَأَمَّا الْأَحْمَقُ

 فَيَقُولُ رَبِّ لَقَدْ جَاءَ الْإِسْلَامُ وَالصِّبْيَانُ يَحْذِفُونِي بِالْبَعْرِ وَأَمَّا الْهَرَمُ

 فَيَقُولُ رَبِّي لَقَدْ جَاءَ الْإِسْلَامُ وَمَا أَعْقِلُ شَيْئًا وَأَمَّا الَّذِي مَاتَ فِي الْفَتْرَةِ

 فَيَقُولُ رَبِّ مَا أَتَانِي لَكَ رَسُولٌ فَيَأْخُذُ مَوَاثِيقَهُمْ لَيُطِيعُنَّهُ فَيُرْسِلُ إِلَيْهِمْ أَنْ ادْخُلُوا النَّارَ

 قَالَ فَوَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَوْ دَخَلُوهَا لَكَانَتْ عَلَيْهِمْ بَرْدًا وَسَلَامًا

 قَالَ حَدَّثَنَا عَلِيٌّ حَدَّثَنَا مُعَاذُ بْنُ هِشَامٍ قَالَ حَدَّثَنِي أَبِي عَنِ الْحَسَنِ عَنْ أَبِي رَافِعٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ مِثْلَ هَذَا غَيْرَ أَنَّهُ قَالَ فِي آخِرِهِ فَمَنْ دَخَلَهَا كَانَتْ عَلَيْهِ بَرْدًا وَسَلَامًا وَمَنْ لَمْ يَدْخُلْهَا يُسْحَبُ إِلَيْهَا

15866 مسند أحمد أول مسند المدنيين رضي الله عنهم أجمعين

1434 المحدث الألباني خلاصة حكم المحدث إسناده صحيح في السلسلة الصحيحة



*****************************************




(Ahmad bin Hanbal) berkata, telah menceritakan kepada kami 'Ali bin Abdullah telah menceritakan kepada kami Mu'adz bin Hisyam berkata, telah menceritakan kepadaku bapaku dari Qatadah dari Ahnaf bin Qais dari Aswad bin Sari' 

Sesungguhnya Nabiyullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: 

"Ada empat jenis orang di hari kiamat nanti: Seorang laki-laki pekak yang tidak mendengar apapun, seorang laki-laki dungu (gila/terencat akal), seorang laki-laki yang tua nyanyuk, dan seorang laki-laki yang mati pada waktu Fatrah (waktu ketiadaan Rasul); 

Adapun lelaki yang pekak akan berkata: “Wahai Tuhanku, telah datang Islam sedangkan aku tidak dapat mendengar sesuatu pun,

adapun yang dungu berkata: “Wahai Tuhanku telah datang Islam sedangkan kanak-kanak melempari aku dengan tahi unta”, 

adapun Tua Nyanyuk berkata: “Wahai Tuhanku telah datang Islam sedangkan aku tidak memahami sesuatu pun”, 

adapun yang mati pada fatrah akan berkata: “Wahai Tuhanku, tidak datang kepadaku daripadaMu seorang Rasul pun. 

Maka Allah akan mengambil satu perjanjian dengan mereka bahawa mereka akan mentaatiNya, lalu Dia memerintahkan mereka masuk ke dalam neraka. 

Kata Nabi sallallahualaihi wa sallam: “Demi Tuhan yang jiwaku berada pada tanganNya jika mereka memasukinya ia menjadi sejuk ke atas mereka”. 

(Ahmad bin Hanbal) berkata, telah menceritakan kepada kami 'Ali telah menceritakan kepada kami Mu'adz bin Hisyam berkata, telah menceritakan kepadaku bapaku dari Al Hasan dari Abu Rafi' dari Abu Hurairah seperti di atas, kecuali dalam perkataan yang terakhirnya, 'Barangsiapa memasuki api tersebut, api tersebut akan menjadi dingin dan menyelamatkan, dan barangsiapa tidak memasukinya, ia justeru diseret untuk memasukinya."

(Ahmad: disahihkan Ibn al-Qayyim, al-Albani dan Syu’aib al-Arnauth)


******************************


Imaam Ahmad رحمه الله reported from Al-Aswad bin Saree` that the Messenger of Allaah صلى الله عليه وسلم said:

There are four who will present their case on the Day of Resurrection: a deaf man who never heard anything, an insane man, a very old and senile man, and a man who died during the Fatrah.

As for the deaf man, he will say: “O Lord, Islaam came but I never heard anything.”

As for the insane man, he will say: “O Lord, Islaam came and the young boys were throwing camel dung at me.”

