MeTaLoYaL

tHe diFFErent isnt AlwaYz better But THE besT is always Different..

Monday, June 10, 2024

SAHIH BUKHARI 713 (755) : DOA SAAD BIN ABI WAQQASH YANG DIZALIMI, MEMANJANGKAN BACAAN DALAM 2 RAKAAT PERTAMA DAN MEMENDEKKAN DALAM 2 RAKAAT TERAKHIR

الأذان
وجوب القراءة للإمام والمأموم في الصلوات كلها في الحضر

صحيح البخاري ٧١٣

حَدَّثَنَا مُوسَى قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْمَلِكِ بْنُ عُمَيْرٍ عَنْ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ قَالَ شَكَا أَهْلُ الْكُوفَةِ سَعْدًا إِلَى عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ فَعَزَلَهُ وَاسْتَعْمَلَ عَلَيْهِمْ عَمَّارًا فَشَكَوْا حَتَّى ذَكَرُوا أَنَّهُ لَا يُحْسِنُ يُصَلِّي فَأَرْسَلَ إِلَيْهِ فَقَالَ يَا أَبَا إِسْحَاقَ إِنَّ هَؤُلَاءِ يَزْعُمُونَ أَنَّكَ لَا تُحْسِنُ تُصَلِّي قَالَ أَبُو إِسْحَاقَ أَمَّا أَنَا وَاللَّهِ فَإِنِّي كُنْتُ أُصَلِّي بِهِمْ صَلَاةَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا أَخْرِمُ عَنْهَا أُصَلِّي صَلَاةَ الْعِشَاءِ فَأَرْكُدُ فِي الْأُولَيَيْنِ وَأُخِفُّ فِي الْأُخْرَيَيْنِ قَالَ ذَاكَ الظَّنُّ بِكَ يَا أَبَا إِسْحَاقَ فَأَرْسَلَ مَعَهُ رَجُلًا أَوْ رِجَالًا إِلَى الْكُوفَةِ فَسَأَلَ عَنْهُ أَهْلَ الْكُوفَةِ وَلَمْ يَدَعْ مَسْجِدًا إِلَّا سَأَلَ عَنْهُ وَيُثْنُونَ مَعْرُوفًا حَتَّى دَخَلَ مَسْجِدًا لِبَنِي عَبْسٍ فَقَامَ رَجُلٌ مِنْهُمْ يُقَالُ لَهُ أُسَامَةُ بْنُ قَتَادَةَ يُكْنَى أَبَا سَعْدَةَ قَالَ أَمَّا إِذْ نَشَدْتَنَا فَإِنَّ سَعْدًا كَانَ لَا يَسِيرُ بِالسَّرِيَّةِ وَلَا يَقْسِمُ بِالسَّوِيَّةِ وَلَا يَعْدِلُ فِي الْقَضِيَّةِ

 قَالَ سَعْدٌ أَمَا وَاللَّهِ لَأَدْعُوَنَّ بِثَلَاثٍ

 اللَّهُمَّ إِنْ كَانَ عَبْدُكَ هَذَا كَاذِبًا قَامَ رِيَاءً وَسُمْعَةً فَأَطِلْ عُمْرَهُ وَأَطِلْ فَقْرَهُ وَعَرِّضْهُ بِالْفِتَنِ

 وَكَانَ بَعْدُ إِذَا سُئِلَ يَقُولُ شَيْخٌ كَبِيرٌ مَفْتُونٌ أَصَابَتْنِي دَعْوَةُ سَعْدٍ

 قَالَ عَبْدُ الْمَلِكِ فَأَنَا رَأَيْتُهُ بَعْدُ قَدْ سَقَطَ حَاجِبَاهُ عَلَى عَيْنَيْهِ مِنْ الْكِبَرِ وَإِنَّهُ لَيَتَعَرَّضُ لِلْجَوَارِي فِي الطُّرُقِ يَغْمِزُهُنَّ

KITAB ADZAN
Bab Wajibnya Membaca (Al Fatihah) Bagi Imam dan Ma'mum dalam Setiap Solat, Baik Ketika Mukim Mahupun Bepergian, Baik Solat yang Suara Dikeraskan Mahupun Perlahan


Telah menceritakan kepada kami Musa berkata: telah menceritakan kepada kami Abu 'Awanah berkata: telah menceritakan kepada kami 'Abdul Malik bin 'Umair dari Jabir bin Samrah berkata: 

Penduduk Kufah mengadukan Sa'd (bin Abu Waqash) kepada 'Umar. Maka 'Umar menggantinya dengan 'Ammar. Mereka mengadukan Sa'd kerana dianggap tidak baik dalam solatnya. 

Maka Sa'd dikirim kepada 'Umar dan ditanya: 

"Wahai Abu Ishaq, penduduk Kufah menganggap kamu tidak baik dalam solat?" 

Abu Ishaq menjawab: 

"Demi Allah, aku memimpin solat mereka sebagaimana solatnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Tidaklah aku mengurangi sedikitpun dalam melaksanakan shalat 'Isya bersama mereka. Aku memanjangkan bacaan pada dua rakaat pertama dan aku pendekkan pada dua rakaat yang akhir." 

'Umar berkata: 

"Wahai Abu Ishaq, kami juga menganggap begitu terhadapmu." 

Kemudian 'Umar mengutus seorang atau beberapa orang bersama Sa'd ke Kufah. Orang itu kemudian bertanya kepada para penduduk tentang Sa'd, tidak ada satupun masjid yang dikunjungi tanpa menanyakan tentang Sa'd, mereka semua mengagumi Sa'd dan mengenalnya dengan baik. 

Hingga akhirnya sampai ke sebuah masjid milik bani 'Abs, lalu salah seorang dari mereka yang bernama Usamah bin Qatadah dengan nama panggilan Abu Sa'dah berkata: 

"Jika kalian minta pendapat kami, maka kami katakan bahwa Sa'd adalah seorang yang tidak memudahkan pasukan, bila membagi tidak sama dan tidak adil dalam mengambil keputusan." 

Maka Sa'd berkata: 

"Demi Allah, sungguh aku akan berdo'a dengan tiga do'a: Ya Allah jika dia, hambamu ini, berdusta, dan mengatakan ini dengan maksud riya' atau sum'ah, maka panjangkanlah umurnya, panjangkanlah kefakirannya dan campakkanlah dia dengan berbagai fitnah." 

Setelah beberapa masa kemudian, orang tersebut bila ditanya mengapa keadaannya jadi sengsara begitu, maka ia menjawab: 

"Aku orang tua renta yang terkena fitnah akibat do'anya Sa'd." 

'Abdul Malik berkata: 

"Aku sendiri melihat kedua alisnya telah panjang ke bawah menutupi kedua matanya, dan sungguh dia tersia-siakan saat berada di jalan-jalan."


Call to Prayers (Adhaan)

Chapter: Recitation of the Qur'an (Surat Al-Fatiha) is compulsory for the Imam and the followers, at the home and on journey, in all As-Salat (the prayers) whether the recitation is done silently or aloud.


The People of Kufa complained against Sa'd to 'Umar and the latter dismissed him and appointed `Ammar as their chief . They lodged many complaints against Sa'd and even they alleged that he did not pray properly. 

'Umar sent for him and said, 

"O Aba 'Is-haq! These people claim that you do not pray properly." 

Abu 'Is-haq said, 

"By Allah, I used to pray with them a prayer similar to that of Allah's Apostle and I never reduced anything of it. I used to prolong the first two rak`at of `Isha prayer and shorten the last two rak`at." 

'Umar said, 

"O Aba 'Is-haq, this was what I thought about you." 

