MeTaLoYaL

tHe diFFErent isnt AlwaYz better But THE besT is always Different..

Friday, February 28, 2025

MUSNAD AHMAD 22322 : PELBAGAI FITNAH YANG BERGELORA, 'UMAR ADALAH PINTU

باقي مسند الأنصار
حديث يحيى بن حصين عن أمه رضي الله تعالى عنهما


Kitab Sisa Musnad Sahabat Anshar
Bab Hadits Yahya bin Hushain dari Ibunya Radliyallahu ta'ala 'anhuma


حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ عَنْ الْأَعْمَشِ حَدَّثَنِي شَقِيقٌ قَالَ سَمِعْتُ حُذَيْفَةَ وَوَكِيعٌ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ شَقِيقٍ عَنْ حُذَيْفَةَ وحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عُبَيْدٍ وَقَالَ سَمِعْتُ حُذَيْفَةَ قَالَ كُنَّا جُلُوسًا عِنْدَ عُمَرَ فَقَالَ أَيُّكُمْ يَحْفَظُ قَوْلَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْفِتْنَةِ قُلْتُ أَنَا كَمَا قَالَهُ قَالَ إِنَّكَ لَجَرِيءٌ عَلَيْهَا أَوْ عَلَيْهِ قُلْتُ فَتْنَةُ الرَّجُلِ فِي أَهْلِهِ وَمَالِهِ وَوَلَدِهِ وَجَارِهِ يُكَفِّرُهَا الصَّلَاةُ وَالصَّدَقَةُ وَالْأَمْرُ بِالْمَعْرُوفِ وَالنَّهْيُ عَنْ الْمُنْكَرِ قَالَ لَيْسَ هَذَا أُرِيدُ وَلَكِنْ الْفِتْنَةُ الَّتِي تَمُوجُ كَمَوْجِ الْبَحْرِ قُلْتُ لَيْسَ عَلَيْكَ مِنْهَا بَأْسٌ يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ إِنَّ بَيْنَكَ وَبَيْنَهَا بَابًا مُغْلَقًا قَالَ أَيُكْسَرُ أَوْ يُفْتَحُ قُلْتُ بَلْ يُكْسَرُ قَالَ إِذًا لَا يُغْلَقُ أَبَدًا قُلْنَا أَكَانَ عُمَرُ يَعْلَمُ مَنْ الْبَابُ قَالَ نَعَمْ كَمَا يَعْلَمُ أَنَّ دُونَ غَدٍ لَيْلَةً قَالَ وَكِيعٌ فِي حَدِيثِهِ قَالَ فَقَالَ مَسْرُوقٌ لِحُذَيْفَةَ يَا أَبَا عَبْدِ اللَّهِ كَانَ عُمَرُ يَعْلَمُ مَا حَدَّثَهُ بِهِ قُلْنَا أَكَانَ عُمَرُ يَعْلَمُ مَنْ الْبَابُ قَالَ نَعَمْ كَمَا يَعْلَمُ أَنَّ دُونَ غَدٍ لَيْلَةً إِنِّي حَدَّثْتُهُ حَدِيثًا لَيْسَ بِالْأَغَالِيطِ فَهِبْنَا حُذَيْفَةَ أَنْ نَسْأَلَهُ مَنْ الْبَابُ فَأَمَرْنَا مَسْرُوقًا فَسَأَلَهُ فَقَالَ الْبَابُ عُمَرُ

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [Al A'masy] telah bercerita kepadaku [Syaqiq] berkata; Aku mendengar [Hudzaifah

dan 

[Waki'] darri [Al A'masy] dari [Syaqiq] dari [Hudzaifah

dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Ubaid

berkata; 

Kami duduk dikediaman 'Umar lalu ia bertanya: Siapa diantara kalian yang hafal sabda Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa salam tentang berbagai fitnah? 

[Hudzaifah bin Al Yaman] menjawab: Aku hafal seperti yang beliau sabdakan. 

'Umar berkata; kau gegabah atas beliau. 