As for the senile man, he will say: “O Lord, Islaam came and I did not understand anything.”

As for the one who died during the Fatrah, he will say: “O Lord, no Messenger from You came to me.”

Allaah تعالى will accept their pledge of obedience to Him, then He تعالى will send word to them that they should enter the Fire.

By the One in Whose Hand is the soul of Muhammad, if they enter it, it will be cool and safe for them.”

[al-Tabaraanee (2/79) with a “Saheeh” Sanad, Musnad Ahmad (16301), Ibn Hibbaan (1827) and graded as “Saheeh” by Shaikh al-Albaanee in al-Saheehah (1434). It was also graded as “Saheeh” by Ibn al-Qayyim in Tareeq al-Hijratain (1/397) and graded as “Saheeh” by Shaikh Muqbil in Saheeh al-Musnad (19)]

There is a similar report with a chain from Hisyam from Al-Hasan from Abu Rafi` from Abu Hurairah رضي الله عنه, but at the end it says: فَمَنْ دَخَلَهَا كَانَتْ عَلَيْهِ بَرْدًا وَسَلَامًا، وَمَنْ لَمْ يَدْخُلْهَا يُسْحَبُ إِلَيْهَا “Whoever enters it will find it cool and safe, and whoever does not enter it will be dragged into it.”

[Musnad Ahmad, this Hadeeth is also graded as “Saheeh” by Shaikh al-Albaanee]

Source: Musnad Aḥmad


RUJUKAN/REFERENCES :

Saturday, September 14, 2019

SUNAN DARIMI NO. 206 (210) - HALAQAH ZIKIR DITEGUR IBNU MAS'UD


Kitab Mukaddimah
Dimakruhkan menggunakan logika (akal)
Sunan Darimi No. 206 (210)

Abdullah bin Mas’ood’s narration condemning the way of Dhikr and inventing new styles of remembering Allaah


**********************


أَخْبَرَنَا الْحَكَمُ بْنُ الْمُبَارَكِ أَخْبَرَنَا عَمْرُو بْنُ يَحْيَى قَالَ سَمِعْتُ أَبِي يُحَدِّثُ عَنْ أَبِيهِ قَالَ

 كُنَّا نَجْلِسُ عَلَى بَابِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَبْلَ صَلَاةِ الْغَدَاةِ فَإِذَا خَرَجَ مَشَيْنَا مَعَهُ إِلَى الْمَسْجِدِ فَجَاءَنَا أَبُو مُوسَى الْأَشْعَرِيُّ فَقَالَ

 أَخَرَجَ إِلَيْكُمْ أَبُو عَبْدِ الرَّحْمَنِ بَعْدُ قُلْنَا لَا فَجَلَسَ مَعَنَا حَتَّى خَرَجَ فَلَمَّا خَرَجَ قُمْنَا إِلَيْهِ جَمِيعًا

 فَقَالَ لَهُ أَبُو مُوسَى يَا أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ إِنِّي رَأَيْتُ فِي الْمَسْجِدِ آنِفًا أَمْرًا أَنْكَرْتُهُ وَلَمْ أَرَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ إِلَّا خَيْرًا

 قَالَ فَمَا هُوَ

 فَقَالَ إِنْ عِشْتَ فَسَتَرَاهُ

 قَالَ رَأَيْتُ فِي الْمَسْجِدِ قَوْمًا حِلَقًا جُلُوسًا يَنْتَظِرُونَ الصَّلَاةَ فِي كُلِّ حَلْقَةٍ رَجُلٌ وَفِي أَيْدِيهِمْ حَصًى فَيَقُولُ كَبِّرُوا مِائَةً فَيُكَبِّرُونَ مِائَةً فَيَقُولُ هَلِّلُوا مِائَةً فَيُهَلِّلُونَ مِائَةً وَيَقُولُ سَبِّحُوا مِائَةً فَيُسَبِّحُونَ مِائَةً

 قَالَ فَمَاذَا قُلْتَ لَهُمْ

 قَالَ مَا قُلْتُ لَهُمْ شَيْئًا انْتِظَارَ رَأْيِكَ وَانْتِظَارَ أَمْرِكَ

 قَالَ أَفَلَا أَمَرْتَهُمْ أَنْ يَعُدُّوا سَيِّئَاتِهِمْ وَضَمِنْتَ لَهُمْ أَنْ لَا يَضِيعَ مِنْ حَسَنَاتِهِمْ

 ثُمَّ مَضَى وَمَضَيْنَا مَعَهُ حَتَّى أَتَى حَلْقَةً مِنْ تِلْكَ الْحِلَقِ فَوَقَفَ عَلَيْهِمْ