And then he sent one or more persons with him to Kufa so as to ask the people about him. So they went there and did not leave any mosque without asking about him. 

All the people praised him till they came to the mosque of the tribe of Bani `Abs; one of the men called Usama bin Qatada with a surname of Aba Sa`da stood up and said, 

"As you have put us under an oath; I am bound to tell you that Sa'd never went himself with the army and never distributed (the war booty) equally and never did justice in legal verdicts." 

(On hearing it) Sa'd said, 

"I pray to Allah for three things: O Allah! If this slave of yours is a liar and got up for showing off, give him a long life, increase his poverty and put him to trials." (And so it happened). 

Later on when that person was asked how he was, he used to reply that he was an old man in trial as the result of Sa'd's curse. 

'Abdul Malik, the sub narrator, said that he had seen him afterwards and his eyebrows were overhanging his eyes owing to old age and he used to tease and assault the small girls in the way.

In-book reference : Book 10, Hadith 149
USC-MSA web (English) reference : Vol. 1, Book 12, Hadith 722
(deprecated numbering scheme)

*****************************************************

Dari Jabir bin Samurah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Penduduk kota Kuffah melaporkan Sa’ad, yaitu Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu ‘anhu kepada ‘Umar bin Al-Khatthab radhiyallahu ‘anhu. ‘Umar lantas memberhentikannya dari jabatannya, dan mengangkat ‘Ammar bin Yasir sebagai penggantinya. Mereka melaporkan hingga menyebutkan bahwa Sa’ad tidak mengerjakan shalat dengan baik (ketika menjadi imam). Umar kemudian mengutus seseorang kepadanya. Ia berkata, “Hai Abu Ishaq, sesungguhnya mereka berkata bahwa kamu tidak mengerjakan shalat dengan baik!” Sa’ad radhiyallahu ‘anhu menjawab, “Demi Allah. Sesungguhnya saya telah mengerjakan shalat dengan mereka seperti shalat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan tidak menguranginya. Aku mengerjakan shalat Isya, aku perpanjang dua rakaat pertama dan kupersingkat dua rakaat lainnya.” Umar berkata, “Itulah dugaan kami tentang Anda, hai Abu Ishaq!”

Umar mengutus seseorang atau beberapa orang bersamanya ke kota Kufah untuk menanyakan kebenaran laporan tentang Sa’ad kepada penduduk kota Kufah. Tidak satu masjid pun dilewati, melainkan ia bertanya tentang Sa’ad. Ternyata, mereka memujinya dengan baik. Setelah utusan Umar memasuki masjid Bani ‘Abs, berdirilah seorang lelaki di antara mereka bernama Usamah bin Qatadah, ia dijuluki dengan Abu Sa’dah. Usamah berkata, “Adapun jawaban pertanyaan Anda kepada kami, sesungguhnya Sa’ad tidak pergi bersama pasukan, tidak membagikan pemberian dengan sama rata dan tidak berlaku adil dalam memutuskan perkara.” Sa’ad bin Abi Waqqash berkata setelah mendengar fitnah itu, “Ketahuilah! Demi Allah, aku benar-benar akan berdoa dengan tiga keburukan: “Ya Allah, apabila hamba-Mu ini (Usamah) berdusta, ia melakukannya karena pamer serta mencari popularitas, maka panjangkanlah umurnya dan perlama kemiskinannya, serta hadapkanlah dia kepada banyak bencana.” Setelah itu, setiap kali ditanya, maka Usamah menjawab, “Aku adalah seorang yang sudah tua renta dan ditimpa bencana. Doa Sa’ad bin Abi Waqqash atasku telah dikabulkan.”

Abdul Malik bin Umair perawi hadits ini berkata dari Jabir bin Samurah, “Sesudah itu, aku melihat kedua alis matanya Usamah jatuh di atas kedua matanya karena tua. Ia sengaja menghadang gadis-gadis belia di jalan lalu mencolek tubuh mereka dengan jemarinya.” (Muttafaq ‘alaih).


Faedah hadis

Boleh mengadukan atau melaporkan kezaliman kepada Amirul Mukminin.

Seorang pemimpin hendaknya tidak mengambil keputusan hukum pengadilan hanya berdasar pada pendengaran sepihak, sebelum menyidik dan mendapatkan keterangan dari pihak kedua.

Penyelidikan amirul mukminin terhadap sebuah laporan tidak serta merta membuat cacat para pegawai dan pejabatnya.

Berbicara dengan orang terpandang dengan menggunakan nama kunyah, seperti memanggil dengan Abu Ishaq untuk nama kunyah dari Sa’ad bin Abi Waqqash.

Di setiap zaman terdapat orang yang suka mencari muka, menjelek-jelekkan kebenaran, serta memalsukannya untuk dapat menjatuhkan orang-orang saleh.

Orang yang dizalimi boleh mendoakan orang yang menzaliminya dengan doa yang setimpal.

Allah mengabulkan doa para hamba-Nya yang dizalimi. Terlebih lagi apabila hamba tersebut itu mempunyai tiga sifat baik, yaitu dicintai Allah, kewalian, dan dalam keadaan terzalimi.

Karamah Sa’ad bin Abi Waqqash yaitu doanya mustajab. Doa Sa’ad tersebut menjadi kenyataan sehingga orang yang memfitnahnya panjang umur, miskin, serta tenggelam dalam bencana. 

Di usia tuanya dia suka menggoda gadis-gadis di jalan. Semoga Allah memberi kita keselamatan dalam urusan dunia dan agama, serta mengembalikan kita dalam keadaan terbebas dari kehinaan dan bencana.

Hadits ini menunjukkan bahwa orang-orang yang melaporkan Sa’ad adalah orang-orang Arab pedalaman yang tidak tahu hukum Allah. Mereka menduga kalau panjang setiap rakaat shalat itu harus sama. Oleh karena itu, mereka menyangkal Sa’ad karena memanjangkan dua rakaat pertama.

Dari hadits ini pula dapat ditarik kesimpulan bahwasanya pendapat yang tidak berdasarkan ilmu dan tidak memiliki sumber hukum adalah pendapat tercela.

Hukum yang dihasilkan melalui qiyas (analogi), tidak dapat dipakai apabila ia bertentangan dengan nash syari.

Boleh membaca surah setelah Al-Fatihah dalam semua rakaat shalat. Karenanya Sa’ad memberitahukan, bahwasanya ia belum pernah sama sekali meninggalkan bacaan surah di dalam shalatnya, kemudian ia mengatakan bahwa shalatnya itu seperti shalat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Umar bin Al-Khatthab memberhentikan Sa’ad dari tugasnya padahal ia lebih adil daripada orang-orang yang setelahnya hingga hari kiamat. Hal ini dilakukan untuk meredam fitnah serta sebagai bentuk penghormatan kepadanya, mengingat kedekatan Sa’ad ini dengan ‘Umar, di samping Sa’ad adalah salah satu anggota dewan syura.

Hadits ini juga menerangkan bahwa seorang kepala negara boleh memecat sebagian bawahannya apabila ada laporan yang tidak baik sekalipun laporan itu belum positif kebenarannya, apabila keputusan itu mengandung kemaslahatan syari. Allah Mahatinggi, Maha Mengetahui, Mahaperkasa, lagi Mahabijaksana.


**********************************************

[Kenapa Tidak Doa Baik-Baik Saja?]

Seringkali terdengar soalan ini apabila doa agar balasan setimpal kepada si zalim diucapkan. Saya ingin nyatakan seperti berikut:

1. Nabi sallallah alaih wasallam bersabda:

واتقِ دعوةَ المظلومِ ، فإنه ليس بينَه وبين اللهِ حجابٌ.