Aku Hudzaifah bin Al Yaman berkata; Fitnah seseorang terhadap keluarga, harta dan tetangganya yang (dosanya) bisa dihapus dengan shalat, sedekah, memerintahkan kebaikan dan mencegah kemungkaran. 

Berkata 'Umar: Bukan itu yang aku maksud, tapi fitnah yang bergelombang layaknya samudera. 

Aku Hudzaifah bin Al Yaman berkata; Kau tidak bermasalah dengannya wahai Amirul Mu`minin, diantaramu dengan fitnah itu ada pintu yang tertutup. 

'Umar bertanya: Apakah didobrak atau dibuka? 

Hudzaifah bin Al Yaman menjawab: Didobrak. 

'Umar berkata; Kalau begitu berarti tidak tertutup. 

Kami bertanya: Apakah 'Umar tahu siapakah pintu itu? 

Hudzaifah bin Al Yaman menjawab: Ya, seperti halnya ia tahu bahwa yang menghalangi hari ini dan hari esok adalah malam hari. 

Berkata Waki' dalam haditsnya: Berkata Masruq kepada Hudzaifah bin Al Yaman: Hai Abu 'Abdullah! 'Umar mengetahui yang ia ceritakan. 

Kami bertanya: Apakah 'Umar tahu siapakah pintu itu. 

Masruq menjawab: Ya, seperti halnya ia tahu bahwa yang menghalangi hari ini dan hari esok adalah malam hari, aku diberitahu suatu hadits yang tidak salah tapi kami takut pada Hudzaifah bin Al Yaman untuk menanyakan siapakah pintu itu, lalu kami memerintah Masruq lalu bertanya padanya, ia Hudzaifah bin Al Yaman menjawab: Pintu itu adalah 'Umar.


ISNAD SAHIH MENURUT SYUA'IB AL-ARNA'UTH


***********************

Musnad Ahmad 
(مسند الإمام أحمد بن حنبل) 

باقي مسند الأنصار
حديث يحيى بن حصين عن أمه رضي الله تعالى عنهما

مسند أحمد ٢٢٣٤٣: حَدَّثَنَا يَزِيدُ أَخْبَرَنَا أَبُو مَالِكٍ عَنْ رِبْعِيِّ بْنِ حِرَاشٍ عَنْ حُذَيْفَةَ أَنَّهُ قَدِمَ مِنْ عِنْدِ عُمَرَ قَالَ لَمَّا جَلَسْنَا إِلَيْهِ يَسْأَلُ أَصْحَابَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّكُمْ سَمِعَ قَوْلَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْفِتَنِ قَالُوا نَحْنُ سَمِعْنَاهُ قَالَ لَعَلَّكُمْ تَعْنُونَ فِتْنَةَ الرَّجُلِ فِي أَهْلِهِ وَمَالِهِ قَالُوا أَجَلْ قَالَ لَسْتُ عَنْ تِلْكَ أَسْأَلُ تِلْكَ تُكَفِّرُهَا الصَّلَاةُ وَالصَّوْمُ وَالصَّدَقَةُ وَلَكِنْ أَيُّكُمْ سَمِعَ قَوْلَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْفِتَنِ الَّتِي تَمُوجُ مَوْجَ الْبَحْرِ قَالَ فَأَسْكَتَ الْقَوْمُ فَظَنَنْتُ أَنَّهُ إِيَّايَ يُرِيدُ قَالَ قُلْتُ أَنَا ذَاكَ قَالَ أَنْتَ لِلَّهِ أَبُوكَ قَالَ قُلْتُ تُعْرَضُ الْفِتَنُ عَلَى الْقُلُوبِ عَرْضَ الْحَصِيرِ فَأَيُّ قَلْبٍ أَنْكَرَهَا نُكِتَتْ فِيهِ نُكْتَةٌ بَيْضَاءُ وَأَيُّ قَلْبٍ أَبْشَرَ بِهَا نُكِتَتْ فِيهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ حَتَّى تَصِيرَ الْقُلُوبُ عَلَى قَلْبَيْنِ أَبْيَضُ مِثْلُ الصَّفَا لَا يَضُرُّهُ فِتْنَةٌ مَا دَامَتْ السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ وَالْآخَرُ أَسْوَدُ مُرْبَدٌّ كَالْكُوزِ مُجَخِّيًا وَأَمَالَ كَفَّهُ لَا يَعْرِفُ مَعْرُوفًا وَلَا يُنْكِرُ مُنْكَرًا إِلَّا مَا أُشْرِبَ مِنْ هَوَاهُ وَحَدَّثْتُهُ أَنَّ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا بَابًا مُغْلَقًا يُوشِكُ أَنْ يُكْسَرَ كَسْرًا قَالَ عُمَرُ كَسْرًا لَا أَبَا لَكَ قَالَ قُلْتُ نَعَمْ قَالَ فَلَوْ أَنَّهُ فُتِحَ كَانَ لَعَلَّهُ أَنْ يُعَادَ فَيُغْلَقَ قَالَ قُلْتُ لَا بَلْ كَسْرًا قَالَ وَحَدَّثْتُهُ أَنَّ ذَلِكَ الْبَابَ رَجُلٌ يُقْتَلُ أَوْ يَمُوتُ حَدِيثًا لَيْسَ بِالْأَغَالِيطِ