 فَقَالَ مَا هَذَا الَّذِي أَرَاكُمْ تَصْنَعُونَ

 قَالُوا يَا أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ حَصًى نَعُدُّ بِهِ التَّكْبِيرَ وَالتَّهْلِيلَ وَالتَّسْبِيحَ

 قَالَ فَعُدُّوا سَيِّئَاتِكُمْ فَأَنَا ضَامِنٌ أَنْ لَا يَضِيعَ مِنْ حَسَنَاتِكُمْ شَيْءٌ وَيْحَكُمْ يَا أُمَّةَ مُحَمَّدٍ مَا أَسْرَعَ هَلَكَتَكُمْ هَؤُلَاءِ صَحَابَةُ نَبِيِّكُمْ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُتَوَافِرُونَ وَهَذِهِ ثِيَابُهُ لَمْ تَبْلَ وَآنِيَتُهُ لَمْ تُكْسَرْ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنَّكُمْ لَعَلَى مِلَّةٍ هِيَ أَهْدَى مِنْ مِلَّةِ مُحَمَّدٍ أَوْ مُفْتَتِحُو بَابِ ضَلَالَةٍ

 قَالُوا وَاللَّهِ يَا أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ مَا أَرَدْنَا إِلَّا الْخَيْرَ

 قَالَ وَكَمْ مِنْ مُرِيدٍ لِلْخَيْرِ لَنْ يُصِيبَهُ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَدَّثَنَا أَنَّ قَوْمًا يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ لَا يُجَاوِزُ تَرَاقِيَهُمْ وَايْمُ اللَّهِ مَا أَدْرِي لَعَلَّ أَكْثَرَهُمْ مِنْكُمْ ثُمَّ تَوَلَّى عَنْهُمْ

 فَقَالَ عَمْرُو بْنُ سَلَمَةَ رَأَيْنَا عَامَّةَ أُولَئِكَ الْحِلَقِ يُطَاعِنُونَا يَوْمَ النَّهْرَوَانِ مَعَ الْخَوَارِجِ


******************************************


Telah mengabarkan kepada kami [Al Hakam bin Al Mubarak] telah memberitakan kepada kami ['Amr bin Yahya

ia berkata: "Aku mendengar [ayahku] menceritakan dari [ayahnya], 

ia berkata: 'Dahulu kami pernah duduk di depan pintu [Abdullah bin Mas'ud] radliallahu 'anhu sebelum shalat subuh, ketika ia keluar kami berjalan bersamanya menuju masjid. 

Kemudian Abu Musa Al 'Asy'ari radliallahu 'anhu datang menemui kami dan bertanya: 'Apakah Abu Abdur Rahman telah datang menemui kalian? ', 

kami menjawab: 'belum', 

lalu beliau duduk bersama kami hingga (Abu Abdur Rahman) datang. Tatkala ia datang, kami semua berdiri dan menghampirinya, 

Abu Musa berkata kepadanya: 

'Wahai Abu Abdur Rahman, baru saja di masjid aku melihat satu kejadian baru yang tidak aku sukai. Setahuku, Alhamdulillah, sekali pun itu diniati kebaikan. 

Ia bertanya: 'apakah itu gerangan? ', 

'Jika kamu masih hidup kamu akan melihatnya', Kata Abu Musa. 

Abu Musa melanjutkan: 'Aku melihat di masjid, sekelompok orang yang (duduk) melingkar sambil menunggu shalat, setiap lingkaran ada seorang (pemandu) nya dan tangan-tangan mereka membawa kerikil, lalu si (pemandu) berkata: 'ucapkanlah takbir seratus kali' dan mereka bertakbir seratus kali, 'dan ucapkanlah tahlil seratus kali' lalu mereka bertahlil seratus kali, 'dan ucapkanlah tasbih seratus kali' lalu mereka mengucapkan tasbih seratus kali. 

Abu Abdurrahman bertanya: 'Lantas apa yang telah kau katakan kepada mereka? 

' Abu Musa menjawab: 'Aku belum berkata apa pun kepada mereka, karena aku menunggu pendapatmu atau perintahmu'. 

Abu Abdurrahman berkata: 'Tidak sebaiknyakah kamu perintahkan saja mereka untuk menghitung dosa-dosa mereka, serta kamu jamin bahwa kebaikan mereka tidak akan hilang?. 

Kemudian Abu Abdurrahman beranjak dan kami pun beranjak bersamanya, hingga ia sampai di lokasi jama'ah dzikir yang diceritakannya. 