Maksudnya: takutlah kamu dengan dia orang yang dizalimi kerana tiada hijab antara dia dengan Allah. (HR BUKHARI)

Bila Nabi sallallah alaih wasallam mengingatkan supaya takut kepada doa orang yang dizalimi maksudnya orang yang dizalimi boleh berdoa supaya si penzalimnya dikenakan bala bencana atas kezalimannya.

2. Nabi sallallah alaih wasallam sendiri pernah berdoa supaya Allah mengambil tindakan kepada orang yang menzalimi baginda sewaktu baginda solat dengan meletakkan kotoran unta di atas badan baginda. Imam Bukhari meriwayatkan bahawa Nabi berdoa:

اللهم عليك بقريش، اللهم عليك بقريش، اللهم عليك بقريش . ثم سمى : اللهم عليك بعمرو بن هشام، وعتبة بن ربيعة، وشيبة بن ربيعة، والوليد بن عتبة، وأمية بن خلف، وعقبة بن أبي معيط، وعمارة بن الوليد

Maksudnya: Ya Allah ambillah tindakan kepada Quraisy, Ya Allah ambillah tindakan kepada Quraisy. Kemudian Nabi menyebut nama mereka: Ya Allah ambillah tindakan kepada Amru bin Hisyam (Abu Jahal), Utbah bin Rabi'ah, Syaibah bin Rabi'ah, Walid bin Utbah, Umayyah bin Khalaf, Uqbah bin Abi Mu'ait dan Imarah bin al-Walid.

Kata Ibn Mas'ud: demi Allah, aku melihat kesemua mereka diseret (dalam keadaan mayat) ke telaga Badar.

Benar baginda pernah berdoa supaya Abu Jahal diberikan hidayah, orang Taif diberikan hidayah. Namun, kali ini baginda berdoa supaya dia diambil tindakan. Mengapa begitu? Kerana kejahatan melampaui batas dan berulang-ulang.

3. Said bin Zaid (antara 10 sahabat yang dijamin syurga) berdoa supaya Allah menurunkan bala kepada Arwa binti Aus yang memfitnahnya mencuri tanah. Zaid berdoa:

اللهم ! إن كانت كاذبةً فاعْمِ بصرها واقتلها في أرضها

Maksudnya: Ya Allah jika dia ini menipu, butakan matanya dan bunuh dia di tanahnya. (HR Muslim)

Allah makbulkan doa Said bin Zaid ini.

4. Saad bin Abi Waqqas (antara 10 sahabat yang dijamin syurga) juga pernah berdoa supaya Allah menurunkan bala kepada Usamah bin Qatadah yang memfitnahnya:

أما والله لأدعون بثلاث : اللهم إن كان عبدك هذا كاذبا ، قام رياء وسمعة ، فأطل عمره ، واطل فقره ، وعرضه بالفتن

Maksudnya: Demi Allah, saya ingin berdoa meminta 3 perkara: Ya Allah, jika hamba-Mu ini berbohong, bangun memfitnah kerana riyak dan inginkan nama, maka panjangkan umurnya, panjangkan kefakirannya dan dedahkan dia dengan bala bencana. (HR Bukhari)

Allah makbulkan doanya.


Komentar saya:

1. Semua riwayat di atas membuktikan bahawa doa orang yang dizalimi dibenarkan syara' dan ia adalah haknya. Maka tidak perlu dipersoalkan mengapa berdoa begitu, kenapa tidak berdoa yang baik-baik saja.

2. Berdoa supaya diberikan hidayah itu bagus, namun jika pemfitnah atau penzalim melampau dalam kezalimannya maka tidak salah orang yang dizalimi untuk berdoa supaya diturunkan bala ke atasnya.

3. Doa supaya diturunkan bala kepada pemfitnah pernah diucapkan oleh 2 orang sahabat yang dijamin syurga. Mereka tentunya lebih faham agama dari kita.

4. Sepatutnya kita bukan bertanya kenapa berdoa diturunkan bala kerana itu sememang haknya, sebaliknya kita lebih patut bertanya kepada si penzalim dan pemfitnah:

Kenapa kamu melakukan fitnah dan zalim?!! Fahamilah.

Dr Rozaimi Ramle

***********************************************

HADIS BERKAITAN


الأذان
وجوب القراءة للإمام والمأموم في الصلوات كلها في الحضر

صحيح البخاري ٧١٦

حَدَّثَنَا أَبُو النُّعْمَانِ حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ عُمَيْرٍ عَنْ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ قَالَ قَالَ سَعْدٌ كُنْتُ أُصَلِّي بِهِمْ صَلَاةَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَاتَيْ الْعَشِيِّ لَا أَخْرِمُ عَنْهَا أَرْكُدُ فِي الْأُولَيَيْنِ وَأَحْذِفُ فِي الْأُخْرَيَيْنِ فَقَالَ عُمَرُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ذَلِكَ الظَّنُّ بِكَ


KITAB ADZAN
Bab Wajibnya Membaca (Al Fatihah) Bagi Imam dan Ma'mum dalam Setiap Solat, Baik Ketika Muqim Mahupun Bepergian, Baik Solat yang Suara Dikeraskan Maupun Perlahan


Telah menceritakan kepada kami Abu An Nu'man berkata: telah menceritakan kepada kami Abu 'Awanah dari 'Abdul Malik bin 'Umair dari Jabir bin Samrah berkata: Sa'd berkata: "Aku pernah mengimami mereka di antara dua solat pada malam hari (Maghrib atau Isya) sebagaimana solatnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dan aku tidak mengurangi sedikitpun. Aku memanjangkan bacaan pada dua rakaat pertama dan aku pendekkan pada dua rakaat yang akhir." 'Umar radhiallahu 'anhu lalu berkata: "Begitulah anggapan kami terhadapmu."



الصلاة
القراءة في الظهر والعصر

صحيح مسلم ٦٨٩

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى أَخْبَرَنَا هُشَيْمٌ عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ عُمَيْرٍ عَنْ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ أَنَّ أَهْلَ الْكُوفَةِ شَكَوْا سَعْدًا إِلَى عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ فَذَكَرُوا مِنْ صَلَاتِهِ فَأَرْسَلَ إِلَيْهِ عُمَرُ فَقَدِمَ عَلَيْهِ فَذَكَرَ لَهُ مَا عَابُوهُ بِهِ مِنْ أَمْرِ الصَّلَاةِ فَقَالَ إِنِّي لَأُصَلِّي بِهِمْ صَلَاةَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا أَخْرِمُ عَنْهَا إِنِّي لَأَرْكُدُ بِهِمْ فِي الْأُولَيَيْنِ وَأَحْذِفُ فِي الْأُخْرَيَيْنِ فَقَالَ ذَاكَ الظَّنُّ بِكَ أَبَا إِسْحَقَ حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ وَإِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ عَنْ جَرِيرٍ عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ عُمَيْرٍ بِهَذَا الْإِسْنَادِ

KITAB SOLAT
Bab Bacaan dalam shalat zhuhur dan asar


Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya telah mengabarkan kepada kami Husyaim dari Abdul Malik bin Umair dari Jabir bin Samurah "Bahwa penduduk Kufah mengadukan Sa'ad kepada Umar bin al-Khaththab lalu mereka menyebutkan sebagian dari (kejelekan) shalatnya. Lalu Umar mengirim utusan kepadanya. Utusan tersebut menghadapnya dan menceritakan celaan penduduk Kufah tentang shalatnya. Maka Sa'ad menjawab, 'aku shalat mengimami mereka dengan shalat (yang dilakukan) Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Saya tidak menguranginya. aku memanjangkannya pada dua rakaat pertama, dan memendekkan dua rakaat lainnya.' Dia berkata: '(Berarti) itu hanyalah prasangka buruk mereka terhadapmu wahai Abu Ishaq'." Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id dan Ishaq bin Ibrahim dari Jarir dari Abdul Malik bin Umair dengan isnad ini.