Kitab Sisa Musnad Sahabat Anshar
Bab Hadits Yahya bin Hushain dari Ibunya Radliyallahu ta'ala 'anhuma

Musnad Ahmad 22343: 

Telah menceritakan kepada kami Yazid telah mengabarkan kepada kami Abu Malik dari Rib'i bin Hirasy dari Hudzaifah bin Al Yaman bahwa ia pulang dari kediaman 'Umar. Saat kami menghampirinya, ia ('Umar) bertanya kepada sahabat-sahabat Muhammad Shallallahu 'alaihi wa salam: Siapa diantara kalian yang pernah mendengar sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam tentang berbagai fitnah? 

Mereka berkata: Kami mendengarnya. 

Berkata Hudzaifah bin Al Yaman: Mungkin yang kalian maksudkan fitnah seseorang terhadap keluarga dan hartanya. 

Mereka berkata: Betul. 

Berkata Hudzaifah bin Al Yaman: Bukan itu yang aku tanyakan yang (dosanya) bisa dihapus dengan shalat, puasa dan sedekah, tapi siapa diantara kalian yang pernah mendengar sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam tentang berbagai fitnah yang bergelombang layaknya samudera. 

Mereka terdiam dan aku (Hudzaifah bin Al Yaman) mengira bahwa yang dituju adalah aku lalu aku menjawab: Aku. 

('Umar) Berkata: Kamu, bagus. 

Aku (Hudzaifah bin Al Yaman) Berkata: Fitnah dibentangkan di hati seperti dibentangkannya tikar, setiap hati yang mengingkarinya maka diberi satu titik putih dan setiap hatinya menyerapnya maka diberi satu titik hitam hingga hati pun menjadi dua macam: hati putih seperti benda jernih, fitnah tidak akan membahayakannya selama langit dan bumi masih ada, dan yang lainnya hati hitam berdebu seperti panci kotor -beliau memiringkan telapan tangan- ia tidak mengenal kebaikan dan tidak mengingkari kemungkaran kecuali sesuatu yang terserap dari hawa nafsunya." 

Dan aku (Hudzaifah bin Al Yaman) padanya bahwa antara dia ('Umar) dan fitnah terdapat pintu tertutup yang hampir saja didobrak. 

'Umar berkata: Didobrak (dipecah?)? Kau tidak punya bapak. 

Aku (Hudzaifah bin Al Yaman) Berkata: Ya. 

Berkata 'Umar: Bila pun dibuka pasti akan ditutup kembali. 

Berkata Hudzaifah bin Al Yaman: Tidak, tapi didobrak. 

Berkata Hudzaifah bin Al Yaman: Aku bercerita suatu hadits yang tidak keliru padanya bahwa pintu itu adalah seseorang yang dibunuh atau mati.