Ia berdiri di hadapan mereka, dan berkata: 'Apa yang sedang kalian lakukan? ', 

mereka menjawab: 'Wahai Abu Abdur Rahman, ini adalah batu-batu kerikil untuk menghitung takbir, tahlil dan tasbih'. 

Ia berkata: 'Hendaklah kalian menghitung dosa-dosa kalian (saja), aku menjamin amal kebaikan kalian tidak akan hilang, celakalah kalian umat Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, alangkah cepatnya masa kehancuran kalian, padahal mereka para sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam masih banyak, dan bajunya belum lusuh, juga periuknya belum pecah, demi Dzat yang jiwaku berada di genggaman tangannya, sesungguhnya kalian seakan-akan memiliki agama yang lebih baik dari agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, atau kalian sengaja hendak membuka pintu kesesatan?, 

mereka menjawab: 'Demi Allah wahai Abu Abdur rahman kami tidak menginginkan kecuali kebaikan'. 

Abu Abdurrahman menjawab: 'Berapa banyak orang yang menginginkan kebaikan tetapi ia tidak dapat mencapainya, sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah menceritakan kepada kami bahwa ada satu kaum yang membaca Al Qur`an namun tidak melampaui tenggorokan mereka, demi Allah, aku tidak tahu siapa tahu majoriti mereka adalah dari kalian", 

Abu Abdurrahman lantas berpaling dari mereka. 

'Amr bin Salamah berkata: 'Kami melihat kebanyakan dari yang berada di kelompok jama'ah dzikir tersebut dihari selanjutnya mencaci-maki kami pada hari (perang) Nahrawan bersama orang-orang khawarij ' ".

Sunan Darimi No. 210, Berdasarkan Daarul Mughni Riyadh
Menurut Albani : Isnadnya Jayyid


******************************************


Al-Hakam bin al-Mubaarak informed us that Amr ibnYahyaa informed us, he said I heard myfather narrating from his father who said:

We used to sit in front of Abdullah ibn Mas’ood's house before the Fajr prayer waiting to go with him to the Masjid. Aboo Moosa al-Ash'aree came and asked us:


We answered: 'No.'

So Aboo Moosa Al-Ash'aaree sat with us waiting for him. When he came out, we all stood up. Aboo Moosa told him:

"Oh, Abu Abdurrahman! I recently saw something in the Masjid which I did not approve."

Ibn Masoud then asked: "What was it?"

Aboo Moosa said: "You will see it if you stay alive. In the Masjid, I saw a group of people sitting in circles waiting for the Salat. Each circle is led by a person. And every person in these circles carries small stones.

The leader of a circle would say: 'Say 'Allah-u Akbar' a hundred times,' they will say Allah-u Akbar a hundred times; then he says 'Say 'La ilaha Illa Allah', a hundred times" they will say La ilaha ill Allah a hundred times; he they says: 'Say 'Subhan Allah', a hundred times, they will say Subhana Allah a hundred times.

Then Ibn Masoud said: "What did you tell them?"

He said: 'I didn't say anything, I wanted to wait for your opinion."

Abdullah ibn Masoud said: "Could you not order them to count their sins, and assured them of getting their rewards."

Then Abdulah ibn Masoud went ahead and we accompanied him. As he approached one of the circles, he said: "What is this that you are doing?"

They said: "Oh! Abu Abdurrahman, these are pebbles to count the number of times we say Allah-u Akbar, La ilaha Ill Allah, and Subhana Allah."

He said: "Count your own sins, and I assure you that you are not going to lose anything of your rewards (Hasanat).. Woe unto you, people of Muhammad, how fast you will be doomed. Those are your Prophet's companions available, these are his clothes not worn out yet, and his pots are not broken yet. I swear by Whom my soul is in His Hands that you are either following a religion that is better than the Prophet's religion or you are opening a door of aberration."

They said: "We swear by Allah, oh, Abu Abdurrahman, that we had no intention other than doing good deeds."

He said: "So what? How many people wanted to do good deeds but never got to do them? The Prophet of Allah has told us about people who recited the Qur'an with no effect on them other than the Qur'an passing through their throats. I swear by Allah, I am almost sure that most of you are from that type of people. Then he left them.

Amr Ibn Salamah said: "We saw most of the people of those circles fighting us with the Khawarij in the battle of An-Nahrawan."


[Sunan al-Imaam Ad-Daarimi (1/286 H. 210) also narrated by Imaam Aslam bin Sahl al-Waasiti (D. 292) in Taareekh Waasit (1/198) from the route of Amr bin Yahya bin Amr bin Salamah al-Hamdaani]

This narration is Authentic.