مسند العشرة المبشرين بالجنة
مسند أبي إسحاق سعد بن أبي وقاص رضي الله عنه

مسند أحمد ١٤٧٥

حَدَّثَنَا جَرِيرُ بْنُ عَبْدِ الْحَمِيدِ عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ عُمَيْرٍ عَنْ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ قَالَ شَكَا أَهْلُ الْكُوفَةِ سَعْدًا إِلَى عُمَرَ فَقَالُوا لَا يُحْسِنُ يُصَلِّي فَذَكَرَ ذَلِكَ عُمَرُ لَهُ فَقَالَ أَمَّا صَلَاةُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَدْ كُنْتُ أُصَلِّي بِهِمْ أَرْكُدُ فِي الْأُولَيَيْنِ وَأَحْذِفُ فِي الْأُخْرَيَيْنِ فَقَالَ ذَاكَ الظَّنُّ بِكَ يَا أَبَا إِسْحَاقَ

KITAB MUSNAD SEPULUH SAHABAT YANG DIJAMIN MASUK SYURGA
Bab Musnad Abu Ishaq Sa'd bin Abu Waqqash Radhiyallahu 'anhu


Telah menceritakan kepada kami Jarir bin Abdul Hamid dari 'Abdul Malik bin 'Umair dari Jabir bin Samurah berkata: "Penduduk Kufah mengadukan Sa'd kepada Umar, mereka berkata: "Dia tidak baik dalam shalatnya." Lalu Umar menanyakan kepadanya, dan Sa'd menjawab: "Sungguh seperti shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang saya (lakukan ketika) mengimami mereka, dengan memanjangkan dua (raka'at) pertama dan meringankan dua (raka'at) terakhir." Maka Umar berkata: "Itulah yang menjadi perkiraanku, Wahai Abu Ishaq"





Saturday, June 8, 2024

MUSNAD AHMAD 13858 : SINGGAHSANA IBLIS, PENCERAIAN MISI BESAR IBLIS

باقي مسند المكثرين
مسند جابر بن عبد الله رضي الله تعالى عنه

مسند أحمد ١٣٨٥٨

حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ عَنْ أَبِي سُفْيَانَ عَنْ جَابِرٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ إِبْلِيسَ يَضَعُ عَرْشَهُ عَلَى الْمَاءِ ثُمَّ يَبْعَثُ سَرَايَاهُ فَأَدْنَاهُمْ مِنْهُ مَنْزِلَةً أَعْظَمُهُمْ فِتْنَةً يَجِيءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُولُ فَعَلْتُ كَذَا وَكَذَا فَيَقُولُ مَا صَنَعْتَ شَيْئًا قَالَ وَيَجِيءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُولُ مَا تَرَكْتُهُ حَتَّى فَرَّقْتُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَهْلِهِ قَالَ فَيُدْنِيهِ مِنْهُ أَوْ قَالَ فَيَلْتَزِمُهُ وَيَقُولُ نِعْمَ أَنْتَ قَالَ أَبُو مُعَاوِيَةَ مَرَّةً فَيُدْنِيهِ مِنْهُ

KITAB SISA MUSNAD SAHABAT YANG BANYAK MERIWAYATKAN HADIS

Bab Musnad Jabir bin Abdullah Radliyallahu ta'ala 'anhu


Telah bercerita kepada kami Abu Mu'awiyah telah bercerita kepada kami Al 'A'masy dari Abu Sufyan dari Jabir berkata: 

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 

"Iblis meletakkan istananya di atas air kemudian mengutus pasukannya. Singgasana paling rendah di air dihuni oleh yang paling besar kejahatannya, Iblis mendatangi satu persatu anggotanya, ada yang menjawab: 'Saya telah melakukan ini dan itu', maka (Iblis) berkata: 'Kamu belum berbuat apa-apa'." 

Beliau bersabda: 

"Kemudian ia mendatangi yang lain dan berkata: 'Saya tidak meninggalkan dia, sampai saya bisa memisahkan dia dengan isterinya'." Beliau bersabda: "Maka Iblis menjadikan anggotanya itu sangat dekat dengannya", 

atau beliau bersabda: 

"Maka ia selalu menyertainya, dan raja iblis itu berkata: 'Anak buah terbaik adalah kamu'." 

Abu Mu'awiyah pernah berkata: 

"Maka Iblis menjadikan anggotanya itu sangat dekat dengannya."


****************************************************************************

باقي مسند المكثرين
مسند جابر بن عبد الله رضي الله تعالى عنه

مسند أحمد ١٤٥٨٧

حَدَّثَنَا رَوْحٌ عَنْ ابْنِ جُرَيْجٍ أَخْبَرَنِي أَبُو الزُّبَيْرِ أَنَّهُ سَمِعَ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ عَرْشُ إِبْلِيسَ عَلَى الْبَحْرِ ثُمَّ يَبْعَثُ سَرَايَاهُ فَيَفْتِنُونَ النَّاسَ فَأَعْظَمُهُمْ عِنْدَهُ أَعْظَمُهُمْ فِتْنَةً

KITAB SISA MUSNAD SAHABAT YANG BANYAK MERIWAYATKAN HADIS
Bab Musnad Jabir bin Abdullah Radliyallahu ta'ala 'anhu

Musnad Ahmad 14587

Telah bercerita kepada kami Rauh dari Ibnu Juraij telah mengabarkan kepadaku Abu Az-Zubair telah mendengar Jabir bin Abdullah berkata: saya telah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Kerajaan Iblis berada di atas laut, dia mengirimkan bala tentaranya, yang paling besar kedudukannya adalah yang paling bisa menggoda manusia."

************************************************************

Kitab: Sifat hari kiamat, syurga dan neraka
Bab: Setan mengutus pasuannya untuk menghasut manusia, dan setiap orang ada setan yang selalu menyertaiya

حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ وَإِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَإِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ وَاللَّفْظُ لِأَبِي كُرَيْبٍ قَالَا أَخْبَرَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ عَنْ أَبِي سُفْيَانَأَبِي سُفْيَانَ عَنْ جَابِرٍ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ إِبْلِيسَ يَضَعُ عَرْشَهُ عَلَى الْمَاءِ ثُمَّ يَبْعَثُ سَرَايَاهُ فَأَدْنَاهُمْ مِنْهُ مَنْزِلَةً أَعْظَمُهُمْ فِتْنَةً يَجِيءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُولُ فَعَلْتُ كَذَا وَكَذَا فَيَقُولُ مَا صَنَعْتَ شَيْئًا قَالَ ثُمَّ يَجِيءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُولُ مَا تَرَكْتُهُ حَتَّى فَرَّقْتُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ امْرَأَتِهِ قَالَ فَيُدْنِيهِ مِنْهُ وَيَقُولُ نِعْمَ أَنْتَ
قَالَ الْأَعْمَشُ أُرَاهُ قَالَ فَيَلْتَزِمُهُ

Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib, Muhammad bin Al Ala` dan Ishaq bin Ibrahim, teks milik Abu Kuraib, keduanya berkata: Telah mengkhabarkan kepada kami Abu Mu'awiyah telah menceritakan kepada kami Al A'masy dari Abu Sufyan dari Jabir berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Sesungguhnya Iblis meletakkan singgasananya di atas air lalu mengirim bala tentaranya, (setan) yang kedudukannya paling dekat bagi Iblis adalah yang paling besar godaannya. Salah satu diantara mereka datang lalu berkata: 'Aku telah melakukan ini dan itu.' Iblis menjawab: 'Kau tidak melakukan apa pun.' Lalu yang lain datang dan berkata: 'Aku tidak meninggalkannya hingga aku memisahkannya dengan istrinya.' Beliau bersabda: "Iblis mendekatinya lalu berkata: 'Bagus kamu." Al A'masy menyebutkan dalam riwayatnya: "Iblis berkata: 'Tetaplah (menggodanya)."