ISNAD SAHIH MENURUT SYUA'IB AL-ARNA'UTH

**********************************************************


****************************

Dalam hadits yang dikeluarkan oleh banyak imam, di antaranya Imam Bukhari dan Imam Muslim dalam kitab shahih masing-masing, berasal dari seorang tabi’i bernama Syaqiq, dari seorang sahabat besar, Hudzaifah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata :


كُنَّا عِنْدَ عُمَرَ فَقَالَ : أَيُّكُمْ يَحْفَظُ حَدِيْثَ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم فِي الْفِتْنَةِ كَمَا قَالَ ؟ قَاَل : قُلْتُ : أَنَا. قَالَ : إنَّكَ لَجَرِيءٌ ، وَكَيْفَ قَالَ ؟ قَالَ : قُلْتُ : سَمِعْتُ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : ” فِتْنَةُ الرَّجُلِ فِي أَهْلِهِ وَمَالِهِ َونَفْسِهِ وِوَلَدِهِ وَجَارِهِ، يُكَفِّرُهَا الصِّيَامُ وَالصَّلاَةُ وَالصَّدَقَةُ وَالأَمْرُ بِالمَعْرُوْفِ وَالنَّهْيُ عَنِ المُنْكَرِ” . فقَالَ عُمَرُ : لَيْسَ هَذَا أُرِيْدُ ، إِنَّمَا أُرِيْدُ الَّتِي تَمُوْجُ كَمَوْجِ اْلبَحْرِ، قَالَ : فَقُلْتُ : مَا لَكَ وَلَهَا يَا أَمِيْرَ اْلمُؤْمِنِيْنَ ؟! إِنَّ بَيْنَكَ وَبَيْنَهَا بَابًا مُغْلَقًا. قَالَ : فَيُكْسَرُ الْبَابُ أَمْ يُفْتَحُ ؟ قَالَ : قُلْتُ : لاَ ، بَلْ يُكْسَرُ. قَالَ : ذَاكَ أَحْرَى أَنْ لاَ يُغْلَقَ أَبَدًا قَالَ: قُلْنَا لِحُذَيْفَةَ : هَلْ كَانَ عُمَرُ يَعْلَمُ مَنِ الْبَابُ ؟ قَالَ : نَعَمْ ، كَمَا أَنَّ دُوْنَ غَدٍ اَلََّلْيَلةَ، إِنِّي حَدَّثْتُهُ حَدِيْثًا لَيْسَ بِالأَغَالِيْطِ .قَالَ : فَهِبْنَا أَنْ نَسْأَلَ حُذَيْفَةَ : مَنِ اْلبَابُ ؟! فَقُلْنَا لِمَسْرُوْقٍ : سَلْهُ ، فَسَأَلَهَ. فقَالَ : عُمَرُ.


“Kami berada di hadapan (Khalifah) Umar (bin Khattab). Ia bertanya,”Siapakah di antara kalian yang hafal hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihiwa sallam tentang fitnah, persis seperti yang beliau sabdakan?” Hudzaifah berkata, “Saya menjawab,’Saya’.” Umar berkata,”Sesungguhnya engkau benar-benar berani, bagaimana beliau bersabda?” Hudzaifah berkata,”Saya menjawab,’Saya mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihiwa sallam bersabda: Fitnah seorang laki-laki di tengah keluarganya, hartanya, dirinya, anaknya dan tetangganya, dapat dihapuskan dengan puasa, shalat, shadaqah dan amar ma’ruf nahi mungkar’.”

Umar berkata, ”Bukan itu yang aku kehendaki. Tetapi yang aku kehendaki ialah fitnah yang bergelombang laksana gelombang lautan.” Hudzaifah berkata,” Maka saya katakan,’Mengapakah engkau bertanya tentang itu, wahai Amirul Mu’minin?! Sesungguhnya di antara dirimu dengan fitnah itu terdapat pintu yang tertutup’.”

Umar bertanya,”Apakah pintu itu akan pecah ataukah (hanya) akan terbuka?” Hudzaifah menjawab,“Tidak, bahkan pintu itu akan pecah.” Umar berkata,”Itu berarti lebih layak untuk tidak akan tertutup selama-lamanya.”