Characteristics of the Day of Judgment, Paradise, and Hell

Chapter: The Mischief Of The Shaitan And How He Sends His Troops To Tempt People, And With Every Person There Is A Qarin (Companion From Among The Jinn)

Jabir reported that Allah's Messenger (ﷺ) said:

Iblis places his throne upon water; he then sends detachments (for creating dissension) ; the nearer to him in rank are those who are most notorious in creating dissension. One of them comes and says: "I did so and so." And he says: "You have done nothing." Then one amongst them comes and says: "I did not spare so and so until I sowed the seed of discord between a husband and a wife." The Satan goes near him and says: "You have done well." A'mash said: He then embraces him.

Reference : Sahih Muslim 2813b
In-book reference : Book 52, Hadith 60
USC-MSA web (English) reference : Book 39, Hadith 6755
(deprecated numbering scheme)

******************************************************

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ إِبْلِيْسَ يَضَعُ عَرْشَهُ عَلَى الْمَاءِ ثُمَّ يَبْعَثُ سَرَايَاهُ

“Sesungguhnya Iblis meletakkan singgasananya di atas air (laut) kemudian ia mengutus bala tentaranya.” 

[HR. Muslim]

Memang benar bahwa singgasana Iblis ada di atas air (diriwayat yang lain di atas laut) sebagaimana dhazir hadits ini. Syaikh Al-Mubarakfury menjelaskan,

وفي رواية على البحر، ومعناه أن مركزه البحر

فالصحيح حمله على ظاهره…. وضع عرضه على الماء

“Di riwayat yang lain di atas laut, yaitu markasnya (kerajaannya) di lautan. Yang shahih adalah kita pahami hadits ini sesuai dengan dzahirnya dan meletakknya singgasananya di atas air.” [Mir’atul mafatih 1/149]

Copyright © 2024 muslim.or.id

Hadis di atas menggambarkan kepada kita bahwa prestasi tertinggi setan adalah mampu membuat sepasang suami-istri bercerai. Oleh karenanya, penting bagi kita untuk mengetahui hal-hal yang dapat menjembatani setan menguasai hawa nafsu kita yang dapat memicu perceraian dalam rumah tangga. Mudah-mudahan, dengan izin Allah Ta’ala, kita memperoleh petunjuk untuk dapat segera mendeteksi bahwa kita sedang berada dalam kondisi-kondisi di mana setan dapat menunggangi kita sehingga segala potensi buruk dapat dihindari.

Copyright © 2024 muslim.or.id

***********************************************

Perang Iblis dan Manusia

Tidak ada sosok yang secara terang-terangan menyatakan diri menjadi musuh manusia, selain Iblis. Untuk itu, Allah sering ingatkan manusia untuk menjadikannya sebagai musuh

إِنَّ الشَّيْطَانَ لِلْإِنْسَانِ عَدُوٌّ مُبِينٌ

”Sesungguhnya setan musuh paling terang-terangan bagi manusia.” (QS. Yusuf: 5).

“Dari Jabir, Nabi ‘alaihis shalatu was salam bersabda,

إِنَّ إِبْلِيسَ يَضَعُ عَرْشَهُ عَلَى الْمَاءِ، ثُمَّ يَبْعَثُ سَرَايَاهُ، فَأَدْنَاهُمْ مِنْهُ مَنْزِلَةً أَعْظَمُهُمْ فِتْنَةً

“Sesungguhnya iblis singgasananya berada di atas laut. Dia mengutus para pasukannya. Setan yang paling dekat kedudukannya adalah yang paling besar godaannya….’” (HR. Muslim 2813)

https://konsultasisyariah.com/21212-resensi-buku-islam-memahami-godaan-iblis.html


Al-A’masy mengatakan, “Aku menyangka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Iblis merangkul setan itu’.”

Imam al-Munawi mengatakan, “Sesungguhnya hadis ini merupakan peringatan keras, tentang buruknya perceraian. Karena perceraian merupakan cita-cita terbesar makhluk terlaknat, yaitu Iblis. Dengan perceraian akan ada dampak buruk yang sangat banyak, seperti terputusnya keturunan, peluang besar bagi manusia untuk terjerumus ke dalam zina, yang merupakan dosa yang sangat besar kerusakannya dan menjadi skandal terbanyak.” (Faidhul Qadir, 2:408).


***************************************************

Al-Munawi menjelaskan mengenai hadits ini,

إن هذا تهويل عظيم في ذم التفريق حيث كان أعظم مقاصد اللعين لما فيه من انقطاع النسل وانصرام بني آدم وتوقع وقوع الزنا الذي هو أعظم الكبائر

“Hadits ini menunjukan peringatan yang sangat menakutkan tentang celaan terhadap perceraian. Hal ini merupakan tujuan terbesar (Iblis) yang terlaknat karena perceraian mengakibatkan terputusnya keturunan. Bersendiriannya (tidak ada pasangan suami/istri) anak keturunan Nabi Adam akan menjerumuskan mereka ke perbuatan zina yang termasuk dosa-dosa besar yang paling besar menimbulkan kerusakan dan yang paling menyulitkan” 

[Faidhul Qadiir II/408]



***************************************************


Monday, May 27, 2024

MUSNAD AHMAD 18767 : MANUSIA TETAP DIBERI REZEKI WALAUPUN DERHAKA & BUAT MAKSIAT

مسند الكوفيين
حديث أبي موسى الأشعري رضي الله تعالى عنه

مسند أحمد ١٨٧٦٧

حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ عَنْ سُفْيَانَ عَنِ الْأَعْمَشِ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِي مُوسَى عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا أَحَدٌ أَصْبَرَ عَلَى أَذًى يَسْمَعُهُ مِنْ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ يَدْعُونَ لَهُ وَلَدًا وَيُعَافِيهِمْ وَيَرْزُقُهُمْ

KITAB MUSNAD PENDUDUK KUFFAH
Bab Hadis Abu Musa Al Asy'ari Radliyallahu ta'ala 'anhu


Telah menceritakan kepada kami Abdurrahman dari Sufyan dari Al A'masy dari Sa'id bin Jubair dari Abu Abdurrahman dari Abu Musa dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: 

"Tidak ada yang lebih sabar atas suatu hinaan daripada Allah 'azza wajalla. Mereka mengaku-ngaku bahwa Allah punya anak (iaitu kaum Kristian), namun Allah tetap memberi mereka kesehatan dan rezeki."

ISNAD SAHIH MENURUT SYUA'IB AL-ARNA'UTH

*******************************************************************************

HADIS BERKAITAN


التوحيد
بَابُ قَوْلِ اللَّهِ تَعَالَى: {إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو القُوَّةِ المَتِينُ} [الذاريات: 58]

صحيح البخاري ٦٨٣٠

حَدَّثَنَا عَبْدَانُ عَنْ أَبِي حَمْزَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ السُّلَمِيِّ عَنْ أَبِي مُوسَى الْأَشْعَرِيِّ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا أَحَدٌ أَصْبَرُ عَلَى أَذًى سَمِعَهُ مِنْ اللَّهِ يَدَّعُونَ لَهُ الْوَلَدَ ثُمَّ يُعَافِيهِمْ وَيَرْزُقُهُمْ

KITAB TAUHID
Bab Firman Allah Ta'ala: {Dialah (Allah) sang pemberi rezeki yang memiliki segala kekuatan}


Telah menceritakan kepada kami 'Abdan dari Abu Hamzah dari Al A'masy dari Sa'id bin Jubair dari Abu 'Abdurrahman assulami dari Abu Musa Al asy'ari berkata: "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak ada seorang pun yang lebih bersabar atas gangguan yang didengarnya daripada Allah, ada manusia mengaku Allah mempunyai anak (yaitu orang nashrani), namun Allah masih juga memberi mereka kesehatan dan rezeki."


Oneness, Uniqueness of Allah (Tawheed)
Chapter: “Verily Allah is the All-Provider, Owner of Power, the Most Strong.”


The Prophet (ﷺ) said, "None is more patient than Allah against the harmful and annoying words He hears (from the people): They ascribe children to Him, yet He bestows upon them health and provision .

In-book reference : Book 97, Hadith 8
USC-MSA web (English) reference : Vol. 9, Book 93, Hadith 475
(deprecated numbering scheme)

*************************************************************************


صفة القيامة والجنة والنار
لا أحد أصبر على أذى من الله عز وجل

صحيح مسلم ٥٠١٧

و حَدَّثَنِي عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ جُبَيْرٍ عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ السُّلَمِيِّ قَالَ قَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ قَيْسٍ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا أَحَدٌ أَصْبَرَ عَلَى أَذًى يَسْمَعُهُ مِنْ اللَّهِ تَعَالَى إِنَّهُمْ يَجْعَلُونَ لَهُ نِدًّا وَيَجْعَلُونَ لَهُ وَلَدًا وَهُوَ مَعَ ذَلِكَ يَرْزُقُهُمْ وَيُعَافِيهِمْ وَيُعْطِيهِمْ

KITAB SIFAT HARI KIAMAT, SURGA DAN NERAKA
Bab Tidak ada yang lebih sabar dalam menerima gangguan selain Allah


Telah menceritakan kepadaku Ubaidullah bin Sa'id telah menceritakan kepada kami Abu Usamah dari Al A'masy telah menceritakan kepada kami Sa'id bin Jubair dari Abu 'Abdurrahman assulami berkata: Abdullah bin Qais berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: " Tidak ada siapa pun yang lebih bersabar atas gangguan yang ia dengar melebihi Allah Ta'ala, mereka membuat tandingan untuknya dan menganggapNya punya anak, meski demikian Ia memberi mereka rezeki, memaafkan dan memberi mereka."


Characteristics of the Day of Judgment, Paradise, and Hell
Chapter: The Disbelievers


Abdullah b. Qais reported from Allah's Messenger (ﷺ) that none is more forbearing in listening to the most irksome things than Allah, the Exalted. They associate rivals with him, attribute sonhood to Him, but in spite of this He provides them sustenance, grants them safety, confers upon them so many things.

Reference : Sahih Muslim 2804c
In-book reference : Book 52, Hadith 36
USC-MSA web (English) reference : Book 39, Hadith 6732
(deprecated numbering scheme)


**************************************************************************

Kita selalu durhaka dan bermaksiat, namun Allah masih menyayangi kita karena tetap masih diberi rezeki.



لَيْسَ أَحَدٌ – أَوْ لَيْسَ شَىْءٌ – أَصْبَرَ عَلَى أَذًى سَمِعَهُ مِنَ اللَّهِ ، إِنَّهُمْ لَيَدْعُونَ لَهُ وَلَدًا ، وَإِنَّهُ لَيُعَافِيهِمْ وَيَرْزُقُهُمْ

“Tidak ada sesuatu pun yang lebih sabar dari bentuk disakiti yang ia dengar selain Allah. Mereka menyatakan bahwa Allah memiliki anak. Meski demikian, Allah masih memaafkan mereka dan tetap memberikan mereka rezeki.” (HR. Bukhari no. 6099 dan Muslim no. 2804, dari Abu Musa). Demikian pelajaran dari Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim karya Ibnu Katsir rahimahullah.

Namun tetap perkataan “Allah itu punya anak” adalah mungkar.

Ibnu Katsir menyatakan,

وأنه لا إله إلا هو، وأنه لا شريك له، ولا نظير له ولا ولد له، ولا صاحبة له، ولا كفء له، بل هو الأحد الصمد:

وفي كُلّ شَيءٍ له آيةٌ … تَدُل على أنه واحِدُ …

“Tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya, tidak ada yang serupa dengan-Nya. Allah tidaklah memiliki anak dan istri. Tidak ada yang semisal dengan-Nya. Allah itu Al Ahad Ash Shomad (Maha Esa dan semua makhluk bergantung pada-Nya).

Pada segala sesuatu terdapat ayat (tanda kuasa Allah), itu semua menunjukkan Allah itu Esa.” Demikian dinukil dari Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim.

Monday, May 20, 2024

MUSNAD AHMAD 7594 : ROH - ROH SEPERTI TENTERA/PERAJURIT YANG BERKELOMPOK,SALING MENGENAL DAN RAPAT ATAU SALING BERMUSUH DAN BERSELISIH



باقي مسند المكثرين
مسند أبي هريرة رضي الله عنه

مسند أحمد ٧٥٩٤

حَدَّثَنَا يَزِيدُ أَخْبَرَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ عَنْ سُهَيْلِ بْنِ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْأَرْوَاحُ جُنُودٌ مُجَنَّدَةٌ فَمَا تَعَارَفَ مِنْهَا ائْتَلَفَ وَمَا تَنَاكَرَ مِنْهَا اخْتَلَفَ

KITAB SISA MUSNAD SAHABAT YANG BANYAK MERIWAYATKAN HADITS
Bab Musnad Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu


Telah menceritakan kepada kami Yazid telah mengabarkan kepada kami Hammad bin Salamah dari Suhail bin Abu Shalih dari bapanya dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Roh-roh itu seperti tentara yang berkelompok-kelompok, jika saling mengenal maka akan bersatu namun jika saling mengingkari maka akan berselisih."

ISNAD SAHIH MENURUT SYUA'IB AL-ARNA'UTH


Hadis Berkaitan:


باقي مسند المكثرين
مسند أبي هريرة رضي الله عنه

مسند أحمد ١٠٤٠٤

حَدَّثَنَا عَبْدُ الصَّمَدِ وَحَسَنُ بْنُ مُوسَى قَالَا حَدَّثَنَا حَمَّادٌ عَنْ سُهَيْلٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْأَرْوَاحُ جُنُودٌ مُجَنَّدَةٌ فَمَا تَعَارَفَ مِنْهَا ائْتَلَفَ وَمَا تَنَاكَرَ مِنْهَا اخْتَلَفَ

KITAB SISA MUSNAD SAHABAT YANG BANYAK MERIWAYATKAN HADITS
Bab Musnad Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu


Telah menceritakan kepada kami Abdush Shamad dan Hasan bin Musa berkata telah menceritakan kepada kami Hammad dari Suhail dari bapanya dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam: "Para roh itu ibarat prajurit yang bermacam-macam, jika saling mengenal mereka akan menjadi akrab, dan jika saling bermusuhan maka mereka akan saling berselisih."