Syaqiq berkata,”Kami bertanya kepada Hudzaifah, apakah Umar mengetahui siapakah pintu itu? Hudzaifah menjawab,“Ya, seperti halnya ia mengetahui, bahwa sebelum esok adalah malam nanti. Sesungguhnya aku telah menceritakan kepada Umar hadits yang tidak keliru (betul-betul datangnya dari Nabi Shallallahu ‘alaihiwa sallam).”

Syaqiq berkata lagi,“Selanjutnya kami segan untuk bertanya kepada Hudzaifah, siapakah pintu itu? Maka kami berkata kepada Masruq: Tanyakanlah kepada Hudzaifah (tentang siapakah pintu itu)?” Masruq pun bertanya. Maka Hudzaifah menjawab,“(Ia adalah) Umar.”[1]

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menggambarkan fitnah itu seolah-olah terkurung dan tersekap di dalam suatu ruangan. Ruangan ini mempunyai pintu. Sedangkan pintunya jika sampai patah, maka selama-lamanya tidak akan bisa tertutup kembali. Sehingga fitnah akan terlepas dan tidak kembali lagi ke dalam kamar.

Pintu yang dimaksud adalah Umar. Bila beliau wafat, berarti pintu itu terbuka, tetapi mungkin akan bisa tertutup kembali. Tetapi jika beliau terbunuh (dalam bahasa hadits “patah”), maka pintu itu tidak tertutup lagi hingga hari kiamat. Ternyata Umar bin Khattab Radhiyallahu ‘anhu terbunuh, sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang dibawakan oleh Hudzaifah Radhiyallahu anhu di atas.

Fitnah betul-betul melanda kaum Muslimin sepeninggal Abu Bakar dan Umar Radhiyallahu ‘anhuma. Dan semakin ganas sejalan dengan perjalanan waktu yang kian panjang, laksana gelombang air laut yang dahsyat.

Fitnah itu terwujud secara nyata dalam bentuk perpecahan umat. Di mana-mana terjadi perselisihan hebat. Dan ini merupakan sunnah kauniyah (ketetapan taqdir dari Allah) yang tidak dapat terelakkan, sebagaimana dinyatakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits iftiraqul ummah.



Setelah orang-orang Majusi berhasil membunuh Khalifah Umar bin Khattab melalui tangan Abu Lu’luah, mereka belum berhenti sampai disitu. Di setiap waktu mereka selalu mencari celah untuk berbuat makar. Hingga akhirnya mereka pun menemukan kesempatan emas untuk kembali menjalankan aksinya. Yaitu pada saat terjadinya sengketa politik antara Khalifah Ali bin Abi Thalib dan Mu’awiyah bin Abi Sufyan pada tahun 36 hijriah. Namun sebelum kita membahas lebih lanjut bagaimana aksi orang orang majusi memanfaatkan momentum tersebut untuk berbuat makar, terlebih dahulu kita membahas hakekat fitnah pada masa sahabat. Terutama perang Siffin yang seriangkali dijadikan ajang oleh orang-orang Syiah untuk mencela para sahabat secara umum dan Muawiyah bin Abi Sufyan Radhiyallahu ‘Anhu secara khusus.

Copyright © 2025 muslim.or.id


Terdapat begitu banyak jasa yang telah dilakukan oleh Umar bin al-Khattab kepada agama dan umat ini. Antara jasa yang besar ialah apabila Umar bin al-Khattab mencadangkan kepada Abu Bakar al-Siddiq agar dihimpunkan al-Quran. Cadangan ini muncul apabila Umar khuatir akan hilangnya al-Quran apabila melihat angka para penghafal al-Quran yang terkorban di dalam perang al-Yamamah. Selain itu, Umar juga merupakan penutup kepada fitnah, sehingga beliau digelar sebagai pintu. Apabila pecahnya pintu ini, maka fitnah-fitnah ini akan mula masuk dan merosakkan agama dan umat ini. Hal ini diceritakan dalam hadith yang panjang oleh Huzaifah bin al-Yaman.

https://zulkiflialbakri.com/saidina-umar-bin-al-khattab-r-a/


No comments:

Post a Comment