ISNAD SAHIH MENURUT SYUA'IB AL-ARNA'UTH

************************************************************************


البر والصلة والآداب
الأرواح جنود مجندة

صحيح مسلم ٤٧٧٣

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ يَعْنِي ابْنَ مُحَمَّدٍ عَنْ سُهَيْلٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْأَرْوَاحُ جُنُودٌ مُجَنَّدَةٌ فَمَا تَعَارَفَ مِنْهَا ائْتَلَفَ وَمَا تَنَاكَرَ مِنْهَا اخْتَلَفَ

KITAB BERBUAT BAIK, MENYAMBUT SILATURAHMI DAN ADAB
Bab Ruh itu berkelompok-kelompok


Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id: Telah menceritakan kepada kami 'Abdul 'Aziz yaitu Ibnu Muhammad dari Suhail dari Bapanya dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Roh-roh itu seperti prajurit yang berkelompok-kelompok, jika saling mengenal mereka akan menjadi akrab, dan jika saling bermusuhan maka mereka akan saling berselisih."


كتاب البر والصلة والآداب
The Book of Virtue, Enjoining Good Manners, and Joining of the Ties of Kinship

Chapter: Souls Are Like Conscripted Soldiers
باب الأَرْوَاحِ جُنُودٌ مُجَنَّدَةٌ ‏ ‏

Abu Huraira reported Allah's Messenger (ﷺ) Saying:
Souls are troops collected together and those who familiarised with each other (in the heaven from where these come) would have affinity, with one another (in the world) and those amongst them who opposed each other (in the Heaven) would also be divergent (in the world).

Reference : Sahih Muslim 2638a
In-book reference : Book 45, Hadith 204
USC-MSA web (English) reference : Book 32, Hadith 6376
(deprecated numbering scheme)


************************************************************************************


الأدب
من يؤمر أن يجالس

سنن أبي داوود ٤١٩٤

حَدَّثَنَا هَارُونُ بْنُ زَيْدِ بْنِ أَبِي الزَّرْقَاءِ حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا جَعْفَرٌ يَعْنِي ابْنَ بُرْقَانَ عَنْ يَزِيدَ يَعْنِي ابْنَ الْأَصَمِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ يَرْفَعُهُ قَالَ الْأَرْوَاحُ جُنُودٌ مُجَنَّدَةٌ فَمَا تَعَارَفَ مِنْهَا ائْتَلَفَ وَمَا تَنَاكَرَ مِنْهَا اخْتَلَفَ

KITAB ADAB
Bab Orang yang layak dijadikan teman


Telah menceritakan kepada kami Harun bin Zaid bin Abu Az Zarqa berkata: telah menceritakan kepada kami Ayahku berkata: telah menceritakan kepada kami Ja'far -maksudnya Ja'far bin Burqan- dari Yazid -maksudnya Yazid bin Al Asham- dari Abu Hurairah dan ia memarfu'kannya, ia berkata: "Ruh-ruh itu seperti tentara yang bersenjata, mereka yang saling mengenal maka akan bersatu, dan yang bertentangan maka akan bercerai-berai."

SAHIH MENURUT NASIRUDDIN AL ALBANI


كتاب الأدب
General Behavior (Kitab Al-Adab)

Chapter: With whom we are ordered to accompany
باب مَنْ يُؤْمَرُ أَنْ يُجَالَسَ

Abu Hurairah reported the Prophet (ﷺ) as saying:
The spirits are in marshaled hosts; those who know one another will be friendly, and those who do not, will keep apart.

Grade: Sahih (Al-Albani)

In-book reference : Book 43, Hadith 62
English translation : Book 42, Hadith 4816


********************************************************************************************************************************************************

Sebenarnya, sangat mudah mengetahui seperti apa cerminan diri Anda. Cukup dengan melihat bersama siapa saja Anda sering bergaul, seperti itulah cerminan diri Anda. Kenyataan ini telah dipaparkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

الْمُؤْمِنُ مِرْآةُ (أخيه) الْمُؤْمِنِ

Seorang mukmin cerminan dari saudaranya yang mukmin

HR al-Bukhâri (al-Adabul -Mufrad no. 239) dan Abu Dâwud no. 4918 (ash-Shahîhah no. 926)

Kalau seorang biasa berkumpul dengan seseorang yang hobinya berjudi, maka kurang lebih dia seperti itu juga. Begitu pula sebaliknya, kalau dia biasa berkumpul dengan orang yang rajin shalat berjamaah, maka kurang lebih dia seperti itu.

Allah Azza wa Jalla menciptakan ruh dan menciptakan sifat-sifat khusus untuk ruh tersebut. Di antara sifat ruh (jiwa) adalah dia tidak mau berkumpul dan bergaul dengan selain jenisnya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menegaskan hakekat ini dengan bersabda:

الأَرْوَاحُ جُنُودٌ مُجَنَّدَةٌ فَمَا تَعَارَفَ مِنْهَا ائْتَلَفَ وَمَا تَنَاكَرَ مِنْهَا اخْتَلَفَ

Ruh-ruh itu bagaikan pasukan yang berkumpul (berkelompok). (Oleh karena itu), jika mereka saling mengenal maka mereka akan bersatu, dan jika saling tidak mengenal maka akan berbeda (berpisah) 

HR al-Bukhâri no. 3336 

Memilih teman yang baik adalah sesuatu yang tak bisa dianggap remeh. Karena itu, Islam mengajarkan agar kita tak salah dalam memilihnya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ

Seseorang itu tergantung pada agama temannya. Oleh karena itu, salah satu di antara kalian hendaknya memperhatikan siapa yang dia jadikan teman 

HR Abu Dâwud no. 4833 dan at-Tirmidzi no. 2378. (ash-Shahîhah no. 927)




***********************************************************************************

Al-Imam an-Nawawi berkata dalam Syarah Shahih Muslim (16/2638):
"Para ulama mengatakan bahwa maknanya mereka adalah sekelompok manusia yang berkumpul atau manusia yang bermacam-macam lagi berbeda-beda. Ruh-ruh itu saling mengenal karena suatu perkara yang Allah menciptakan ruh-ruh itu di atasnya.

Ada yang mengatakan, karena mereka dijadikan Allah di atas sifat-sifat yang saling mencocoki dan tabiat yang saling bersesuaian.

Ada yang mengatakan, karena mereka diciptakan secara bersama kemudian jasad mereka saling berpisah, sehingga yang mencocoki tabi'at yang lain, maka ia akan bersatu dengannya. Dan yang saling berjauhan tabi'atnya, maka dia akan lari dan menyelisihinya.

Al-Khaththabi dan selainnya mengatakan bahwa persatuan mereka adalah Kebahagiaan atau kesengsaraan ketika Allah menciptakan mereka pada awalnya.

Dan ruh-ruh itu terbagi menjadi dua kelompok yang saling berlawanan, jika jasad-jasad itu saling bertemu di Dunia, maka mereka akan bersatu atau berselisih sesuai dengan apa yang mereka diciptakan di atasnya, sehingga orang baik cenderung kepada orang yang baik dan orang jahat cenderung kepada orang yang jahat. والله تعالى أعلم بالصواب


https://pemancungkeliru.blogspot.com/2024/05/ruh-ruh-itu-ibarat-pasukan-yang-tersusun.html

**************************************************************************

Dalam hadits riwayat Imam Al-Bukhari rahimahullah dalam shahihnya, disebutkan bahwa Ibunda kaum mu`minin, Bunda ‘A`isyah radhiyallahu ‘anha mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

الأَرْوَاحُ جُنُودٌ مُجَنَّدَةٌ فَمَا تَعَارَفَ مِنْهَا ائْتَلَفَ وَمَا تَنَاكَرَ مِنْهَا اخْتَلَفَ

“Ruh-ruh itu (seperti) pasukan yang mengelompok, maka ruh-ruh yang saling kenal akan menjadi akrab, adapun ruh-ruh yang tidak saling kenal akan menjadi saling tidak cocok.”

Berkata Al-Khaththabi rahimahullah,

يحتمل أن يكون إشارة إلى معنى التشاكل في الخير والشر والصلاح والفساد، وأن الخيِّر من الناس يحن إلى شكله والشرير نظير ذلك يميل إلى نظيره فتعارف الأرواح يقع بحسب الطباع التي جبلت عليها من خير وشر، فإذا اتفقت تعارفت، وإذا اختلفت تناكرت.

“Kemungkinan maknanya adalah hal ini merupakan isyarat kepada kesesuaian tipe, baik dalam kebaikan maupun dalam keburukan, baik dalam kebaikan maupun kerusakan. Bahwa orang yang baik itu rindu kepada orang yang setipe dengannya. Demikian pula orang yang buruk hatinya suka kepada orang yang semisalnya (pula). Jadi, saling kenalnya antar ruh itu terjadi sesuai dengan tabiat yang ada pada mereka, baik (ruh) yang baik maupun (ruh) yang buruk. Maka jika ruh-ruh tersebut setipe, menjadi saling kenal (akrab)lah mereka. Namun, jika mereka tidak setipe, maka mereka tidak saling cocok (tidak akrab).”

Sumber: 
Copyright © 2024 muslim.or.id


****************************************************************************


Al-Khoththobi rahimahullah berkata :

على معنى التشاكل في الخير والشر والصلاح والفساد، وأن الخير من الناس يحن إلى شكله والشرير نظير ذلك يميل إلى نظيره، فتعارف الأرواح يقع بحسب الطباع التي جُبلت عليها من خير وشر، فإذا اتفقت تعارفت، وإذا اختلفت تناكرت

“Bisa jadi bermakna isyarat atas kesamaan dalam hal kebaikan dan kejelekan serta perbaikan dan kerusakan. dan bahwasanya manusia yang baik akan rindu kepada jenisnya (yang baik pula), sedangkan yang jelek dan semisal itu maka akan condong kepada yang sejenisnya pula. Para ruh akan saling mengenal, sehingga akan hinggap sesuai dengan tabiat yang telah diciptakan di atasnya dari kebaikannya maupun kejelekannya, maka apabila telah cocok maka akan saling mengenal, dan apabila berbeda maka akan saling mengingkari.” (nukilan Al-Fath, juz 3, Halaman 199)

Jika kita lihat maka akan sering kita dapati :
• Jiwa yang berusaha berjihad dijalan Allah maka akan senang berkumpul dengan jiwa-jiwa yang berjihad dijalan Allah..
• Jiwa yang suka berderma dan baik hati akan cinta kepada yang semisalnya dan akan merasa condong kepadanya.
• Begitu pula jiwa yang berlebihan memandang dunia dalam kehidupan ini, dia pun akan merasa nyaman, dan condong kepada jiwa yang setipe dengannya..
• Sedangkan jiwa yang tidak baik akan berkawan dengan yang sejenis dan akan condong kepadanya serta akan menjauh dari setiap jiwa yang berlawanan dengannya.

Qatadah rahimahullah berkata :
“Sesungguhnya kami, demi Allah belum pernah melihat seseorang menjadikan teman buat dirinya kecuali yang memang menyerupai dia maka bertemanlah dengan orang-orang yang shalih dari hamba-hamba Allah agar kamu digolongkan dengan mereka atau menjadi seperti mereka.” (Al Ibanah 2/477 nomor 500)

Penyusun | Abdullah bin Suyitno (عبدالله بن سيتن)
Disusun 1 Rabiul Tsani 1440 H / 9 Desember 2018



Saturday, May 18, 2024

MUSNAD AHMAD 13310 (3:266) : AMALAN PARA SAHABAT TIADA TANDINGAN, JANGAN MENCELA SAHABAT NABI [KHALID BIN AL WALID "BERTENGKAR" DENGAN ABDUR RAHMAN BIN AUF]


باقي مسند المكثرين
مسند أنس بن مالك رضي الله عنه

مسند أحمد ١٣٣١٠

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ الْمَلِكِ حَدَّثَنَا زُهَيْرٌ حَدَّثَنَا حُمَيْدٌ الطَّوِيلُ عَنْ أَنَسٍ قَالَ كَانَ بَيْنَ خَالِدِ بْنِ الْوَلِيدِ وَبَيْنَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ كَلَامٌ فَقَالَ خَالِدٌ لِعَبْدِ الرَّحْمَنِ تَسْتَطِيلُونَ عَلَيْنَا بِأَيَّامٍ سَبَقْتُمُونَا بِهَا فَبَلَغَنَا أَنَّ ذَلِكَ ذُكِرَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ دَعُوا لِي أَصْحَابِي فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَوْ أَنْفَقْتُمْ مِثْلَ أُحُدٍ أَوْ مِثْلَ الْجِبَالِ ذَهَبًا مَا بَلَغْتُمْ أَعْمَالَهُمْ

KITAB SISA MUSNAD SAHABAT YANG BANYAK MERIWAYATKAN HADITS
Bab Musnad Anas bin Malik Radliyallahu 'anhu


Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Abdul Malik telah menceritakan kepada kami Zuhair telah menceritakan kepada kami Humaid At Thawil dari Anas berkata: Telah terjadi adu mulut antara Khalid bin Al Walid dengan Abdur Rahman bin 'Auf. Lalu Khalid berkata kepada Abdur Rahman bin 'Auf, "Sungguh anda merasa lebih unggul terhadapku karena anda lebih dahulu masuk Islam sekian hari sebelum ku, anda harus tahu, aku telah mendengar berita bahwa kasus ini sudah sampai ke nabi shallalahu'alaihi wasallam lalu beliau bersabda: "Biarkan saja para sahabat ku, demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, seandainya kalian menginfaqkan emas segunung Uhud, atau emas sebesar gunung, kalian tidak akan bisa menyamai amalan mereka".

ISNAD SAHIH MENURUT SYUA'IB ARNAUTH


*************************************************

Jangan cela sahabat Nabi

Diriwayatkan dari Anas radhiyallahu ‘anhu, ia mengatakan,

كَانَ بَيْنَ خَالِدِ بْنِ الْوَلِيدِ وَبَيْنَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ كَلاَمٌ فَقَالَ خَالِدٌ لِعَبْدِ الرَّحْمَنِ تَسْتَطِيلُونَ عَلَيْنَا بِأَيَّامٍ سَبَقْتُمُونَا بِهَا. فَبَلَغَنَا أَنَّ ذَلِكَ ذُكِرَ لِلنَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ « دَعُوا لِى أَصْحَابِى فَوَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لَوْ أَنْفَقْتُمْ مِثْلَ أُحُدٍ أَوْ مِثْلَ الْجِبَالِ ذَهَباً مَا بَلَغْتُمْ أَعْمَالَهُمْ

“Saat itu terjadi pembicaraan kurang harmonis antara Khalid bin Walid dengan ‘Abdurrahman bin ‘Auf, hingga Khalid berkata kepada ‘Abdurrahman, “Kalian bersikap sombong terhadap kami terkait peristiwa-peristiwa yang lebih dahulu kalian alami daripada kami!” Kejadian itu pun disampaikan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka beliau bersabda, “Demi yang jiwaku di tangan-Nya, seandainya kalian menginfakkan emas sebesar gunung Uhud (atau seperti gunung), maka kalian tetap tidak mampu menyamai amal-amal mereka.” 

(HR. Ahmad, 3:266. Syaikh Syuaib Al-Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini sahih).